Lepas Kendali

108 3 0
                                        

Servis dari Tim Sleman dikembalikan dengan sempurna oleh Lia. Tim Sleman pun tanpa basa-basi segera melancarkan serangan-serangan dahsyat. Dan Seperti yang sudah diperkirakan, Mega kembali menjadi target sasaran mereka.

Mega berusaha bertahan, namun itu bukanlah hal yang mudah.
Tim Sleman memberikan smash-smash tajam mengarah pada Mega. Hingga pada suatu kesempatan, Mega dapat memutarbalikkan keadaan.

Tim Sleman cukup terkejut. Kali ini Mega bermain lebih baik.

Angka demi angka pun tercetak mengejar ketertinggalan dari Tim Sleman. Permainan berlanjut menjadi ajang pertarungan yang sengit. Mega tampak lebih agresif dan Lia pun berusaha mengimbanginya.

Berbeda dari set pertama tadi, Mega bermain sangat bagus di set kedua. Dia sedikit sekali melakukan kesalahan. Berbagai serangan dari Tim Sleman berhasil dipatahkan.

Lia tahu sejak awal jika mereka memang masih jauh lebih unggul daripada Tim Sleman ini. Tapi entah kenapa Mega jadi aneh pada set pertama tadi hingga membuat mereka kalah.

Mega dan Lia akhirnya berhasil mengalahkan Tim Sleman di set kedua. Pertandingan pun berlanjut menjadi rubber set. Setelah kalah dengan 21 – 15 pada set pertama, Mega dan Lia berhasil menang di set kedua dengan 21 – 19. Para pemain pun berpindah lapangan.

Pertandingan set ketiga segera dimulai. Sekarang, Rio kembali berada di depan Mega!

Set ketiga dimulai!

Servis dari Lia sungguh manis dan dikembalikan oleh Tim Sleman dengan sedikit hati-hati. Lia pun menangkisnya dengan bagus. Kok lalu berloncatan dari satu sisi ke sisi lapangan.

Mega sedikit menghela nafas setelah ia gagal menangkis satu smash dari Tim Sleman. Lia menatap Mega heran. Dia berharap sahabatnya itu tidak kembali goyah seperti pada set pertama.

Tim Sleman akan melakukan servis. Kok masih dipegang dan siap dipukul oleh salah satu pemain Sleman.

Pemain itu menatap Mega tajam. Dan mata Mega justru terpaku kepada sosok Rio yang masih saja sibuk dengan kameranya. Dia cukup lama memandangi Rio. Dan tiba-tiba, kok sudah melesat cepat dari Tim Sleman.

Mega lagi-lagi membuat kesalahan. Ia tak mampu mengembalikan servis dari Tim Sleman itu.

Lia mendekatinya dan berkata, “Tenang Mega…”

Mega hanya mengangguk tanpa ekspresi. Tim Sleman sudah bersiap untuk melakukan servis lagi. Tapi lagi-lagi, yang ditatap Mega adalah lensa bundar kamera Rio.

Lensa itu menghantarkannya ke masa lalu, yaitu saat Rio berulang-kali menjepretnya. Waktu itu Mega juga sedang bertanding. Rio selalu menjepretnya dan keesokan harinya, Rio sudah membawa hasil cetakan foto.

Mega suka sekali dengan foto-foto itu. Kenangan itu tak henti-hentinya melintas di benak Mega, hingga tanpa sadar, kok sudah dipukul oleh pemain Sleman dan mengarah cepat kepada Lia.

Lia mengembalikannya dengan cukup tanggung. Segera saja disambar oleh Tim Sleman dengan smash keras yang mengarah ke Mega.

Mega cukup kaget dan sesegera mungkin menangkisnya, tapi kok malah terpental keluar lapangan. Satu angka lagi untuk Tim Sleman. Lia mengernyitkan dahi.

Seharusnya smash seperti itu bisa dikembalikan dengan mudah oleh Mega. Tapi Mega seolah kembali goyah seperti pada set pertama.
Permainan segera dimulai lagi.

Tak ingin ketinggalan angka, Lia meningkatkan tensi serangan.  Smash dari Tim Sleman mengarah kepada Mega. Dia pun segera menangkal smash itu dan berusaha mengakhiri perlawanan Tim Sleman. Tapi Tim Sleman rupanya masih cukup tangguh. Mereka malah mengembalikan setiap serangan dari Lia dan Mega dengan cukup baik.

Raket MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang