18; hallucination

1.1K 200 29
                                    

hari ini adalah hari liburnya kedai jikjin.

mashiho baru saja kembali usai berbelanja bahan-bahan makanan yang hampir habis ketika dilihatnya asahi yang tengah mondar mandir di depan rumahnya dengan raut wajah gusar.

"sahi, apakah ada yang salah?"

"shiho! bagaimana ini ... adikku ... a-adikkuㅡ"

"hei, tenanglah. adikmu kenapa?"

"adikku belum kembali sejak siang tadi. dan seseorang mengatakan bahwa dia melihat anak kecil yang mirip dengan adikku di tengah pantai."

"kau yakin itu adikmu?"

asahi menggeleng agresif. "aku tidak tahu, tapi kalau benar ... bagaimana kalau dia tenggelam? dia tidak bisa berenang, sama sepertiku."

"kau sudah meminta bantuan?"

pemuda berkulit putih pucat itu kembali menggeleng.

"jaehyuk sedang pergi ke kota. aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi," ucap asahi parau.

mashiho yang melihat ekspresi asahi yang seolah hendak menangis menjadi tidak tega.

"tunggu di sini."

"apa maksudㅡ HEI, SHIHO! ARUS PANTAI SEDANG CUKUP BESAR!"

tak menggubris teriakan asahi, mashiho menambah kecepatan larinya menuju pantai.

dan sesuai peringatan asahi, aliran ombak terlihat cukup ribut saat ini, terbukti dari bagaimana objek berwarna biru langit itu berlomba-lomba menghempas dataran di pinggir pantai.

setelah beberapa saat mengedarkan pandangan, netra mashiho akhirnya menangkap sosok anak kecil yang tengah berperang melawan ombak di tengah sana.

"kau pasti bisa!" sugesti mashiho pada dirinya sendiri sembari mengepalkan tangan.

perlahan tapi pasti, pemuda takata itu melangkah masuk ke dalam perairan yang kian lama kian bertambah kedalamannya.

mashiho sendiri bukan termasuk orang yang takut air, tetapi jujur saja ia belum pernah mencoba berenang di tempat sedalam ini.

lebih tepatnya, ia hanya bermodalkan nekat untuk menyelamatkan adik asahi saat ini.

dan ternyata tekad tersebut tak sia-sia karena walaupun dengan susah payah melawan aliran ombak dengan tubuh mungilnya, tangan mashiho berhasil menggapai anak kecil itu dan membawanya ke tepian pantai.

sedikit lagi!

tinggal beberapa meter lagi mashiho dapat kembali ke dataran dengan selamat ketika tiba-tiba saja kepalanya berdenyut seiring dengan telinganya yang mengeluarkan dengungan aneh.

sekelebat ingatan menyeruak masuk memenuhi pikirannya. memori lampau yang sudah lama ia kubur dan tak pernah diharapkan 'tuk kembali.

mashiho memandang kosong ke arah hamparan perairan biru di hadapannya yang mengingatkannya pada sang ibu.

kenangan indah ketika dirinya bermain bersama sang ibu di tepian pantai sewaktu kecil, sekaligus ingatan pahit tatkala wanita yang paling ia cintai harus meregang nyawa di tempat ini.

pandangan mashiho serta-merta mengabur, membuat keseimbangannya pun turut hilang begitu saja dan membiarkan tubuhnya tenggelam bersama ombak.

semakin dalam dan semakin gelap.

permukaan semakin terasa jauh untuk digapai. namun, entah mengapa mashiho sama sekali tak memiliki tenaga untuk menggerakkan tubuhnya.

di sisa-sisa kesadarannya itulah, mashiho melihat seorang pemuda yang muncul dari arah berlawanan dan berenang menghampirinya.

menarik tangannya dan mengguncangkan tubuh mungilnya dengan pandangan khawatir, sebelum membawanya kembali ke permukaan.

sosok itu, sosok yang amat mashiho tunggu-tunggu.

kanemoto yoshinori.





































"shiho! kau sudah sadar?!"

mashiho baru saja siuman dan mendapati dirinya tengah terbaring di kamarnya dengan kehadiran asahi yang tengah menatapnya khawatir.

"bodoh! kenapa kau nekat kalau tidak bisa berenang?!"

"ㅡtidak, tidak! aku yang bodoh karena membiarkanmu pergi ke sana!"

sudut bibir mashiho sedikit tertarik ke atas. lucu saja melihat seorang hamada asahi yang biasanya sangat galak terhadapnya, kini menjadi bawel karena khawatir.

hanya beberapa saat sebelum ingatannya kembali pada detik-detik sebelum kesadarannya menghilang.

mashiho sontak bangkit dari tempat tidur, mengabaikan tubuhnya yang masih terasa lemas, kemudian berlari ke luar rumah sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

merasa tak menemukan sosok yang ia cari, mashiho hendak melanjutkan pencariannya kalau saja asahi tidak menahan dirinya.

"hei, kau mau ke mana lagi?!"

"sahi, bagaimana aku bisa sampai ke tepian tadi?" tanya mashiho penuh harap.

"bagaimana lagi? tentu saja petugas pantai yang menyelamatkanmu."

jawaban asahi serta-merta membuat hati mashiho mencelos kecewa.

apakah semua bayangan tadi hanya sebuah mimpi?

"kau yakin? apakah tidak ada orang asing lainnya?"

dahi asahi mengerut. "kau ini kenapa, sih? apakah ada masalah?"

"oh, tidak."

mashiho tersenyum tipis sebelum melangkah kembali ke dalam rumahnya dan perasaan campur aduk.

tadinya, mashiho berpikir seiring dengan berjalannya waktu, lambat laun ia akan berhasil menghapus sosok yoshi dari benaknya.

namun, sepertinya tidak semudah itu.

karena nyatanya, perasaan itu masih ada.

[]




karena aku udah nulis draft kasar cerita ini sampe mendekati ending jadi mungkin aku bisa update 2 kali seminggu, asal vote dan komennya rame😃

btw, sekalian numpang promosi
yang suka jaesahi mampir yukk

btw, sekalian numpang promosi yang suka jaesahi mampir yukk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
devilish charm; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang