SEBELAS

3 2 0
                                    

~~•Happy Reading•~~

Hari ini Raya sudah kembali masuk sekolah. Sejak di gerbang, dirinya sudah disambut oleh sapaan khas seorang Imel. Melihat sahabatnya itu bersikap seperti biasa, membuat dirinya merasa lega.

"Setelah pulang sekolah, ke bioskop, yuk," ajak Imel. "Ada film yang pengen banget gue tonton. Temenin, ya," bujuknya.

Melihat Imel yang mengeluarkan puppy eyes-nya, membuat Raya merasa tak tega untuk menolak. Lagi pula dirinya juga sudah lama tak ke bioskop. "Oke," ucapnya.

Imel lantas memeluk Raya karena menerima ajakannya, lalu menggandeng sahabatnya itu untuk masuk kelas.

"Sudah sembuh, Ray?" tanya Ken saat berpapasan dengan Raya dan Imel di depan kelas. Pertanyaannya dibalas anggukan oleh Raya.

Sejak dari ambang pintu hingga duduk di kursinya, tatapan Elsa tak pernah lepas dari Raya. Raut wajahnya sungguh sulit diartikan.

"Lo mau ngajak Sena juga?" tanya Raya.

"Kalau dia mau ikut ya gak papa," jawab Imel. Ia sibuk mengeluarkan seragam olahraganya. "Gak mau ganti baju?" tanyanya.

"Ah, iya," ucap Raya. Ia pun menyusul Imel yang sudah pergi duluan menuju ruang ganti.

Kini suasana di tengah lapangan nampak ramai dengan siswa yang sudah berbaris rapi. Mereka hendak melakukan pemanasan.

Setelah melakukan pemanasan, Pak Joko menginstruksikan mereka untuk berolahraga sendiri karena memang dirinya ada rapat dengan beberapa guru lainnya.

"Gak usah ikut olahraga dulu kalau memang belum kuat," saran Ken.

"Tapi gue pengen ikutan," ucap Raya. Setelah beberapa hari hanya beristirahat, membuat badannya sedikit kaku.

Ken pun hanya mengangguk. Ia beranjak meninggalkan Raya menuju teman-temannya yang hendak bermain futsal.

"Imel, gue ke toilet dulu, ya," pamit Raya. Ia langsung pergi saat melihat Imel mengangguk.

Setelah dari toilet, Raya sempat berhenti. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. Helaan napas terdengar bersamaan dengan dirinya yang menyandar ke tembok.

"Ternyata cara ngelampiasin rasa kesal lo itu murahan juga, ya," cerca Raya. Untuk kesekian kalinya ia harus melihat aksi Elsa yang sedang mem-bully Hana.

Elsa tak menanggapi perkataan Raya dan memilih pergi. Ia malas beradu mulut dengan teman sekelasnya itu.

"Lo gak mau ke lapangan?" celetuk Raya yang melihat Hana tetap diam di lantai. Ia memilih pergi saat orang di hadapannya itu tak merespon.

Sesampainya di lapangan, Raya langsung menuju tempat penyimpanan bola. Ia hendak bermain basket. "Akh," pekiknya tiba-tiba.

"Sorry," ucap Elsa.

Melihat ekspresi Elsa, Raya bisa menebak jika ini disengaja. Ia pun mengambil bola voli yang baru saja mengenai lengan kanannya dan hendak melayangkannya kembali kepada Elsa.

Kekehan Raya terdengar saat mendapati Elsa berusaha melindungi dirinya sendiri. Padahal ia tak jadi melemparkan bola voli tersebut. Senyum menyeringainya tercetak ketika melihat Elsa kesal. Ia buang bola voli di tangannya ke seberang lapangan, lalu beranjak dengan langkah ringan.

"Mau tanding?"

Raya menoleh saat mendengar suara seseorang. "Ngapain di sini?" tanyanya.

"Gue di sini sebagai utusan Pak Joko untuk mengawasi kalian," jawab Sena.

KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang