5; bring him back

1.9K 275 30
                                    

"selamat datang, tuan yoshinori. membawa mangsa baru lagi?"

seorang pemuda di balik podium tersenyum senang menyambut kedatangan yoshi, seolah-olah yoshi adalah pelanggan tetapnya.

"ya, tolong selesaikan secepatnya."

yoshi menurunkan mashiho dari gendongannya dan menyerahkannya pada dua orang bodyguard di sana yang langsung sigap membawa mashiho ke atas podium lalu mengikatnya di kursi agar ia tidak bisa kabur.

"lepaskan aku, berengsekㅡ!"

kedua mata mashiho membola ketika bajunya dikoyak paksa hingga dada mulusnya kini terpampang nyata, mengundang decak kagum dari pria-pria mesum di bawah sana.

"wah, lihat siapa itu? mulus sekali!"

"aku jadi semangat lagi untuk memenangkan pelelangan ini!"

"tenang saja, manis. aku akan membuatmu mendesah di bawahku!"

mashiho sontak bergidik mendengar ucapan demi ucapan yang dilayangkan padanya. tubuhnya bergetar, perutnya mendadak terasa mual.

mungkin ini terdengar bodoh, tetapi mashiho lebih memilih dipukuli hingga babak belur oleh yoshi ketimbang dipermalukan seperti ini.

setidaknya, yoshi tidak pernah melecehkannya secara seksual.

"baiklah. kita mulai tawaran pertama untuk pemuda manis ini. ada yang bersedia memulai?" pembawa acara tersebut berkata dengan semangat.

"yak! tawaran pertama untuk kali ini adalah 50 juta won! wah, awal yang sangat ambisius!"

mashiho menatap jijik pria paruh baya dengan umur hampir tiga kali lipat dari umurnya itu, yang baru saja melayangkan tawaran pertama untuk membelinya.

tawaran demi tawaran terus diajukan, mashiho merasa dirinya benar-benar direndahkan karena mereka berlomba-lomba menukar dirinya dengan uang hanya untuk dijadikan sebagai pemuas nafsu belaka.

"oke, tawaran ditutup! pemenangnya adalah tuan lee dengan tawaran sebesar 500 juta won!"

keringat dingin semakin membanjiri pelipis mashiho ketika melihat tuan lee, pria paruh baya yang baru saja membelinya, kini tengah berjalan menaiki podium dengan senyum penuh kemenangan yang terukir pada bibirnya.

salah seorang bodyguard tadi melepaskan ikatan di tangan mashiho dan menariknya ke hadapan tuan lee.

sementara itu, mashiho masih berusaha memberontak dengan sisa-sisa tenaganya.

sekali lagi, ia melemparkan pandangan ke arah yoshi yang sedari tadi hanya berdiri santai di samping podium, menyaksikan acara lelang itu dengan tatapan tanpa minat.

tatapan keduanya kini bertabrakan. mashiho menatap yoshi dengan sorot mata sendu, berharap yoshi akan berubah pikiran dan membawanya kembali sehingga ia tidak perlu menjual dirinya untuk tuan lee.

"kau milikku sekarang." bisikan tuan lee, persis di samping telinganya, membuat mashiho serta-merta menyerah.

air mata yang sedari tadi ia tahan kini mengalir deras membasahi kedua pipinya ketika telinganya dijilat oleh tuan lee, sebelum pria paruh baya itu mulai menggerayangi leher mulusnya.

di sisi lain, yoshi yang masih menyaksikan hal itu tertegun ketika mendapati pemuda mungil itu menangis dengan raut wajah yang terlihat begitu hancur.

isakannya memang tak terdengar, tetapi entah mengapa ekspresi wajahnya menimbulkan perasaan aneh dalam hati yoshi.

pemuda kanemoto itu mengacak surai merahnya frustasi kemudian berjalan cepat menghampiri mashiho.


"maaf, aku tidak jadi menjualnya."

setelah berkata begitu, yoshi menggendong mashiho dengan bridal style dan berjalan keluar dari tempat itu tanpa memedulikan panggilan heboh dari sang pembawa acara dan protes yang dilayangkan oleh tuan lee.

"hEI! KAU PIKIR APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKAN?!"

mashiho pun tak kalah terkejut. tangisnya terhenti, netranya menatap penuh tanya ke arah yoshi yang masih setia memasang ekspresi datarnya, heran mengapa pemuda itu tiba-tiba berubah pikiran.

yoshi mendudukkan mashiho pada jok mobil di samping kemudi kemudian masuk pada sisi yang berlawanan. ia melirik ke arah mashiho yang terlihat masih ketakutan atas kejadian tadi, terbukti dari tubuhnya yang tak berhenti gemetar sampai saat ini.

melihat pakaian mashiho yang terlihat berantakan dengan beberapa kancing kemejanya yang lepas akibat dikoyak paksa, yoshi pun melepaskan jaket yang membalut tubuhnya dan memberikannya pada pemuda mungil itu.

"pakai."

mashiho menerimanya dengan ragu lalu memakai jaket kebesaran itu, seiring dengan darahnya yang berdesir lebih cepat ketika aroma mint yang menenangkan milik yoshi menguar memenuhi indra penciumannya.

tak ada pembicaraan lebih lanjut di antara mereka. yoshi sibuk menyetir mobilnya dengan kecepatan rata-rata, sedangkan mashiho tengah memandang kosong ke arah jendela.

ia tidak tahu apakah dirinya harus mengucapkan terima kasih pada yoshi atau tidak.

tak dapat dipungkiri bahwa di satu sisi, ia merasa bersyukur karena yoshi berubah pikiran dan membebaskannya dari tempat menakutkan itu. namun di sisi lain, lidahnya terlalu kelu untuk sekadar mengucapkan satu patah kata saja.

alhasil, hanya keheningan yang menjadi teman perjalanan mereka hingga keduanya sampai kembali di kediaman keluarga kanemoto.

mashiho tidak langsung turun karena terlalu sibuk dengan lamunannya. ia baru sadar ketika ucapan yoshi memecah atensinya.

"ingin berada di sini sampai besok pagi?"

mendengar hal itu, mashiho pun segera turun dari mobil dan mengekori langkah yoshiㅡmasuk ke dalam rumah besar ituㅡdengan ragu.

ia takut kalau-kalau yoshi akan memarahinya sehabis ini. atau yang lebih parahnya, menggunakan cambuknya lagi.

pintu rumah dibukakan oleh jihoon yang langsung membungkukkan badannya dengan hormat ketika mendapati kehadiran yoshi.

"jihoon, bawa dia ke kamarnya."

"baik, tuan."

mashiho dapat bernapas lega sekarang melihat yoshi yang berjalan menuju ruangannya, meninggalkan dirinya dengan jihoon.

[]

devilish charm; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang