18 tahun yang lalu.
Senyuman lebar terpatri begitu indah di kedua sudut gadis cantik yang sedang duduk di bangku taman. Ia melirik ponselnya kembali. Beberapa menit yang lalu ia mengabarkan kepada sang Abang akan memperkenalkan seseorang. Sang Abang yang tidak tahu siapa hanya bisa mengiyakan.
"Maaf ya nunggu lama."
Gadis itu mendongak. Kemudian ia menggeleng. "Aku juga baru sampe kok."
Laki-laki itu—orang yang baru saja menghampiri gadis itu—tersenyum hangat, mengusak puncak kepala gadis di depannya.
"Tadi mau ngomong apa suruh aku cepet-cepet?" tanyanya.
"Aku mau kenalin kamu ke Abang. Kamu mau kan?"
Laki-laki bergeming sesaat. Netranya menatap tak percaya pada gadis didepannya ini.
"Kamu serius? Nanti kalau Abang kamu nggak restuin kita gimana?" tanyanya. Yang dia tahu mengenai Abang sang kekasih, seseorang yang sangat keras sampai-sampai adiknya sendiri tidak diperbolehkan untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Itulah yang dia ketahui tentang Abang gadisnya, itupun dari cerita gadis itu sendiri.
Gadis itu tersenyum. "Abangku baik kok, pasti dia restuin hubungan kita."
"Tapi aku takut,"
Tangan gadis itu menuntunnya untuk duduk dibangku. Ia menggenggam tangan besar itu dengan lembut. "Rio, kita udah punya hubungan selama tiga tahun lamanya. Umur kita juga udah seharusnya menuju ke jenjang yang lebih serius. Emangnya kamu mau hubungan kita gini-gini aja? Dan lagi, aku nggak bisa nutupin hubungan tiga tahun kita sama Abangku sendiri. Apalagi sekarang yang aku punya cuma dia." jelas gadis itu.
Rio—laki-laki itu—menggeleng lemah. "Aku juga pengen nikah sama kamu, Gina. Tapi kalau nantinya Abang kamu nggak restuin hubungan kita gimana?"
"Kamu percaya aku, aku pasti bisa bujuk Abang supaya restuin hubungan kita. Lagian, Abangku nggak sejahat itu buat hancurin kebahagiaan adiknya sendiri," Gina mengelus telapak tangan Rio. "Kita hadapi semuanya sama-sama, ya."
Gina dan Rio sudah berdiri didepan rumah sederhana. Tautan tangan mereka begitu erat. Rio yang tak pernah gugup pun sampai gugup bukan main hanya karena ingin bertemu dengan salah satu keluarga sang kekasih. Rio yang dulunya sering di operasi karena sering ikut tawuran dan sering membunuh orang tidak pernah segugup ini, kenapa hanya bertemu dengan sesama manusia dan satu gender, Rio harus gugup?
"Ayo,"
Tok
Tok
TokSama sekali tidak ada sahutan dari dalam. Gina celingukan mencari keberadaan sang Abang.
Tok
TokCeklek
Pintu terbuka, menampilkan laki-laki dewasa dengan perawakan gagah dan rapi yang sudah berdiri didepan pintu. Gina tersenyum hangat, berbeda dengan Rio yang langsung berubah ekspresi karena menatap seseorang didepan ini.
"Gina pulang, Bang." Dengan sopan, Gina menyalimi tangan sang Abang.
"Masuk!"
Suara bentakan itu membuat Gina dan Rio terpenjat. Sebelum Gina membuka suara untuk mengajak Rio masuk, suara Abangnya kembali terdengar.
"Kamu aja yang masuk, biarin dia diluar."
"Loh Bang? Nggak sopan, kalo mau bicara didalam aja." ujar Gina tak terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELZEIN
Ficção Adolescente[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ] BANYAK MENGANDUNG KATA KASAR, JANGAN DI TIRU YAA!! Kisah ini hanya menceritakan tentang seorang Elzein Mahardika Caesar yang begitu tertarik dengan gadis bernama Alicia Anastasia Mahessa. Cia tak pernah menyangka saat ia...