Turbulent

10.2K 69 10
                                    

Sudah tiga hari ini claudy telah sadar dari keadaan komanya, ia selalu bertanya pada kedua orang tuanya perihal adrian yang tidak pernah mengunjunginya tetapi baik papa maupun mamanya claudy tidak ada yang membuka suara.

Sementara rey sudah hampir sebulan yang lalu diperbolehkan pulang, saat ini rey dibawah pengasuhan baby sitter berada di rumah oma opanya yang tak lain orang tua dari maminya.

Setelah melewati berbagai pemeriksaan, tepat dihari ketujuh claudy baru diijinkan pulang oleh dokter karena dinyatakan telah pulih.

Rudi beserta Anna sang istri membawa putri tunggalnya kembali ke mansion pribadinya, membuat claudy yang duduk di kursi di belakang kemudi mengajukan protes tidak terima sebab ia ingin kembali ke mansion adrian, suaminya.

Yah claudy tidak tahu apa yang telah terjadi selama dirinya tak sadarkan diri selama ini.

Keesokan harinya, berkumpul diruang keluarga dirumah orang tuanya. Claudy yang kecewa karena adrian tidak juga mengunjunginya, bersikeras ingin pergi ke mansion adrian yang ditempatinya selama beberapa tahun terakhir.

Rudi merasa kepalanya serasa ingin pecah menghadapi kelakuan claudy yang keras kepala, anaknya itu begitu kekeh pada pendiriannya agar diantar ke mansion adrian. Membuat rudi naik darah dan tidak bisa mengontrol emosinya, sehingga rudi memberitahukan semuanya.

"Kamu tidak bisa kembali lagi ke mansion adrian karena adrian telah menceraikanmu, claudy." Ucap rudi pada anaknya dengan sorot mata tajam.

Claudy yang melihat reaksi rudi seperti marah padanya langsung terdiam, ia heran tak biasanya papinya menunjukkan ekspresi seperti itu padanya. Claudy yang selalu dimanjakan dan harus dituruti setiap apapun keinginannya oleh mami papinya merasa tidak terima dengan perkataan sang papi.

"Tapi kenapa pi ? Mengapa aku tidak bisa kembali kerumah aku sendiri ?!" Bantah Claudy terhadap ucapan rudi.

Rudi menghela nafas panjang, sudah saatnya ia membuka semua permasalahan yang terjadi. Salahkan saja sikapnya yang selalu memanjakan claudy selama ini, akibatnya putri satu-satunya itu bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi dibelakang harinya.

Rudi yang merasa lelah tak berdaya mempertahankan perusahaannya yang hampir kolaps sebagai salah satu dampak dari perbuatan claudy, ada perasaan amarah serta rasa kecewa yang teramat sangat yang seakan-akan ingin meledak-ledak dari mulutnya namun rudi tahan ia menyadari tidak bisa menekan claudy terlalu keras karena kondisi kesehatannya yang baru pulih.

"Mansion itu milik adrian kalo kamu lupa." Jawab rudi tegas sambil menatap nyalang anaknya.

Mendengar jawaban dari sang papi yang tidak berpihak padanya, membuat claudy semakin berang. Ia merasa di sudutkan oleh orang tua kandungnya sendiri.

"Apa maksud papi ? Aku istri sah adrian pi, aku berhak atas semua yang ia miliki. Milik adrian adalah milikku juga kalo papi amnesia!" Balas claudy tak kalah sengitnya.

Rudi yang sudah kehabisan batas kesabaran menghadapi anaknya yang sangat tidak tahu diri, membalas ucapan sarkas anaknya tak kalah tajamnya.

"Istri yang mengandung dan melahirkan anak dari pria lain maksud kamu ? Bahkan papi sebenarnya malu mengakuimu sebagai anakku dengan kelakuanmu yang tidak tahu diri itu!" Ucap rudi menohok menatap claudy dengan pandangan meremehkan.

Detak jantung claudy seketika terhenti, wajahnya pucat pasi, kakinya dingin lemah bagai tidak memijak lantai diikuti tangannya yang gemetar. Kala ini yang ada dipikiran claudy bahwa semuanya telah berakhir, kebenaran yang ia sembunyikan rapat-rapat dari semua orang sudah terkuak.

Ia tidak bisa lagi mengelak atas fakta bahwa anaknya bukanlah darah daging adrian, suaminya.

Mata claudy memerah, dalam satu kedipan air matanya jatuh berderai dengan derasnya. Ia ketakutan saat ini, melihat sorot mata sang papi sebagai pria cinta pertamanya saat lahir kedunia ini memandangnya penuh rasa luka dan kecewa.

FAITHLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang