12. Milik Elzein

89 11 3
                                    

SELAMAT MEMBACA KESAYANGAN ZEIN 🥰🦋💚🦁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA KESAYANGAN ZEIN 🥰🦋💚🦁

***

Helaan nafas terdengar pelan, Zein sudah berdiri di depan gang selama setengah jam lamanya, namun tidak ada tanda-tanda targetnya akan lewat. Padahal Zein ini bukan tipekal cowok yang suka menunggu.

Seringaian lebar tercetak disudut bibir Zein, ia merogoh hoodie hitam miliknya. Benda tajam kesayangannya yang selalu Zein bawa kemanapun. Benda ini yang menjadi benda favorit Zein dalam mengoyak daging manusia.

Bagas, laki-laki yang saat ini menjadi target Zein baru saja keluar dari angkutan umum kota. Dari ekspresinya terlihat sangat bahagia.

Sepulang dari rapat bersama Pak Dargo-Guru olahraga-Zein memutuskan langsung ke rumah Bagas. Rescha juga sudah mengantarkan Cia sesuai perintahnya. Sekarang hanya tinggal menghabiskan unggas satu ini.

Zein juga tahu kalau rumah Bagas didalam gang sana. Gang ini sangat sempit membuat mobil tidak bisa masuk.

Punggung Zein menyender di tembok gang.

"I like." gumam Zein tersenyum miring. Sialan, rasa ini membuat suasana hatinya tiba-tiba membuncah karena bahagia bukan main.

Bagas berjalan santai, alisnya mengernyit sebelah menatap Zein yang tengah bersandar pada tembok. "Zein?"

Zein menegakkan tubuhnya, kedua tangannya ia sembunyikan di balik saku hoodie. "Hallo, brother. Ketemu lagi."

Bagas yang sama sekali tidak berpikiran negatif dengan Zein hanya memaksakan senyum ramah. "Ada perlu apa? Masalah ekskul ya?"

"Masalah yang lebih dari itu." Dengan sekali tarikan, Zein memutar tangan Bagas. Tanpa berbasa-basi.

"ARGHHH!"

Wajah Zein tampak santai. Tangannya terus memutar lengan Bagas dengan perlahan, hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

Krekk!

"AAGHH SAKIT BANGSAT!"

Zein menatap datar Bagas. Tangannya terus memutar lengan Bagas sampai urat-urat Bagas memutih, tetesan darah mulai merembes membuat senyuman lebar terpatri di wajah tampan Zein.

"Shit, i'm so happy." ujar Zein sangat senang.

"AMPUN ZE-ARGHHH!!"

Zein mendorong tubuh Bagas membuat cowok itu tersungkur. Wajah Bagas meringis kesakitan, rasanya ingin menangis saja ketika engsel tangannya sudah berputar, membuat tangan Bagas terbalik.

Bagas menatap Zein yang sudah seperti iblis. "Salah gue apa sampe lo kaya gini sama gue." ujar Bagas terdengar parau.

Zein tertawa keras. "Lo tanya salah lo apa?"

ELZEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang