Alana menepuk tangan Arsen yang melingkar di pinggangnya ketika terdengar tangisan dari anak mereka, "Aru bangun ..." ungkapnya.
Sudah dua Minggu mereka resmi menjadi orang tua, sejauh ini Alana belum bisa mengetahui pola tidur anak mereka, karena Andaru bisa terbangun di jam-jam yang berbeda, lalu tertidur di jam yang berbeda juga.
Jadi selama dua Minggu ini mereka masih menyesuaikan, mengikuti jam tidur anak mereka, untungnya Arsen sangat amat kooperatif dalam mengurus Andaru. Ketika tengah malam, jika Andaru bangun dan menangis Arsen segera bangun untuk mengecek penyebab tangisan itu.
"Kamu tidur aja lagi, dia cuma pup kok." kata Arsen setelah mengecek popok Andaru.
Tanpa menjawab apapun Alana kembali memejamkan matanya. Secara tidak sengaja mereka sudah saling bertukar tugas, jika Andaru terbangun dan menangis karena haus maka Alana yang akan bertugas dan menemaninya hingga kembali tertidur, sebaliknya selain dari itu maka adalah tugas Arsen.
Arsen tersenyum sambil mengganti popok anaknya, "iya, ini Bapak." ujarnya seolah menangkap makna dari tatapan anaknya, "sama Bapak dulu ya, biarin Ibu istirahat dulu." lanjutnya.
Seumur hidupnya Arsen tidak pernah berhadapan dengan bayi, ia memang memiliki beberapa keponakan dari para sepupunya, namun tentu saja Arsen tidak pernah mengurus mereka, hanya sekadar bermain sekali-kali.
Maka dari itu berhadapan dengan bayinya adalah hal baru yang akan menjadi pembelajaran bagi Arsen, seperti kata mertuanya bahwa menjadi orang tua berarti memutuskan untuk belajar seumur hidup.
"Kamu enggak mau tidur? Mau main dulu?"
Meskipun Alana kerap kali protes dengan cara bicara Arsen kepada anak mereka yang terbilang kaku, namun tetap saja hal tersebut belum bisa ia hilangkan.
Sambil menggendong Andaru, Arsen menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Alana. Ia lalu tersenyum menatap Alana dan anak mereka secara bergantian, tidak pernah menyangka bahwa akan ada momen seperti ini yang ia alami.
* * *
"Halo, good morning Dadar!" Alana menyapa anaknya yang mengerjap-ngerjap di dalam box bayi, ia kemudian mengangkat Andaru dari sana dan menggendongnya.
Alana mengendus sekitaran leher dan wajah Andaru, hal tersebut sepertinya menimbulkan rasa geli bagi Andaru sehingga bereaksi.
Melihat hal tersebut membuat Alana tertawa, "sekarang kita mandi dulu ya?" ujar Alana melakukan dialog satu arah dengan anaknya, "setelah mandi baru boleh nen lagi, oke?"
Hanya kesepakatan yang jelas diberlakukan secara sepihak. Alana lalu membawa Andaru masuk ke dalam kamar mandi, sudah ada bathtub khusus bayi lengkap dengan air hangat, shampo, dan sabun di sana.
Sebagai seorang Ibu baru membuat Alana selalu merasa harus belajar, apalagi ia sendiri yang meminta agar mereka tidak menggunakan jasa baby sitter. Jadi Alana memang harus mempelajari segala sesuatu dalam hal mengurus anak, apalagi Mama dan mertuanya juga tidak tinggal bersama mereka, hanya berkunjung tiap weekend saja.
"Its okay, sayang ..." kata Alana ketika anaknya langsung bereaksi saat menyentuh air, "mandi itu baik untuk kesehatan, mandi itu asyik." Alana lalu mulai memandikan Andaru secara perlahan.
Ketika Alana selesai dengan kegiatannya, Arsen masuk ke dalam kamar mandi dengan wajah baru bangun tidur.
"Halo, Bapak?" Alana menyapa Arsen sambil berlalu membawa Andaru untuk ia letakkan di atas kasur.
Melihat Arsen yang seperti masih linglung mengumpulkan seluruh nyawanya, Alana segera mengecup pipinya, "cuci muka dan gosok gigi, sarapan buat kamu ada di meja makan!" perintahnya diakhiri dengan tepukan di bahu Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist
Romance"Arsenio Dharmendra dan Alana Dara adalah pasangan paling plot twist yang pernah ada. Ketika nation husband dan nation sweetheart nikah disitulah the real patah hati untuk pemuda-pemudi Indonesia" Itu adalah salah satu cuitan di Twitter yang mendapa...