1.6 Dejavu

1.8K 134 21
                                    

Memasuki usia kehamilan 7 bulan, banyak dari tubuh Alana yang berubah, bukan hanya berat badan yang bertambah, kaki yang mulai membengkak, bahkan Alana juga mengalami yang namanya breakout di wajahnya. Padahal kulit wajah Alana termasuk yang hampir tidak pernah disinggahi oleh beruntusan, tapi sekarang tiba-tiba mereka semua bertamu.

Ditambah lagi Alana juga sudah mengurangi pemakaian skincare, walaupun dokter kandungan mengatakan tidak apa-apa asal kandungannya sesuai, namun tetap saja Alana merasa perlu was-was.

"Kak, aku kelihatan pucat enggak?" tanya Alana pada Arsen yang sedang menyisir rambut di sampingnya.

"Enggak kok, kamu merasa sakit ya?"

Alana menggeleng, "tapi wajah aku enggak pakai apa-apa, cuma lipstik aja. Kelihatan kayak orang sakit enggak?"

Arsen menggeleng, "enggak Na, kamu tetap terlihat flawless."

"Gombal banget, jelas-jelas wajah aku lagi breakout parah. Aku pake masker aja kali ya? Kamu enggak malu kan jalan bareng aku?"

Arsen menghentikan aktivitasnya, kedua tangannya lalu memegang bahu Alana dan matanya juga menatap tepat ke kedua bola mata Alana. "Na, you look so beautiful, mau dalam kondisi apapun kamu tetap cantik bagi aku. Kenapa aku harus malu? Yang ada aku merasa bangga bisa gandeng tangan kamu, bikin siapapun laki-laki di luar sana iri sama aku."

Alana tersipu mendengarnya, "apaan banget sih?" karena merasa salah tingkah, Alana bahkan tidak tahu harus menjawab apa.

Kedua tangan Arsen lalu berada di kedua pipi Alana, "aku tahu apa yang kamu jalani pasti berat, terima kasih sudah bertahan. Aku sayang kamu." Arsen lalu mengecup kening Alana.

"Kak, kenapa sih tiba-tiba begini?" bukannya merasa tersentuh, Alana merasa aneh akan perlakuan Arsen yang tiba-tiba seperti ini.

"Supaya kamu enggak perlu merasa insecure dengan apapun kondisi kamu. Ada aku Na, ada aku yang bangga dan selalu bersyukur punya kamu."

Alana mengernyit menatap Arsen, "kamu habis melakukan kesalahan apa?"

"Astaga!" Arsen menepuk keningnya, padahal ia ingin Alana tidak perlu merasa insecure dengan kondisinya, namun Alana malah mengira ada maksud lain dari Arsen.

Alana lalu mengecup bibir Arsen sekilas, "becanda, ganteng." ujarnya lalu tersenyum, kemudian Alana berlalu pergi meninggalkan Arsen yang diam-diam tersenyum memperhatikan istrinya itu.

"Kak, jangan lama-lama nanti jalanan macet!" Alana berteriak dari luar.

Arsen langsung menyemprotkan parfumnya, menyempatkan diri mematut dirinya sebelum keluar menyusul Alana.

"Enggak usah pakai itu Na. Lagian kita cuma ke birthday party doang, paling cuma makan-makan aja." Arsen yang baru turun dari lantai atas langsung disuguhi pemandangan Alana yang sudah siap pergi dengan heels yang ia perkirakan berukuran 7 cm.

"Enggak matching sama dress aku kalau enggak pakai ini." Alana langsung menjawab menyuarakan protesnya.

"Pakai sneakers atau flatshoes aja, cuma birthday party biasa kok ini bukan met gala."

"Enggak mau, aku jadinya makin terlihat kayak bocah." Alana tetap menolak permintaan Arsen.

"Nana ..." panggil Arsen, wajahnya terlihat tidak ingin dibantah sama sekali.

Alana yang merasa terintimidasi oleh tatapan tidak ingin dibantah yang Arsen berikan memilih untuk mengalah, dari pada akhirnya mereka sama-sama tidak jadi pergi.

Plot Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang