17. Makan Malam

39 8 6
                                    

RESCHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RESCHA

***

BUGH!

Bogeman mentah itu mendarat sempurna di pipi kanan Rescha. Alfa menetralkan nafasnya yang mulai tidak teratur. Menatap nyalang Rescha.

"Nggak usah asal nuduh kalo lo sendiri nggak tau yang sebenernya." ucap Alfa datar.

Rescha terkekeh sinis. "So, gue tanya sama lo, ada perlu apa lo kesitu? Lo tau itu jalan udah jadi tanda merah dari Xander. Ada keperluan apa lo kesana?" tanya Rescha. "Lagian kalo alasan karna lewat aja, gue rasa itu nggak masuk akal. Jalan itu di ujung gang. Nggak mungkin karna lewat aja kan?"

"Lo nggak bisa asal nuduh gitu aja, Res." ujar Arion menengahi perkelahian Rescha dan Alfa.

"Nggak mungkin juga Alfa bisa ngelakuin hal keji gitu." timpal Egi.

"Nggak mungkin? Kenapa nggak mungkin? Semuanya bakal mungkin kalo orang itu menghalalkan segala cara untuk bales dendamnya." ujar Rescha.

"Bales dendam? Emangnya gue ada dendam apa sama kalian?"

Skak. Rescha mengumpat kasar.

"Emangnya gue tau kalo lo ada dendam sama anak Xander?" elak Rescha cepat.

"Kenapa lo ngomong gitu dan seolah tau semuanya, Bang?" sahut Tama.

Oke. Semuanya mulai menyudutkan Rescha. Rescha menghela nafas kasar. Menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Gue cuma nebak. Kenapa lo semua justru menyudutkan gue?"

Zein menghela nafas kasar. Mereka berargumen namun belum tentu ada yang benar. "Gue nggak bisa asal nuduh juga. Dan untuk hari itu, gue cuma ngomong aja kan? Ada unsur gue nuduh Alfa?" ujar Zein.

"Emangnya waktu itu lo ngapain kesana, Al?" tanya Egi pada Alfa.

"Ada perlu." sahut Alfa begitu tenang.

"Perlu sama mereka buat kerja sama?" kekeh Rescha sinis.

"Lo tau keperluan gue apa?" tanya Alfa balas menatap Rescha dengan sinis.

"Stop, guys, ini bukan waktunya saling tuduh menuduh. Kita lagi coba cari tau. Tama cuma ngomong kira-kira postur badan orang itu kaya kalian, dia ngomong gitu bukan berarti nuduh kalian kan?" ujar Arion menengahi.

Rescha mendengus, Alfa hanya bisa menghela nafas pelan.

"Kita bakal cari tau pelan-pelan. Nggak bakal ada kejadian kaya gini lagi. Saling tuduh menuduh tanpa ada kebenarannya." sambung Arion.

Zein berdiri. "Biar gue dan Tama yang cari tau besok." Zein menatap Arion. "Lo koordinir keadaan sekitar markas. Awasi mereka yang gerak-geriknya mencurigakan." ujar Zein pada Arion. Arion mengangguk cepat mendengar perintah dari sang Ketua.

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang