1.1 Only Us

2.3K 140 22
                                    

Setelah satu Minggu terakhir Arsen disibukkan dengan jadwal interview dan promosi untuk film terbaru yang akan tayang Minggu depan dan menjadikan Arsen salah satu pemerannya, meski bukan pemeran utama namun pemeran pendukung yang dimainkan Arsen cukup penting.

Hari ini ia dan Alana baru sempat untuk memeriksakan kandungan Alana, tepat di 21 Minggu kehamilan, beberapa penjelasan dokter tentang yang biasa ibu hamil rasakan di bulan ke 5 kehamilan dan penjelasan-penjelasan lainnya.

Beberapa tanda sudah Alana rasakan, karena kakinya mulai membengkak dan kadang-kadang merasa kram. Bukan hanya itu, ia merasa perutnya membesar dengan lebih cepat.

Meskipun mereka berdua memakai masker, namun aura yang terpancar dari mereka memang tidak bisa disembunyikan. Terbukti dari beberapa orang yang mereka lewati seperti menoleh dua kali ke arah mereka.

"Kamu tunggu di sini aja ya, biar aku ambil mobilnya dulu." ujar Arsen.

Alana menarik tangan Arsen, menggenggamnya. "Enggak, aku mau ikut."

"Kamu nggak capek jalan?" tanya Arsen.

Alana menggeleng ia lalu menautkan jari-jari mereka berdua dan tersenyum ke arah Arsen, "as long as we hold hands, everything is fine..."

Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Alana membuat Arsen tersenyum salah tingkah, "aduh aduh aduh, kamu kenapa sih Na?" tanya Arsen, ia lalu mengecup pelipis Alana.

Mereka kembali berjalan sambil bergandengan tangan menuju parkiran mobil, masih dengan Arsen yang senyum-senyum salah tingkah efek dari kalimat yang Alana ucapkan, sedangkan Alana tersenyum karena memperhatikan Arsen yang salah tingkah. Padahal hanya berjalan berdua saling bergandengan tangan, namun mereka seakan mempunyai dunia sendiri seakan tidak ada makhluk hidup selain mereka berdua.

Mobil Arsen keluar dari parkiran rumah sakit, mulai membelah jalanan ibukota yang sore ini cukup kondusif. Sedari tadi Alana tidak berhentinya tersenyum memperhatikan cetakan foto hasil USGnya, "kadang aku masih speechless karena ternyata di dalam perut aku ada kehidupan." kata Alana berbicara pada Arsen, namun matanya masih fokus memandangi foto USG bayi mereka.

Tangan kiri Arsen memberi usapan lembut pada perut Alana, sementara tangan kanannya fokus menyetir, "babynya pasti akan jadi baby paling beruntung di dunia karena punya Ibu kayak kamu, Na." ujar Arsen, tangan kirinya lalu beralih menggenggam tangan Alana, kemudian mengecupnya.

Alana balas mengecup punggung tangan Arsen yang ada dalam genggamannya, "baby kita juga beruntung karna dia punya Ayah yang hebat kayak kamu Kak." jawab Alana dari lubuk hati terdalamnya, karena sampai detik ini ia benar-benar mengagumi segala hal yang ada dalam diri Arsen.

"Dan kita juga beruntung karena babynya milih kita sebagai orang tua, banyak pembelajaran yang kita dapat melalui dia."

Alana mengangguk setuju, jika flashback ke beberapa bulan yang lalu ia tidak akan menyangka bahwa hari ini ia sudah berdamai dengan dirinya, sudah menerima semua yang tiba-tiba berubah dalam hidupnya, dan sudah bersyukur atas tiap-tiap hal yang ia dapatkan.

"Kak?" Alana tiba-tiba ingin sesuatu saat mereka melewati salah satu gedung menjulang tinggi.

Arsen menoleh ke arahnya, "kamu mau sesuatu?" tanya Arsen, sangat peka seakan bisa membaca isi pikiran Alana.

"Kamu punya banyak waktu nggak sampai besok siang?"

Kening Arsen mengkerut pertanda ia bingung dengan maksud pertanyaan Alana, "aku free sampai Minggu depan Na."

"Good, karena aku tiba-tiba kepikiran mau staycation." jawab Alana.

"Ide yang menarik, kamu mau staycation di mana? Bali? Lombok? Sumba?" Arsen memberikan beberapa tempat yang umumnya menyediakan tempat staycation yang nyaman dan merefleksikan diri terutama bagi mereka yang bosan dengan suasana metropolitan.

Plot Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang