8. Devil World

140 11 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Zein memarkirkan motor besarnya di pekarangan rumah mewah. Ia menghela nafas pelan setelah turun dari motor, dengan langkah gontai kakinya mulai melangkah memasuki rumah itu. Rumah dengan halaman seluas lima hektar ini merupakan rumah paling besar se-kompleks, sangking besarnya ini memang di khususkan untuk keluarga Caesar.

Jujur saja, Zein juga sangat rindu dengan rumah yang bahkan jarang ia kunjungi ini. Namun, suasana didalamnya yang membuat Zein tidak betah berlama-lama disini. Seperti saat ini.

Prang!

"Sudah saya katakan, jangan pernah ganggu pekerjaan saya! Kamu tuli atau apa, hah?!"

Zein menatap datar kearah kedua orangtuanya. Padahal niat tadi ingin melepas rindu dengan sang Mama. Ia benci, sangat benci ketika saat diposisi seperti ini. Kalau boleh memilih, ia memilih untuk kabur saja dari negara ini, namun ada yang harus ia selesaikan.

"M-maaf." Suara lemah dengan isakan itu membuat tangan Zein mengepal. Auranya sangat mengerikan, ia berjalan cepat menuju kedua orang itu.

BUGH!

"ELZEIN!"

"SEHARUSNYA KALAU ANDA PUNYA OTAK JANGAN PERNAH LUKAI PEREMPUAN, BRENGSEK!"

BUGH!

"Zein, please, Mama mohon udah." Zein yang hendak memukul Rio Caesar—Papa Zein—lagi langsung berhenti. Ia menatap tangan putih yang memegang tangan kekarnya.

"Udah berani kamu sama saya, ya?" Rio terkekeh sinis.

"Buat apa saya takut sama manusia iblis kayak anda? Kalau nggak karna Mama nahan saya buat bunuh anda, udah dari dulu saya bunuh anda, Tuan Rio." ujar Zein penuh kebencian. Ia menatap sang Ayah dengan nyalang, seolah Rio adalah musuhnya.

"Zein, udah ya, sekarang kita duduk, Mama gapapa." Sandra Agatha Caesar-Mama Zein-mencoba menenangkan anaknya. Mengelus pundak Zein dengan sayang, dan ya, Zein berhasil mengendalikan emosinya.

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang