mashiho kaget bukan kepalang ketika suara tembakan itu memenuhi pendengarannya seiring dengan pecahan kaca dari jendela kamar yang berserakan di lantai.
kabut nafsu yang tadi sempat melingkupinya serta-merta sirna, tergantikan oleh rasa takut yang kini melanda.
"kau tidak apa-apa?" yoshi menatap khawatir pada mashiho yang kini tengah bersembunyi di balik punggungnya dengan tubuh gemetar.
tangannya bergerak mengecek kondisi mashiho, memastikan pecahan kaca tadi tidak ada yang mengenai tubuh si mungil.
"ups! maaf mengganggu kegiatan kalian, tapi ada hal yang harus kita selesaikan, yoshinori."
seorang pemuda bersurai blonde, lengkap dengan pakaian serba hitam, melangkah masuk melalui kaca jendela sambil mengukir senyum miringnya.
"hwang hyunjin?" sorot mata yoshi menajam ketika mendapati sosok yang baru saja mengganggu kegiatannya.
"kAU PIKIR BISA HIDUP TENANG SETELAH MEMBANTAI KELOMPOKKU, HUH?!"
dOR!
"mASHIHO, MENYINGKIRLAH!" seru yoshi, mengisyaratkan si mungil untuk berlari ke arah pintu ketika hyunjin melesatkan satu peluru lagi lewat pistol di tangan kanannya.
"mau kabur ke mana, hamster kecil?" hyunjin bergerak lincah menghadang mashiho yang hendak melangkah keluar dari kamar.
namun, sepersekian detik setelahnya bahunya ditarik paksa dan sebuah bogem mentah dilayangkan oleh yoshi pada wajah pemuda hwang itu.
"jangan ganggu dia, sialan! dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini!"
hyunjin tak tinggal diam. ia membalas dengan kemampuan bela diri yang cukup mumpuni hingga terjadilah pertarungan sengit di antara kedua pemuda dengan kewarganegaraan berbeda itu.
satu tendangan kuat dari hyunjin cukup membuat yoshi kewalahan. pemuda kanemoto itu tersungkur di lantai lalu mengusap kasar darah segar yang mengalir lewat bibirnya.
"bagaimana ya rasanya kalau peluru ini menembus jantungmu?" hyunjin bertanya santai sembari menodongkan pistolnya ke arah yoshi, lengkap dengan seringai lebarnya.
"tembak." yoshi berkata dengan nada rendah, tatapan matanya menghujam lurus ke dalam bola mata hyunjin.
"kUBILANG, TEMBAK!"
"hyung!" mashiho memekik tidak terima. ia takut kalau tantangan dari yoshi akan benar-benar disanggupi oleh pemuda hwang itu.
untuk itu, kaki mashiho melangkah ke arah yoshi tanpa diperintahkan, mengabaikan segala ketakutannyaㅡ
"jANGAN MENDEKAT!"
dOR!
ㅡnamun, sepertinya hal itu merupakan keputusan yang salah karena dalam hitungan detik, hyunjin mengubah arah tangannya dan menembakkan satu peluru, menembus bahu kiri mashiho.
sebuah kekehan lolos dari mulut sang pelaku. "benar juga. dibanding membunuhmu, lebih baik aku mengambil apa yang menjadi milikmu agar kau juga tahu yang namanya kehilangan. bukan begitu?"
"bERENGSEK!"
amarah yoshi telah sampai pada puncaknya, sedangkan tawa hyunjin semakin menggelegar ketika mendapati si mungil yang kini tergeletak di lantai dengan ringisan pilu.
pemuda kanemoto itu segera bangkit dan menghabisi hyunjin dengan membabi buta, tetapi sang lawan pun tak tinggal diam.
tangannya bergerak mengambil salah satu pecahan kaca di lantai kemudian menggores perut yoshi hingga sang empunya mengerang tertahan dan menghentikan aksinya.
hyunjin tak menyia-nyiakan kesempatan itu. ia berdiri dengan sisa kekuatan yang ada dan mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari benda yang sekiranya bisa ia gunakan.
pandangannya tertuju pada lampu meja di atas nakas yang tudungnya terbuat dari bahan kaca. diambilnya benda tersebut seiring dengan langkahnya yang mendekat pada mashiho.
"selamat tinggal, hamster kecil."
"mASHIHO!"
pRANG!!
ㅡ
mashiho membuka matanya dengan hati-hati, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya sebelum bertanya-tanya dalam hati, di manakah ia berada saat ini.
ruangan bernuansa putih. pakaian khusus pasien. bau obat-obatan.
"akh!" reaksi spontan lolos dari bibir mashiho atas rasa sakit yang menyerang ketika ia menggerakkan tangan kirinya.
ah, benar juga. usai mengalami kejadian menakutkan yang selama ini hanya pernah ia saksikan lewat film, dirinya pasti berada di rumah sakit sekarang.
tangan kanan mashiho yang dalam keadaan baik-baik saja kemudian terulur ke arah kepalanya.
huh? apa ini? mengapa tidak ada perban di kepalanya?
bukankah hyunjin hendak menghantam kepalanya dengan lampu mejaㅡ
ㅡyoshi!
benar. yoshi melindunginya hingga kepala pemuda kanemoto itu terbentur keras, membuat cairan merah pekat mengalir deras membasahi pelipis dan sebagian wajahnya.
merasa ingatannya telah kembali sepenuhnya, mashiho segera mendudukkan diri untuk mencari keberadaan yoshi.
"kau sudah bangun?"
mashiho menghela napas kecewa saat mendapati bahwa suara yang menyambutnya saat ini bukanlah suara yang ia harapkan.
"yoshi hyung ... di mana?" tanya mashiho pada pengawal setia yoshi yang kini berdiri di pintu kamar rawatnya.
jihoon memberi kode pada mashiho untuk mengikutinya kemudian membawa si mungil ke kamar rawat lain, tempat di mana sang tuan berada.
kedua netra mashiho mendadak memanas ketika melihat di hadapannya saat ini, yoshi tengah terbaring tak sadarkan diri dengan perban yang membalut kepalanya.
"kenapa kau melindungiku lalu terbaring seperti ini, huh?"
ragu, jemari mashiho terulur untuk menyentuh rahang tegas milik pemuda bersurai merah yang ada di depan matanya sekarang.
terlihat tenang dan tak ada raut kekejaman yang biasa ia tunjukkan.
"perjanjian kita masih belum selesai, hyung. jadi, cepat bangunlah," mohon mashiho lirih.
ada dua hal yang tak boleh dimiliki oleh seorang penguasa dunia gelap demi mempertahankan kekuatannya.
cinta. serta belas kasihan.
dan kanemoto yoshinori telah melanggar prinsip itu.
[]
maap ya fans-fansnya hyunjin. aku pinjem namanya bentar heheh
btw, kalo kalian inget percakapan yoshi sama jihoon di chapter 8, ada geng mafia namanya district 9 yang dibantai sama yoshi terus jihoon bilang ada satu orang yang berhasil kabur.
nah orang itu si hyunjin ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
devilish charm; yoshiho [✓]
Fanfictionentah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja mashiho sudah terjebak bersama seorang pemuda jelmaan iblis seperti kanemoto yoshinori. ㅡ bxb, lowercase, baku ㅡ dom!yoshi sub!mashi ⚠ might contain physical abuse, violence, and sexual harassment