8; negotiation

1.8K 259 46
                                    

"jadilah partner sex-ku."

kedua netra mashiho membulat sempurna, terlebih ketika yoshi mulai mendekatkan wajahnya dan menggunakan sebelah tangan yang menganggur untuk memegang tengkuknya.

mashiho pun tertawa hambar. "kukira kau berbeda dengan para pria menjijikkan itu. ternyata sama saja, ya?"

yoshi terkekeh, melepaskan mashiho dari kungkungannya dan beralih memasukkan kedua tangannya pada saku celana.

"aku hanya bercanda. jangan dianggap serius."

mashiho terperangah melihat yoshi yang terlihat santai usai berlaku seenaknya, dengan mengatakan satu hal yang hampir membuat jantungnya copot tadi.

"kau benar-benar suka mempermainkan orang lain, ya, tuan yoshi," sarkas mashiho, memberi penekanan pada panggilan hormat yang ia gunakan untuk pemuda bersurai merah di hadapannya itu.

yoshi mendengus kecil kemudian melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari dalam laci.

"ini syaratnya."

mashiho mengambil selembar kertas yang disodorkan yoshi dengan judul kontrak perjanjian yang tertera di bagian paling atas kertas tersebut.

"pihak A, kanemoto yoshinori. pihak B, takata mashiho." mashiho menggumamkan keterangan pembuka pada kontrak tersebut, sebelum beralih pada poin demi poin yang tertulis di bawahnya.

"pertama, pihak B harus tinggal di apartemen milik pihak A dan pihak B akan diantar-jemput ke kampus oleh pengawal khusus yang disiapkan oleh pihak A."

"kedua, pihak B harus menuruti semua permintaan pihak A dan siap sedia bila pihak A membutuhkan bantuan."

mashiho mengerutkan dahinya lalu menatap yoshi sembari mencicit tidak terima, "ini yang kau maksud dengan 'memberi kebebasan'?"

yoshi menatap mashiho datar sambil melipat keduan tangannya di dada. "kau lupa, berapa besar uang yang gagal kudapat karena tidak jadi menjualmu?"

skakmat.

kalau begini, mashiho merasa dirinya sudah tidak bisa memprotes apa pun lagi.

"dan untuk poin pertama ...." yoshi mengulum bibirnya sebelum melanjutkan kalimatnya, "itu untuk keselamatanmu juga, kalau sewaktu-waktu ayahku melacak keberadaanmu dan berusaha mencelakakanmu."

mashiho masih setia membisu. kali ini bukan karena tidak bisa membantah perkataan yoshi, tetapi karena ia cukup terkejut.

ia tidak menyangka, yoshi akan memikirkan keselamatannya sebesar itu.

sepersekian detik setelahnya, mashiho cepat-cepat menggelengkan kepalanya.

mungkin saja yoshi melindunginya karena hutang sang ayah yang belum lunas dan ia harus melunasinya sebagai gantinya, bukan?

ya, pasti karena itu.

"ketiga ...." mashiho hendak kembali membaca poin selanjutnya, tetapi kalimat yang tertangkap pada netranya berhasil membuat pergerakan mulutnya terhenti.

jika pihak B setuju, satu kali pelayanan malam akan mengurangi hutangnya sebanyak 100 juta won.

apa-apaan ini?

"u-untuk poin ketiga, sifatnya tidak wajib, 'kan?" tanya mashiho sedikit terbata.

entah mengapa, kegugupan serta-merta melandanya begitu ia membaca apa yang tertulis pada poin ketiga.

yoshi mengangguk. "aku tidak akan memaksamu."

"kalau aku tidak melakukan poin ketiga, maka sampai kapan aku harus menjalani poin pertama dan kedua?" tanya mashiho cermat.

yoshi mengukir senyum miringnya mendengar pertanyaan pemuda mungil itu. "sampai aku puas?"

dahi mashiho berkerut tidak suka. kalau begini caranya, bisa saja ia harus menjadi budak pemuda kanemoto itu dalam jangka waktu yang lama.

"k-kalau begitu ... jika aku melakukan seperti apa yang tertulis di poin ketiga, apa yang akan terjadi kalau hutang 500 juta won itu sudah terpenuhi?"

"poin pertama dan kedua tidak berlaku lagi," jawab yoshi cepat. "atau dengan kata lain, kau benar-benar terbebas dan tidak akan berurusan lagi denganku."

benar-benar terbebas? tentu saja mashiho sangat menginginkan hal itu.

namun, bagaimana mungkin ia harus melunasi hutangnya dengan memenuhi poin ketigaㅡyang berarti ia harus bercinta dengan pemuda jelmaan iblis itu sebanyak lima kali?!

mungkin itu adalah hal yang mudah bagi para jalang di luar sana, tetapi bagi mashiho yang tubuhnya belum pernah terjamah sama sekali, ini merupakan hal yang baru dan mampu membuat nyalinya menciut hanya dengan membayangkannya.

"u-untuk sementara, aku akan melakukan poin pertama dan kedua saja."

"baiklah. silakan tanda tangani di bawah."





































"anda memanggil saya, tuan?" jihoon membungkukkan badannya sopan di hadapan yoshi yang tengah fokus di atas meja kerjanya.

"bagaimana dengan geng mafia di district 9 tempo hari?"

"sudah kami bereskan, tuan. tapi ...." jihoon menggantungkan kalimatnya dengan ragu.

"tapi?" ulang yoshi tidak sabar.

"ada satu orang yang berhasil melarikan diri."

pergerakan tangan yoshi yang sedang membalikkan kertas di hadapannya sontak terhenti.

"bereskan secepatnya, jangan sampai dia lolos," ucapnya santai, tetapi penuh penekanan.

"baik, tuan."

jihoon baru saja hendak meninggalkan ruangan ini ketika sang tuan kembali memanggil namanya.

"besok aku akan membawa mashiho ke apartemenku. kau, antarkan dia ke kampus."

kalimat yoshi barusan membuat jihoon menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"anda serius akan membiarkan anak itu, tuan?"

"kalau iya, memang kenapa?"

"tuan yoshi, saya berkata ini demi kebaikan anda. bukankah sebaiknya anda berbuat seperti yang sudah-sudah? kalau tuan besar tahuㅡ"

"tutup mulutmu."

pandangan yoshi menajam, atensinya kini terfokus seluruhnya ke arah sang ajudan.

sementara itu, jihoon yang merasakan aura yoshi mulai berubah, sontak meneguk ludahnya kasar. terlebih ketika pemuda kanemoto itu mulai berdiri dan berjalan menghampirinya.

"itu bukan urusanmu, park jihoon," ucap yoshi dengan nada rendah. "apakah aku terlalu baik akhir-akhir ini sampai kau berani membantah perkataanku?"

jihoon tak berkutik ketika tangan sang tuan bergerak meraih dasi yang ia kenakan dan mengeratkannya dengan kuat hingga dirinya merasa tercekik.

"t-tidak, bukan begitu, tuan. m-maafkan saya. s-saya tidak akan mengulanginya lagi," jawab jihoon dengan susah payah karena jalur pernapasannya yang terhambat secara paksa.

yoshi pun melepaskan cekikannya sebelum berkata dengan nada tak terbantahkan,

"kalau kau masih ingin hidup untuk menafkahi keluargamu, maka cukup lakukan apa yang kuperintahkan. tidak kurang dan tidak lebih."

[]

devilish charm; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang