yoshi melangkah masuk ke dalam rumah besar yang sampai beberapa waktu lalu masih menjadi tempat kediamannya.
beberapa bodyguard bertubuh kekar berdiri di belakangnya, seolah memastikan bahwa pemuda kanemoto itu takkan bisa melarikan diri ke mana pun.
sebuah suara rendah yang sarat akan amarah terpendam menyapa pendengaran yoshi ketika dirinya masuk ke sebuah ruangan dan berhadapan dengan seorang pria paruh baya yang selama ini menjadi tuannya.
"kau sadar apa yang telah kau lakukan selama ini?"
yoshi memandang lurus pada sang ayah yang kini tengah menatapnya tajam.
"ya."
"kau juga tahu apa yang akan kulakukan kalau orang suruhanku sudah tidak berguna lagi, bukan?"
menyingkirkannya, tentu saja. yoshi paham betul bagaimana tabiat sang ayah.
karena itu, ia pun mendengus sembari mengukir senyum miringnya.
"ternyata benar ya, kalau selama ini aku tak lebih dari anjing peliharaan milik ayah," tukas yoshi dengan penuh penekanan.
pria paruh baya yang memiliki marga sama dengannya itu tak memberikan penyangkalan.
"ㅡkalau begitu, seharusnya ayah juga tahu bukan, kalau anjing liar bisa sewaktu-waktu menggigit tuannya jika sedang marah?"
yoshi tersenyum miring, melangkah mendekat pada sang ayah, sedangkan pria paruh baya itu serta-merta menggertakkan giginya mendengar nada menantang dari yoshi.
"ikut aku."
dua kata yang menjadi perintah tak terbantahkan itu membawa yoshi ke sebuah ruangan lain yang tertutup dan tak terjamah oleh orang lain.
ruang rahasia sang ayah.
"keluarlah."
dahi yoshi sedikit berkerut saat mendapati bahwa tak hanya mereka berdua saja yang berada di tempat ini.
sesuai amanat tuan kanemoto, sosok yang sepertinya sudah menunggu di ruangan ini sedari tadi, keluar dari persembunyiannya.
"park ... jihoon?" tanya yoshi dengan perasaan campur aduk, ia hampir saja tak mempercayai penglihatannya saat ini.
sementara itu, tawa menggelegar lolos dari mulut tuan kanemoto. ia amat puas melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh anaknya.
"terima kasih sudah memberitahukan keberadaan yoshi." tuan kanemoto menepuk bahu jihoon sambil tersenyum puas, sebelum kemudian berjalan mendekat ke arah sang anak.
"bagaimana rasanya? dikhianati oleh orang terdekatmu sendiri?"
yoshi tertawa hambar. "setelah kim junkyu, sekarang park jihoon? wah! kau benar-benar hebat ya, tuan," sarkas yoshi. dirinya bahkan sudah tak sudi memanggil pria itu dengan sebutan 'ayah.'
"kau seharusnya tahu, bahwa aku bisa mengendalikan semuanya." pria tua itu mendengus dengan senyum miringnya.
dengan santai, ia mengambil minuman yang disediakan oleh jihoon kemudian menenggaknya hingga hampir setengah habis.
"nah, sekarang bagaimana kalau kita buktikan, apa benar anjing liar itu bisa mengalahkan tuannya?" tuan kanemoto tersenyum remeh, kedua netranya sibuk memindai deretan senjata dengan berbagai jenis yang menjadi koleksinya.
setelah menemukan yang pas, pria tua itu mengambil pisau runcing yang menjadi salah satu senjata favoritnya kemudian berjalan mendekati yoshi.
"jangan harap kau bisa keluar hidup-hidup dari sini, anakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
devilish charm; yoshiho [✓]
Fanfictionentah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja mashiho sudah terjebak bersama seorang pemuda jelmaan iblis seperti kanemoto yoshinori. ㅡ bxb, lowercase, baku ㅡ dom!yoshi sub!mashi ⚠ might contain physical abuse, violence, and sexual harassment