16. Satu Permintaan

41 10 2
                                    

HALOO MANIEZZZ, GIMANA KABARNYA?

KANGEN SAMA ZEIN???

HAPPY READING MANIEZZZ 🤗💚

HAPPY READING MANIEZZZ 🤗💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"ARGHHHH!!"

Zein berteriak keras dari pinggir danau. Deru nafasnya bergemuruh. Wajahnya merah padam menahan segala gejolak amarah yang dari tadi ia pendam. Tangannya terangkat, meremas rambut hitamnya dengan kuat.

"Kenapa harus lo, Rio?! Kenapa harus lo jadi orang yang paling Cia benci nantinya?" Zein memukul batu di pinggiran danau dengan keras, membuat buku-buku tangannya berdarah.

Flashback

Zein tersenyum tipis melihat Cia yang sudah tertidur pulas. Tangannya membenarkan selimut sampai bawah leher gadis itu.

"Sleep well, sweetheart." gumam Zein di depan wajah Cia. Tak lupa mengecup kening Cia lama.

"Gue bakal bales apa yang udah Alexa lakuin ke lo." ujar Zein.

Drtt

Ponsel yang berada di saku celana Zein berbunyi. Dengan berjalan pelan, Zein keluar dari kamar Cia. Takut membuat gadis itu terbangun.

Alis Zein mengernyit heran saat nama itu tertera di layar ponselnya. Tumben sekali, batinnya.

Dengan malas, Zein memencet icon hijau. Menjawab panggilan itu.

"Halo, anakku."

Zein mendengus mendengar sapaan Rio yang sangat amat menyebalkan untuk di dengar. Sok akrab pikir Zein.

"Kenapa?" tanya Zein tanpa berbasa-basi. Ia membawa langkahnya keluar apartemen. Mencari tempat yang pas untuk berbicara dengan Rio.

"Kamu terlalu to the point, Elzein."

"Saya nggak ada waktu untuk dengerin kata nggak penting anda, Tuan Rio Terhormat. Kalau nggak ada hal penting yang mau disampaikan, lebih baik saya tutup." ujar Zein panjang lebar.

Rio terkekeh disana. "Bagaimana kabar gadismu? Sudah siuman?"

"Shit!" Zein mengumpat kasar. Meremas ponselnya dengan kuat. Sial, Rio sudah mulai mengetahui siapa Cia.

"Jangan pernah coba main-main sama dia." ujar Zein sangat dingin.

"Nggak mungkin Papa mainin mainan kamu, Zein. Dia itu masih terlalu kecil." sahut Rio dari sana.

"Buruan. Ada keperluan apa?" tanya Zein lagi, mulai geram.

"Besok malam, datang ke acara makan malam. Keluarga Alexa yang mengundang."

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang