23; without words

1.3K 184 57
                                    

"terima kasih, silakan datang kembali!" ucap mashiho riang sembari membungkukkan badannya sekilas pada salah satu pelanggan yang baru saja menyelesaikan kegiatan makannya.

satu minggu sudah berlalu sejak kejadian pada malam itu dan tiga hari belakangan mashiho memutuskan untuk masuk kerja.

menurutnya, menyibukkan diri seperti ini lebih baik ketimbang berdiam diri dan membiarkan memori itu kembali menghantuinya.

"ada hal yang membuatmu bahagia?" jaehyuk yang baru selesai mencatat pesanan pelanggan, datang menghampiri mashiho di meja kasir.

si mungil menatap jaehyuk tidak mengerti.

"kau tidak berhenti tersenyum sedari tadi," lanjut jaehyuk.

"ah, benarkah?" mashiho sedikit tersipu.

sepertinya, kehadiran yoshi sedikit banyak membuat jiwanya kembali hidup.

"kurasa karena seseorang berhasil mengisi kembali energiku," ucap mashiho seadanya sembari tersenyum simpul.

"siapa? si yoshi, yoshi itu?" celetuk asahi yang langsung membuat kedua netra mashiho membola karenanya.

"b-bagaimana kau bisa mengetahui nama itu?!"

"kau berulang kali menggumamkannya saat pingsan akibat tenggelam di pantai hari itu."

"wahh, mashi diam-diam sudah punya kekasih, nih?" goda jaehyuk.

"b-bukan begitu. dia hanya ...." lidah mashiho mendadak kelu untuk melanjutkan kalimatnya.


benar juga. memangnya hubungan jenis apa yang ia miliki dengan yoshi?





































"mashi, benar tidak apa-apa kami tinggal?"

"tidak apa-apa, jae. nanti aku yang kunci kedainya, kalian duluan saja," sahut mashiho yang masih sibuk mengepel lantai.

"baiklah, terima kasih kalau begitu. kami duluan ya, good night, mashi!"

jaehyuk tersenyum sambil menepuk bahu mashiho sekilas kemudian menyusul asahi yang telah lebih dahulu berjalan keluar dari kedai dan merangkul pemuda jepang itu.

selepas kepergian jaesahi, mashiho buru-buru melepas apron-nya dan membereskan kain pel yang sedari tadi hanya ia gunakan sebagai dalih untuk menyibukkan diri.

tangannya bergerak lincah mematikan lampu dan mengunci pintu kedai kemudian berjalan beberapa meter untuk menghampiri seorang pemuda dengan surai merah yang tertutup oleh hoodie hitam oversized-nya.

"hyung! maaf, menunggu lama, ya?"

yoshi pun menggeleng pelan. "sudah selesai?"

tak menggubris pertanyaan dari sang lawan bicara, dahi mashiho berkerut tidak suka ketika netranya menangkap kepulan asap yang keluar dari mulut yoshi.

"sudah kubilang, merokok itu tidak baik, hyung!"

yoshi tersenyum miring melihat raut wajah mashiho yang semakin menggemaskan ketika ia sedang marah, lantas mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga si mungil,

"kalau begitu, berikan aku yang manis-manis setelah ini."

sadar akan makna di balik kata-kata yoshi ketika mendapati pandangan sang dominan yang kini terarah pada bibirnya, mashiho langsung mengambil langkah mundur dan beranjak meninggalkan yoshi.

devilish charm; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang