0.6 Showcase Date

2.1K 120 17
                                    

Ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa skinship dengan pasangan dapat meningkatkan keharmonisan dalam hubungan. Dan entah mengapa Alana percaya itu, ciuman yang ia lakukan dengan Arsen tadi malam benar-benar secara tidak langsung membuat mereka saling mendekat satu sama lain.

Arsen yang biasanya setelah sholat shubuh menyempatkan marathon keliling komplek, kali ini lebih memilih menemani Alana meditasi. Begitupun dengan Alana, yang biasanya usai meditasi akan melakukan jurnaling, maka ia lebih memilih membuat sarapan dan mengobrol di meja makan dengan Arsen.

Benar-benar suatu kemajuan, karena setelah sekian lama mereka hidup satu rumah, baru hari ini mereka terlihat peduli terhadap apa yang dilakukan pasangan. Lalu mencoba untuk menyukai hal itu juga, saling menghargai. Padahal sebelumnya mereka melakukan aktivitas masing-masing tanpa melibatkan satu sama lain, bahkan kadang Alana lebih memilih sarapan di ruangannya dan Arsen lebih memilih sarapan sambil membaca berita di taman belakang.

"Kak Arsen dari tadi senyum-senyum, kenapa? Aku makannya belepotan ya?" tanya Alana sambil mengelap sekitar bibirnya.

Arsen menggeleng, "ini sarapan pertama kita lho, Na."

Alana terlihat berpikir sejenak, "benar!" ujarnya, "padahal ternyata sarapan bareng seru juga."

"Kamu sih yang tiap sarapan selalu melipir ke ruangan."

"Kak Arsen juga tiap sarapan sambil baca berita terus melipir ke taman belakang."

Arsen tersenyum, "mulai hari ini gimana kalau ada waktu kita sempatin buat breakfast, lunch, and dinner bareng?"

Alana mengangguk, "mulai hari ini gimana kalau aku bebas makan apa yang aku mau?" tanya Alana, jujur ia sudah bosan dengan menu-menu yang sudah ditulis Arsen untuk makanannya.

"Enggak bisa dong Na, kamu kalau nggak dibikin list menu. Bisa-bisa curi-curi kesempatan masak Indomie tengah malam." jawab Arsen, "atau pesan gofood tiap tiga jam sekali." tambahnya seolah paham sekali bagaimana Alana kalau soal makanan.

Alana hanya bisa cemberut karena ternyata ia tidak bisa bernegosiasi, "enggak adil banget, kak Arsen bisa makan apapun yang Kak Arsen mau. Masa aku enggak?"

"For your information, makanan aku semuanya sehat-sehat Na, empat sehat lima sempurna." jawaban Arsen makin membuat Alana manyun, karena ia salah kalau harus adu nasib, jelas-jelas Arsen makanannya benar-benar sehat dan terjaga.

* * *

Hari ini Alana akhirnya memutuskan untuk keluar rumah dan meninggalkan segala rutinitas yang biasa ia lakukan di rumah, tentu saja dengan Arsen. Tujuan utama mereka adalah menghadiri undangan Showcase album baru dari Vidi, salah satu teman dekat Alana.

Namun berhubung showcase tersebut baru dimulai malam hari, maka Alana mengajak Arsen terlebih dahulu mengunjungi rumah Mamanya Arsen, karena menurut Alana semenjak mereka menikah Arsen jarang sekali pulang ke rumah Mamanya, padahal Alana tahu ikatan ibu dan anak itu benar-benar erat.

Berbeda dengan Alana yang langsung menghampiri mertuanya dan duduk berdua di meja makan, Arsen malah langsung menemui adiknya yang kini sedang pulang ke Indonesia karena kuliahnya bisa melalui pembelajaran jarak jauh.

"Kamu sehat-sehat aja kan Na?" tanya Mama yang kini sedang memotong-motong kue yang ia buat untuk Alana nikmati.

"Alhamdulillah, babynya juga sehat-sehat Ma." jawab Alana.

"Arsen support kamu kan Na?"

"Banget, kak Arsen orang paling supportif."

Dapat Alana lihat mata Mama tampak berbinar saat Alana mengatakan itu, Ibu manapun pasti merasa bangga ketika anak laki-lakinya berhasil memperlakukan istrinya dengan baik. Begitu pula Mama Tiwi, ia yang telah membesarkan Arsen secara mandiri, maka ketika anaknya tumbuh dewasa dengan baik maka rasa syukur itu benar-benar nyata.

Plot Twist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang