11. Ekskul

52 11 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAII MANIEZZZ 💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAII MANIEZZZ 💚💚

P KBR?

SEBELUM BACA PART INI, BERDOA DULU YAAA

HAPPY READING CINTAHHHH💚💚

***

Srett

Plak!

BUGH!

"ARGHH!"

Tidak ada yang bisa Tegar lakukan selain berteriak kesakitan. Seluruh tubuhnya terasa seperti dicabik habis-habisan. Ia memegang jari tangannya yang sudah tidak ada. Punggung dan kakinya sudah berdarah akibat cambukan dari Zein.

Zein mengusap pisau tajam yang selalu ia bawa kemana-mana itu dengan tersenyum miring. Ia menatap darah segar di tangannya dengan pandangan bergairah.

"Lo masih belum mau ngaku juga, Tegar?"

"Jangan harap." ujar Tegar pelan.

Zein tertawa keras. "Pilih ngaku atau keluarga lo hancur?"

"Gue punya ide."

Mereka semua langsung menatap Alfa.

"Ide apa?" tanya Arion.

"Jebak."

Egi yang tidak mengerti langsung menatap Alfa dengan bingung. "Kali ini aja, Al, lo ngomong jangan irit-irit banget. Keadaan kita lagi genting."

Alfa menghela nafas kasar. "Kita jebak dia. Kasih dua pilihan, ngaku atau keluarga dia hancur."

"Kalo dia nggak ngaku kita beneran hancurin keluarga dia?"

"Konsekuensi. Berarti dia lebih milih lindungin orang itu dibanding keluarganya sendiri." ujar Alfa. Nadanya terdengar sangat tenang.

Sedangkan Egi hanya bisa membulatkan mulutnya. Terkejut bukan main mendengar Alfa berbicara bisa lebih dari dua kalimat.

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang