19; the truth untold

1.2K 202 36
                                    

"sampai kapan anda akan seperti ini, tuan?"

jihoon menatap iba pada pemuda di hadapannya yang terlihat cukup berantakan.

botol-botol minuman beralkohol yang berserakan di mana-mana, surai kemerahan yang acak-acakan, ditambah lingkaran hitam di bawah manik gelap yang kini hanya memperlihatkan sorot kosong, benar-benar menggambarkan betapa kacaunya keadaan seorang kanemoto yoshinori sekarang.

"sampai aku bisa tidur tenang tanpa mengkhawatirkan bocah itu," sahut yoshi datar, tetapi parau.

jawaban itu membuat helaan napas pelan lolos dari mulut jihoon.

ini seperti bukan yoshi yang ia kenal.

"anda lupa kalau anda hampir mati di hari itu karena menyelamatkannya?"

jihoon tak bisa melupakan betapa terkejutnya ia begitu datang ke apartemen yoshi dan melihat keadaan sang tuan yang tergeletak di lantai dengan bersimbah darah.

kalau saja saat itu jihoon terlambat datang barang beberapa menit saja, bukan tidak mungkin yoshi akan kehilangan nyawanya akibat kehabisan darah.

atau yang lebih parahnya, hyunjin akan menggunakan kesempatannya untuk menghabisi pemuda kanemoto itu lebih kejam lagi.

"lantas mengapa anda berpura-pura lupa ingatan kalau bukan untuk menghindarinya?" pemuda park itu kembali bertanya.

alih-alih memarahi atau memukul sang ajudan seperti biasa karena terlalu banyak mengusiknya, kali ini yoshi hanya bungkam.

karena pertanyaan jihoon pun tidak sepenuhnya salah.

fakta bahwa yoshi hanya berpura-pura mengalami amnesia di hadapan mashiho adalah benar adanya.

"kalau tuan besar tahuㅡ"

"aku tidak peduli." yoshi baru kembali membuka suara, sebelum tertawa remeh setelahnya.

"... toh, aku sudah muak dijadikan anjing peliharaan oleh tua bangka itu."
















































"sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan sedari tadi?" jaehyuk menghampiri mashiho yang terus melamun, bahkan beberapa kali membuat kesalahan saat melayani pelanggan.

"jae ... sepertinya aku sudah gila."

jaehyuk yang mendengarnya pun tergelak. "apa maksudmu?"

"aku berhalusinasi melihat seseorang yang seharusnya tak mungkin ada di sini."

bukan hanya sekali mashiho mengalami hal itu.

setelah mengira bahwa yoshi yang menolongnya di pantai tempo hari, sekelebat bayang-bayang pemuda itu kembali tertangkap dalam penglihatannya di tengah keramaian pasar, maupun saat ia sedang sibuk melayani di restoran.

namun, tiap kali mashiho berlari mengejar untuk memastikannya, sosok itu mendadak lenyap bak ditelan bumi.

mashiho merasa dirinya benar-benar akan gila.

"hei! kalian tidak pulang?!"

seruan dari asahi serta-merta memecah lamunan mashiho.

ia menoleh ke arah asahi yang tengah melepas apron-nya sembari melayangkan tatapan tajam pada dirinya dan jaehyuk.

mashiho hanya bisa tersenyum kaku, sedangkan jaehyuk menghampiri pemuda hamada itu dengan santai kemudian merangkulnya.

"sudah malam kenapa masih galak, sih? cemburu, ya?"

"jangan mengada-ngada!"

mashiho hanya bisa menatap iri menyaksikan kemesraan sepasang sejoli itu kemudian pamit pergi sebelum dirinya benar-benar menjadi nyamuk.

kebiasaan kecil yang selalu mashiho lakukan saat ia berjalan seorang diri di malam hari adalah menyalakan flashlight.

namun, keteledorannya yang lupa men-charge ponselnya hari ini membuat jalan pulang yang ia lalui sekarang terasa lebih kelam dan mengerikan dari biasanya.

rasa cemas mendadak melingkupinya. mashiho sengaja mempercepat langkahnya dengan napas memburu saat dirasa phobia-nya bisa kambuh kapan saja.

bodohnya, dalam keadaan seperti ini, sosok yang pertama kali terpikirkan dalam benaknya pun hanya yoshi.

jika pemuda itu ada di sisinya seperti hari itu, mashiho pasti akan bisa meredam ketakutannya.

si mungil buru-buru menggelengkan kepalanya agresif. ia harus kuat. ia tak boleh lemah!

"kumohon, tahanlah sebentar lagi."

terlalu fokus dengan mindset yang memikirkan bagaimana ia dapat sampai secepatnya, membuat mashiho tak memperhatikan keadaan sekitar dan menabrak bahu seseorang dengan kerasnya.

"m-maafkan aku," ucap mashiho terbata seiring dengan kepalanya yang mulai berdenyut.

ia hendak kembali melanjutkan langkahnya kalau saja sosok itu tidak menahan lengannya.


"tak kusangka kita akan kembali bertemu di sini."

mendengar suara familier yang menyapa rungunya, mashiho pun sontak menoleh untuk melihat rupa orang yang ada di hadapannya saat ini.

memaksakan penglihatannya yang sudah mulai samar, kedua mata mashiho pun serta-merta membola.





"a-ayah?"

[]



yakk siapa yang waktu itu nebak yoshi cuma pura-pura lupa ingatan?
selamat! anda mendapatkan 2 juta rupiah dipotong pajak 100%😎

devilish charm; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang