27. Alasan Rio

25 5 8
                                    

udah lama banget ngga nyapa lapak ini😭
haiii semuaa, maaf yaa elzein lama munculnya. itu dikarenakan di rl kemarin saya super sibuk banget. terus pas mau nulis abis kesibukannya mulai mereda, malah stuck ide😩 jadinya harus coba buat mikir lagi supaya nemu idee

sebelum baca, alangkah baiknya untuk memencet tombol bintang paling bawah yaa😉😉

happy reading maniezzz 💚💚💚

happy reading maniezzz 💚💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

"CIANJAYYYYY!!"

Cia yang sedang menulis catatan dari papan tulis langsung menutup telinganya rapat-rapat. Ia menatap kesal kearah sumber suara yang baru saja memanggilnya.

"Berisik! Gue lagi belajar!" sungut Cia kesal.

Yang membuat keributan justru hanya bisa menyengir. "Ayo ke kantin, lo nggak laper?"

"Lo duluan aja, ntar gue nyusul." ucap Cia tanpa mengalihkan pandangannya dari papan tulis.

Geby hanya mengedikkan bahu saja. "Jangan nggak nyusul lo! Gue sama Fiola tungguin di kantin biasa. Mau pesen sesuatu nggak?" tanya Geby.

"Kaya biasanya aja, By. Ini bentar lagi kelar."

Geby mengacungkan jempolnya pada Cia, bergegas menuju kantin. Sedangkan Fiola, gadis itu sudah duluan ke kantin mencari tempat duduk. Mengingat ramainya murid, mereka takut tidak kebagian tempat. Kenapa Cia terlambat mencatat, karena dikelas Cia menjabat sebagai sekretaris. Jadi, Cia harus mencatat untuk temannya dari buku ke papan tulis. Belum lagi dirinya menyalin ke bukunya sendiri.

"Kalian udah denger gosip Kak Rescha sama Cia pacarnya Kak Zein belum?"

Geby yang semulanya sedang berjalan santai langsung memberhentikan langkahnya. Matanya memicing saat tak sengaja mendengar percakapan beberapa siswi yang sedang berkumpul di depan kelas.

"Belum, emangnya kenapa?"

Karena Geby ini orangnya kepo akut, ia memilih bersembunyi dibalik tembok ujung koridor. Menguping pembicaraan dari siswi-siswi itu.

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang