Terima kasih buat yang udah support cerita ini walaupun masih banyak kekurangan ☺️
Ada typo tandai, yagess
Happy reading ♥️****
Hampir pukul 7 malam, tapi Aluna belum pulang. Ini yang ke-3 kalinya Stella mengintip dari jendela, memastikan apakah Aluna sudah berada di depan. Nyatanya, di halaman tak ada siapapun. Chat yang dia kirimpun tidak dibalas, hanya centang satu.
"Lo ngapain di sini?" tanya Bayu heran saat melihat Stella mondar mandir di ruang depan.
"Gue nunggu Luna. Dia belum pulang."
"Kemana?"
"Jalan sama crush."
Hanya ber'oh' saja, kemudian Bayu pergi ke dapur.
Kembali Stella mengintip, dan kali ini Aluna ada di sana. Tak sabar mendengarkan cerita dari kembarannya. Pasti menyenangkan. Stella jadi ikut senang.
Aluna melambaikan tangan pada Elio usai mengatakan terima kasih dan hati-hati, dengan senyum tak luntur dia masuk ke rumah.
Baru membuka pintu, pertanyaan Stella mengagetkannya "Gimana-gimana? Lo udah didor sama dia?" Aluna hanya mengelus dada. Yang jalan siapa, yang bersemangat siapa.
"Mati kalau gue ditembak."
"Bukan gitu."
Aluna terkekeh, berniat langsung ke kamar dan bersih-bersih, tapi Stella menahan. "Apa lagi?"
"Jelasin dulu sama gue. Lo udah ditembak dia?"
"Kepo!" Stella memanyunkan bibir. "Udah, ah. Gue capek, habis keliling."
"Habis ngepet?"
Dengan enteng Aluna menoyor pelipis kembarannya. "Kalau ngepet gue pasti ngajak lo buat jadi babinya."
"Jahat!"
Tak peduli Stella yang terus merengek, Aluna bergegas menuju kamar. Badannya gerah, ingin mandi dan ganti baju. Baru setelah itu mulai melakukan permintaan Elio, melukis cowok itu. Sebenarnya tidak susah, hanya saja mengumpulkan niat yang tidak mudah.
"Ih, cerita, dong! Gue pengen tahu!" Stella berjalan di belakang Aluna.
"Nanti, gue mau mandi dulu."
"Ish, sekarang!"
"Sabar, elah! Nanti gue cerita, tenang aja."
"Tapi gue maunya sekarang."
"Tapi gue maunya nanti!" Aluna menjulurkan lidah dan berlari menaiki tangga.
Lantaran kesal dan juga penasaran, Stella ikut berlari sambil meneriakkan nama kembarannya agar mau bercerita.
Hari sial memang tidak ada di kalender.
Karena tak hati-hati, Stella tergelincir dan jatuh dari tangga. Menggelinding sampai ke bawah.
"AAA!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Untuk Bulan
Teen Fiction"Bintang emang keren, bisa memancarkan cahaya sendiri, tapi gue suka Bulan. Lo tau? Meski Bulan punya kekurangan, dia tetap berusaha buat menerangi bumi dengan bantuan Matahari. Gue bakalan jadi Matahari buat lo, Aluna." . . . . Cover by pinterest.