Arsen mengambil handphonenya yang berbunyi, menjawab panggilan masuk dari manajernya.
"Kenapa?" tanya Arsen dengan nada bicara tidak santai, ia masih kesal karena Alana masih berlarut dengan amarahnya bahkan kini tertidur meninggalkan Arsen menyetir sendirian.
"Buset ketahuan banget lagi berantem sama istrinya."
"To the point, gue lagi nyetir."
"Lupa ngabarin, tiga hari lagi gala premiere. Jadi besok fitting baju sekalian meeting beberapa naskah film yang udah masuk."
"Lo ngapain aja sih? Gitu aja lupa."
"Yailah bos jangan marah-marah gitu dong, mentang-mentang dimarahin istrinya gak berani marah balik, jadi gue yang kena."
Arsen menoleh ke arah Alana yang masih terlelap dalam tidurnya, apa yang dikatakan oleh Aby adalah benar, bahwa ia tidak bisa marah-marah balik ke Alana walaupun istrinya itu cukup memancing emosinya.
"Udah kan? Gue tutup, gue lagi nyetir."
Tanpa menunggu jawaban dari Aby, Arsen segera menutup panggilan dan mematikan handphonenya, tidak ingin hari ini diganggu oleh telepon-telepon lainnya. Karena Arsen bertekad bahwa hari ini ia dan Alana harus berbaikan, Arsen tidak bisa menghadapi Alana versi seperti sekarang lebih lama lagi.
"Astaga, bukan jalan Lo doang ini sat, bangsat!" Arsen memaki pengendara mobil yang tiba-tiba saja menyalip mobilnya, karena itu cukup membuat jantung Arsen bekerja lebih cepat karena kaget.
Makian Arsen tersebut rupanya membuat pergerakan dari Alana, ia yang memang dari tadi belum sepenuhnya masuk ke alam bawah sadar karena masih menyadari sedikit-sedikit apa yang diucapkan Arsen seketika terbangun.
Melihat Alana yang membuka tutup botol minuman yang ia bawa membuat Arsen langsung menoleh, "aku bangunin kamu ya? Maaf ya sayang ..." ujar Arsen, ia lalu berusaha membantu Alana membuka tutup botol itu namun Alana terlalu erat memegangnya.
"Aku bisa buka sendiri." jawabnya.
Arsen mengangguk, tidak ingin memperpanjang masalah hanya perkara membuka tutup botol minuman.
"Perjalanan masih jauh, kamu bisa tidur lagi." kata Arsen, menoleh sebentar ke arah Alana, "maaf ya, aku ganggu kamu."
"Aku udah enggak ngantuk."
"Tidur Na, nanti kamu pusing kalau tidurnya cuma sebentar."
"Kamu nyetir masa aku tidur? Nanti kamu maki-maki orang lagi." kata Alana menyindir tepat hingga membuat Arsen tersindir karena memang ia tadi sempat berkata kasar.
"Padahal kalau kamu mau tidur, enggak apa kok."
"Beneran?" tanya Alana.
Meski ragu, Arsen tetap mengangguk.
"Ya udah, aku tidur kalau gitu, capek."
Tangan kiri Arsen terangkat untuk mengusap rambut Alana, "jangan capek-capek ya ..."
"Padahal yang bikin aku capek itu kamu."
Arsen kaget mendengarnya, "katanya mau tidur."
"Enggak jadi." balas Alana ketus, ia lalu membuka handphonenya dan membalas beberapa chat yang masuk.
"Kamu mau makan roti yang aku beli tadi?"
"Enggak."
"Oke." Arsen mengangguk paham, ia lalu kembali fokus menyetir walaupun sekali-kali menoleh ke arah Alana yang terlihat sibuk mengetik sesuatu di handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist
Romance"Arsenio Dharmendra dan Alana Dara adalah pasangan paling plot twist yang pernah ada. Ketika nation husband dan nation sweetheart nikah disitulah the real patah hati untuk pemuda-pemudi Indonesia" Itu adalah salah satu cuitan di Twitter yang mendapa...