01-One Kiss

16.6K 303 0
                                    

Hai, sebelum baca tolong vote dulu ya🌟
.
.

"Daddy Sean!"

Teriakan Adara yang nyaring menyambut kedatangan Sean yang baru saja memasuki rumah.

"Kangen sama Daddy, hm?" Sean  tersenyum dan memberikan ciuman bertubi dipelipis Adara.

Adara mengganggukan kepalanya, matanya bahkan mengeluarkan cairan bening saking rindunya kepada Sean.

"Kangen banget, Dad." Adara berucap pelan.

Sean tersenyum, perjalanan bisnis yang dilakukannya keluar negeri membuatnya dan Adara tidak bisa bertemu selama dua minggu.

Sean melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Adara. "Jangan nangis lagi, oke? Nanti kesayangan Daddy ngga cantik lagi." Ibu jari Sean bergerak menghapus air mata Adara.

Adara tersenyum lebar. "Ayo ke kamar, aku kangen banget pengen tidur sama Daddy." Perempuan cantik itu memeluk lengan berotot Sean dengan manja.

"Katanya mau tidur, kenapa malah peluk lengan Daddy?" Sean bertanya dengan senyum tipis.

"Mau gendong, seperti pengantin."

Sean tertawa pelan. Menoel hidung Adara lalu mengangkat tubuh perempuan cantik didepannya itu dengan mudah.

Adara mengalungkan tangannya pada leher Sean, wajahnya ia letakkan diceruk leher lelaki tersebut membuat Sean harus menahan nafas untuk beberapa saat karena merasakan embusan nafas Adara yang begitu hangat.

"Adara tidur duluan, ya? Daddy mau mandi dulu sebentar." Sean membaringkan Adara diranjang kamarnya kemudian Adara mengangguk.

Tidak perlu menunggu lama, Sean keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan boxer dan handuk yang tersampir dibahu lebarnya.

Sementara itu Adara merona melihat Sean yang bertelanjang dada, memperlihatkan otot-otot perut yang sangat seksi. Meskipun bukan pertama kalinya Adara melihat pemandangan indah seperti ini, tetapi tetap saja perempuan cantik itu merasa malu.

Setelah memakai celana training dan kaos, Sean membaringkan tubuh kekarnya di samping Adara.

"Sini, Daddy peluk." Sean merentangkan tangan kirinya.

Adara mendekat, menjadikan lengan Sean sebagai bantalan.

"Ah, Daddy kangen banget sama kamu." Sean memejamkan mata seraya mencari posisi yang nyaman dengan kedua tangan yang memeluk Adara.

"Daddy?" Adara memanggil.

"Hm?"

"Adara boleh cium Daddy, ngga?" Tanya Adara.

Sean menundukkan kepalanya untuk melihat wajah Adara. "Kenapa nanya, sayang? Kamu bisa cium Daddy sepuasnya."

Adara tersenyum lalu sedetik kemudian, sebuah kecupan ia berikan kepada Sean.

Bukan kecupan di kening atau pipi seperti biasa, melainkan Adara mengecupnya tepat dibibir Sean.

Sean bahkan termenung saat mendapat kecupan mendadak itu. Dekat jantungnya seakan berhenti tergantikan oleh desiran aneh yang mengalir dalam tubuhnya.

"Selamat malam, Dad." Adara menenggelamkan wajahnya didada bidang Sean.

"Shit, Adara."
.
.

Ting tong ting tong!

Suara bel rumah yang berbunyi berhasil membangunkan Adara dari tidurnya yang nyenyak. Adara menoleh ke samping, mendapati wajah damai Sean yang masih pulas tertidur.

Ting tong ting tong!

"Siapa sih yang dateng ke rumah pagi-pagi gini?" Adara turun dari ranjang seraya mengikat rambut.

Dengan cepat Adara berjalan ke pintu utama dan membukanya, mendapati seorang perempuan yang terlihat lebih dewasa darinya.

"Siapa ya?" Adara bertanya seramah mungkin.

"Sean nya ada?" Perempuan itu bertanya.

Sebelah alis Adara terangkat sebelah, "Ada perlu apa sama Daddy saya?"

"Aku Monica, kekasih Sean." Perempuan itu mengenalkan diri.
.
.
.

Between Us [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang