Jangan lupa pencet bintang di bawah<3
Ada typo tandain, yagesyaakk
Happy reading ♥️****
Hari pertama kembali masuk sekolah, Aluna tidak ingin terlambat. Maka dari itu, pukul setengah 7 dia sudah selesai dan bersiap berangkat. Sebelum itu, dia menatap pantulan diri di cermin. Setelah dirasa pas, Aluna segera turun. Baru membuka pintu kamar, kehadiran Stella mengejutkannya. Kembarannya itu berdiri sambil tersenyum lebar, sangat berbeda dengan Aluna yang memasang wajah datar.
Tanpa persetujuan, Stella langsung memeluk Aluna erat. "Happy sweet seventeen, Lun!"
Hal yang seharusnya menyenangkan bagi Aluna, tapi untuk sekarang tidak. Justru dengan kasar dia menyingkirkan Stella dari pelukannya. "Apaan, sih?!"
Terlihat jelas raut terkejut dari sosok Stella. "Lun, kita ulang tahun, loh! Lo nggak mau ngucapin?"
"Nggak!"
"Lo belum maafin gue?"
"Kenapa lo nanya hal yang udah jelas jawabannya?"
Stella meringis. Aluna sangat menyeramkan. "Ya udah, nggak papa. Tapi, gue ada hadiah buat lo."
Tanpa minat Aluna hanya menatap kotak kecil yang Stella sodorkan. Dulu, dia juga selalu punya hadiah untuk Stella. Tapi sekarang, jangankan hadiah. Mengucapkan selamat ulang tahun saja tidak mau. "Gue nggak ada hadiah buat lo."
"Nggak papa lo nggak ngasih gue hadiah, yang penting gue ngasih hadiah buat lo."
"Nggak minat."
Tak mau peduli dengan Stella yang terus mengoceh, Aluna segera pergi. Paginya harus dirusak dengan kembarannya itu. Bahkan, Stella mengejar sambil meneriakkan namanya. Segera Aluna tutup telinga agar tidak budek mendadak. Juga mempercepat langkah agar tak bisa dicapai oleh Stella.
Baru membuka pintu, matanya tertuju pada kotak di teras rumah. Terbungkus rapi dengan kertas kado warna biru muda. "Ck, pasti ini dari fans Stella." Tangannya meraih hadiah itu untuk disimpan di dalam. Tapi, pergerakannya terhenti begitu saja. Dahinya mengernyit saat melihat namanya yang tertera di sana. Tertulis secara besar dengan spidol hitam. "Aluna Agatha? Buat gue?" Segera dia ambil dan membaca kembali, siapa tahu dia salah. "Lah, iya. Buat gue." Aluna celingukan ke sekitar, mencari siapa pengirim. Sepertinya tidak ada tanda-tanda apapun.
Lalu, dengan senyum yang merekah Aluna kembali masuk. Duduk di sofa ruang tamu untuk membuka hadiah. Sangat bersemangat lantaran sebelum-sebelumnya tidak ada yang pernah mengirim kado seperti itu.
Belum terbuka sepenuhnya, Aluna menemukan sebuah surat. Tidak ditulis tangan, melainkan ketikan. Tak peduli dengan hal itu, lantas dia membaca isinya.
Selamat ulangtahun yang ke 17, Aluna Agatha Vlora.
"Lah, dia tahu nama lengkap gue?"
Hadiah ini, aku berikan spesial untuk kamu. Sebenarnya, aku pengen ngasih langsung. Tapi nggak bisa. Oke, nggak papa. Yang penting kamu senang dapat hadiah ini. Aku yakin banget, sih, kalau kamu bakalan suka, haha.
Jangan lupa bahagia, ya, Aluna.
Love you<3
-A-
"Inisial A siapa, deh? Bikin pusing aja segala pakai inisial."
Tak mau memikirkan siapa pengirimnya, Aluna lanjut membuka. Sepertinya yang memberikan hadiah tahu betul dengan dia, buktinya isi dari kotak itu adalah satu paket alat lukis. Benar-benar membuat Aluna tidak habis pikir. Apakah ini dari fans-nya? Oh, tentu saja bukan. Dia bukanlah Stella yang punya banyak penggemar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Untuk Bulan
Ficção Adolescente"Bintang emang keren, bisa memancarkan cahaya sendiri, tapi gue suka Bulan. Lo tau? Meski Bulan punya kekurangan, dia tetap berusaha buat menerangi bumi dengan bantuan Matahari. Gue bakalan jadi Matahari buat lo, Aluna." . . . . Cover by pinterest.