18-Towards the day

1.6K 52 0
                                    

Hai, sebelum baca tolong vote dulu ya 🌟
.
.

Pernikahan mendadak yang akan Sean dan Adara laksanakan membuat Avian yang sedang berlibur diluar negeri kembali kerumah dengan paksaan Sean.

Sean meminta Avian untuk menyiapkan semuanya dimulai dari WO sampai pakaian yang akan dipakai dihari pernikahannya nanti.

Bahkan Sean meminta Avian untuk menjemput kedua orangtuanya yang berada di Prancis.

Avian bisa saja menolak, tetapi akan sangat merasa tidak enak pada Adara selaku kakaknya sendiri.

"Mau langsung pulang?" Sean merapihkan rambut Adara begitu mereka keluar dari butik setelah fitting baju.

Adara terlihat berfikir lalu menggandeng lengan berotot Sean. "Mau jalan-jalan dulu."

"Kemana? Sekarang lagi mendung, kayaknya mau hujan bentar lagi."

Adara mengikuti arah pandang Sean ke atas langit, padahal baru jam tiga sore tetapi langit seperti petang hari.

"Kita kekantor Daddy aja, udah lama aku ngga ke sana." Jawab Adara.

Sean mengangguki ucapan Adara, keduanya memasuki mobil lalu pergi ke kantor Sean

Dan benar saja, begitu sampai dibasement, hujan turun dengan derasnya.

"Hai Adara, lama ngga ketemu." Sapaan Theo menyambut Sean dan Adara yang baru saja memasuki lobby.

Adara tersenyum. " Halo Theo, gimana kabarnya?"

Theo tersenyum lalu melirik Sean yang terlihat tidak suka akan interaksinya dengan Adara.

"Baik, kalau kamu? Apa—

"Kamu ngga bertanya kabar bos kamu?" Pertanyaan Sean memotong ucapan Theo.

Theo berdehem, "Setiap hari saya selalu sama Bapak. Jadi saya tahu gimana kabar bapak."

Adara terkekeh sedangkan Sean mendengus lalu menarik tangan Adara untuk melanjutkan langkah mereka.

"Daddy ngga suka liat kamu senyum kayak tadi ke Theo." Sean memasuki ruangannya, disusul Adara dibelakang.

Adara tersenyum mengejek, ia mengambil posisi duduk di samping Sean.

"Daddy cemburu?"

"Udah jelas Daddy cemburu, jadi jangan kayak tadi lagi atau kamu Daddy hukum," Sean menatap Adara.

Adara menyunggingkan senyumnya menggoda, ia melingkarkan kedua tangannya dileher Sean lalu mendekat.

"Hukuman kayak gimana, Dad? Kayak gini?" Adara memberikan kecupan serta hisapan dileher lelaki itu.

Sean menggeram, Adara berhasil memancing sesuatu didalam dirinya hanya karena satu kecupan dan hisapan saja.

"Kamu harus selesaikan apa yang kamu mulai, Adara." Belum sempat Adara berucap, bibir Sean sudah terlebih dahulu membungkam Adara dengan ciuman yang dalam.

Adara tersenyum disela ciumannya, jari lentiknya bergerak cepat untuk melepas kancing kemeja yang Sean kenakan.

Sean menyudahi ciuman panasnya lalu terkekeh melihat Adara yang tidak sabaran.

"Pelan-pelan, sayang." Sean menyentuh pipi Adara lalu tangannya turun untuk melepaskan blouse yang Adara kenakan.

Sean membaringkan Adara disofa setelah membuat perempuan itu setengah telanjang. Bibir panasnya langsung menyesapi lembutnya kedua dada berisi milik Adara.

"Aahh...Daddyhh.." Adara mencondongkan tubuhnya saat Sean menggigit gemas puting dadanya.

Sean semakin tak terkendali mendengar Adara mendesah. Bibir dan tangannya tidak berhenti bergerak membuat Adara merasakan sesuatu baru saja keluar.

Sean menyeringai. "Kamu udah basah, sayang." Lelaki itu langsung meloloskan rok serta dalamannya sehingga Adara kini benar-benar telanjang.

Dengan nafas yang tersengal-sengal Adara duduk. "Daddy curang! Aku udah telanjang tapi Daddy belum!"

Sean terkekeh, tanpa banyak kata meloloskan celana bahan dan dalamannya hingga mereka sama-sama telanjang.

"I love you babe." Sean berbisik kemudian kembali mempertemukan bibir mereka.

Lidah mereka saling membelit, suara decakan bahkan terdengar. Beruntungnya ruangan Sean ini kedap suara.

"Ugh.." Adara menggigit bibir bawahnya saat Sean menyatukan tubuh mereka.

Jauh berbeda seperti terakhir kali bercinta, kali ini Sean melakukannya dengan begitu lembut walaupun disofa.

Adara sangat menyukainya. Hentakan Sean terasa lembut tetapi membuatnya sesak terlebih sebentar lagi ia akan sampai pada puncaknya.

"Daddyh, lebih cepat—Ah!" Adara mencengkeram kedua pundak Sean.

Sean menggeram, mempercepat gerakannya dibawah sana membuat Adara terus mendesahkan namanya.

"Sean..."

"Ah Adara..."

Keduanya memanggil satu sama lain saat pelepasan. Napas Sean tersengal-sengal, lelaki itu menatap Adara yang berada dibawahnya.

Sebelah tangannya menyentuh perut Adara. "Sebentar lagi Sean Junior akan hadir disini."
.
.

Between Us [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang