0.7 LDR

1.9K 122 27
                                    

Salah satu hal yang pasti akan Arsen lalui adalah jauh dari Alana karena Arsen harus melanjutkan shootingnya di Jogjakarta yang akan rampung satu Minggu ke depan. Jujur saja sejak mereka melakukan test love language yang awalnya Arsen anggap konyol namun berakhir membuat letupan kebahagiaan di dalam dadanya, Arsen mulai terbiasa dengan kehadiran Alana.

Maka dari itu LDR kali ini sedikit berat baginya, dua malam di Jakarta ia terbiasa mendekap Alana dalam tidurnya namun mulai malam-malam selama ia berada di Jogja harus membiasakan diri kembali seperti sebelum ia dan Alana mulai saling terbuka dan setuju mengenai skinship yang bisa mereka lakukan.

Dulu ketika beberapa kali ia mendapat lawan main yang sudah berkeluarga, Arsen menganggap mereka mengada-ada ketika menyebut tidur tanpa kehangatan. Namun kini baru ia merasakannya, benar-benar kehadiran Alana bisa berdampak seperti itu dalam diri Arsen.

Untungnya, Alana mulai rajin menggunakan handphonenya dan mulai memenuhi ruang obrolan mereka, dan Alana juga sering melaporkan banyak hal, hal-hal random seperti ia baru saja mematahkan jedainya, atau ia baru saja tertidur masih mengenakan mukenah, bahkan mengirimkan beberapa video lucu yang ia dapat dari sosial media.

Dan itu adalah baru yang masuk dalam hidup Arsen. Ternyata semenyenangkan itu.

"Kak, kayaknya aku mulai nggak suka minum susu yang ini deh. Bisa ganti rasa aja nggak sih?"

Mereka juga akhir-akhir ini jadi sering melakukan sambungan telepon, bahkan saat jeda shooting pun Arsen langsung menghubungi Alana.

"Memangnya kamu mau rasa apa? Bukannya itu rasa pilihan kamu sendiri?"

"Susu ibu hamil punya rasa red Velvet nggak sih?"

Arsen tersenyum mendengarnya, "mana ada Na, kalau kamu mau cake rasa red velvet tinggal beli aja, tapi jangan banyak-banyak ya."

"Kan aku mau red velvet versi minuman ibu hamil Kak."

"Nana, kamu lagi nggak ngidam kan?" tanya Arsen, karena tidak biasanya Alana tiba-tiba menginginkan sesuatu.

"Enggak tahu, tapi aku tiap minum susu rasanya kesal aja gitu kenapa rasa susu itu bukan red velvet." nada suara Alana benar-benar kesal kali ini.

"Nanti aku coba searching atau cari di e-commerce ya Na, siapa tahu ada."

Tidak ada sahutan lagi dari Alana, hal tersebut membuat Arsen melihat ke handphonenya, namun panggilan masih berlangsung.

"Nana, are you okay?" tanya Arsen memastikan.

"Kak ..."

"Nana, kamu nangis?" tanya Arsen mulai khawatir karena suara Nana kali ini terdengar sedang menangis.

"Aku kesal banget ternyata jedai aku patah lagi karena aku dudukin. Bayangin Kak hari ini udah 3 yang patah, kok aku ceroboh banget ya?"

Arsen dapat menghela napasnya dengan baik ketika mendengar alasan Alana tiba-tiba menangis, ternyata masih persoalan jedai. Sepertinya dalam beberapa hari mereka LDR ini soal jedai patah adalah laporan wajib setiap harinya.

"It's okay, emang udah waktunya aja itu. Kan bisa beli lagi." jujur Arsen jadi bingung harus menanggapi apa.

"Tapi kan tiap hari ada aja yang patah, sayang uangnya kak."

"Cuma jedai kok Na, paling berapaan sih harganya?"

"Enggak tahu, aku enggak pernah lihat harga."

Arsen diam-diam tersenyum mendengar jawaban tersebut, kadang ia merasa bingung dengan Alana karena ada beberapa hal yang bertentangan bisa Alana lakukan sekaligus. Seperti soal jedai ini, ia menyatakan sayang uang jika harus terus membeli padahal ketika membeli ia bahkan tidak pernah melihat harga.

Plot Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang