6. I'm Fine

186 33 2
                                    

Ada typo tandai, ygy

****

Aluna mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya ekskul Pecinta Alam dan Sepakbola dijadikan satu di lapangan hijau. Sekarang memang jadwalnya latihan fisik, karena dilakukan dua hari sekali. Untuk persiapan lomba Napak Tilas. Biasanya, akan disuruh lari dari SMA Himawari sampai SMA lain. Berbeda dengan hari ini, para anggota disuruh lari keliling lapangan. Katanya karena mendung, takut hujan dan basah.

Lebih baik Aluna basah-basahan karena hujan daripada harus satu tempat dengan Marcel!

Mari berkenalan dengan Marcel,
cowok humoris yang merupakan teman Alan. Awalnya, Aluna biasa saja bertemu dengan Marcel. Semenjak dulu cowok itu menyebar hoax kalau Aluna berpacaran dengan Alan, gadis itu jadi kesal. Gimana tidak kesal? Setiap bertemu, pasti selalu bicara ngawur.

"Lun, tadi di kelas, Alan cerita tentang lo terus. Katanya lo makin hari makin cantik. Apalagi lo udah nggak bar-bar kayak dulu."

Tuh, kan. Mulai lagi. Bahkan, saat Aluna sedang istirahat di samping gawang, Marcel sengaja mendekat.

"Apa, sih? Nggak jelas." Aluna menatap ke arah lain sambil memijat kakinya yang pegal karena lari 50 putaran. Sesekali mengipasi wajah yang memerah.

Tak lama Alan datang, duduk di samping Marcel. "Dia sekarang pacarnya Joko."

Mata Aluna langsung membola. "Alan! Diem, lo! Nggak usah nyebar hoax!"

"Lah, bener, kan?"

Aluna memilih diam. Mau usaha seperti apapun untuk melawan Alan, cowok itu selalu menang. Menyebalkan! Harusnya dulu Aluna tidak usah mau dibantu cowok itu hingga mereka akrab sampai sekarang.

"Oh, jadi lo pacarnya Joko?" Marcel mengangguk paham.

Tambah pusing lagi Aluna sekarang.

Gadis itu menatap Alan tajam. "Awas lo!"

Bukannya merasa takut, Alan tertawa keras. Semakin membuat Aluna tambah kesal. Tak ada yang bisa dilakukan selain mendengus sebal dan mengumpat dalam hati.

"Eh, lo mau titip salam buat Joko, nggak? Nanti gue bilang ke dia."

"Gue nggak kenal dia. Berhenti bicara ngawur!"

Marcel mengernyit. "Lah, lo pacar dia, masa nggak kenal?"

"Terserah. Terseraaahhh." Aluna berdiri, lalu pergi.

"Eh, eh. Mau kemana?"

Aluna tak peduli dengan Marcel yang terus berteriak. Bisa-bisa kepalanya meledak mendengar ocehan Marcel terus.

****

Sebelum mengakhiri pertemuan ekskul, Fardan akan menyampaikan beberapa informasi dan motivasi. Dengan seksama Aluna memperhatikan ketua Pecinta Alam tersebut. Hingga tak sadar jika Rian menatap ke arahnya sejak tadi.

Tak sampai 5 menit Fardan selesai dan membubarkan anggota. Tak lupa mengingatkan untuk hati-hati di jalan dan langsung pulang.

Sekarang Aluna ingin sendiri, menghabiskan waktu tanpa orang lain. Termasuk Stella. Bahkan, dia malah menyuruh adiknya untuk tidak menjemput. Entah berapa lama dia ingin menyendiri, sampai hatinya benar-benar pulih.

Melirik jam tangan, sudah menunjukkan pukul 17.12. Sudah sangat sore, Aluna segera menuju halte agar tidak ketinggalan bis. Ditambah cuaca mendung, biasanya akan sulit mendapatkan bis.

Matahari Untuk BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang