2. SMA Wismagama

157 13 1
                                    

Kaki mungil gadis cantik itu mulai memasuki gerbang SMA Wismagama, sekolah yang katanya begitu didiam-idamkan banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki mungil gadis cantik itu mulai memasuki gerbang SMA Wismagama, sekolah yang katanya begitu didiam-idamkan banyak orang. Wismagama terkenal dengan murid-murid yang berprestasi. Berbagai cabang olimpiade dimenangkan oleh murid disini, baik itu akademik maupun non-akademik.

Gadis yang kerap disapa Cia itu cukup takjub saat melihat suasana sekolah barunya, ia yakin yang masuk sekolah ini bukan dari kalangan orang sembarangan. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi salah satu murid Wismagama. Cia berharap, semoga ini awal yang baik untuk dirinya.

"Kok gue deg-degan ya." gumam Cia. Ia mulai berjalan menyusuri koridor.

"Permisi, Kak," panggil Cia pada salah satu cowok yang sedang membaca buku. Cowok itu terlihat sangat fokus.

Cowok itu hanya menatap Cia datar, tanpa ada niat menjawab.

Buset, datar amat

Cia menggaruk tengkuknya canggung. "Anu, mau tanya, ruang kepsek dimana ya?"

Cowok itu bangkit dari duduknya. "Ikut."

Cia yang tidak mengerti hanya mengikuti arahan cowok itu. Dirinya heran sendiri, memangnya mengucapkan dua kalimat saja tidak bisa ya?

Tiba-tiba cowok itu berhenti, membuat Cia ikut memberhentikan langkahnya. Kini ia sudah berdiri didepan Schoolmaster.

"Oh ini," Ia mengangguk kepala. Tanpa mengucapkan apapun, cowok itu berlalu meninggalkan Cia. Cia yang baru menyadari langsung memanggil cowok jangkung itu. 

"MAKASIH, KAK ALFA!" teriak Cia. Ia tahu nama cowok itu karena tidak sengaja membaca nametag yang berada di atas saku kemeja putihnya.

***

"Kok lo tadi malem gak ikut, Res?"

"Nungguin ayam jantan gue bertelur."

Pletak!

"Bego!" Mereka tertawa setelahnya.

"Serius lo kenapa nggak ikut tadi malem?" tanya Arion gemas. Tadi malam, salah satu teman mereka yang bersekolah di SMA Gempita mengajak mereka balapan. Zein, Arion, Alfa dan Egi tidak menolak, justru kali ini mereka terlihat begitu semangat. Apalagi Egi yang notabene-nya suka balapan.

Rescha menghela nafas kasar. "Lo tau sendiri lah, keluarga gue kedatangan anggota baru."

"HAHAHAHA, iya ya, si Rescha harus jagain dedek kecilnya." ujar Egi meledek.

"Ck, diem lo bangsat!" kesal Rescha. "Lagian bokap nyokap gue nggak bisa nahan banget, anjing! Anak udah lima, masih aja nambah." keluhnya.

"Banyak anak banyak rezeki, Res." sahut Arion tertawa.

Dua hari yang lalu, Rescha kedatangan anggota baru di keluarganya. Sebagai anak pertama, ia tidak diberi izin oleh sang Mama hanya sekedar untuk bermain sebentar. Pasalnya, ketiga adiknya laki-laki semua, jadi ia yang disuruh menjaga adiknya yang baru lahir, Mama Rescha sengaja tidak ingin memakai jasa baby sister, katanya sih ingin mengurus anaknya sendiri.

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang