16-Miscarriage

1.7K 64 0
                                    

Hai, sebelum baca tolong vote dulu ya 🌟
.
.
Setelah dari kantor Sean, Adara mampir terlebih dahulu ke Mall.

Adara ingin menghabiskan uang Sean yang selalu bertambah direkeningnya, sebagai bentuk protes karena Sean tidak menjawab pertanyaan tentang kapan menikahinya, saat dikantor tadi.

Saat tengah asyik memilah-milah pakaian, seseorang menyenggol bahu Adara membuat perempuan itu mundur beberapa langkah.

Julia. Orang yang menyenggolnya ternyata Julia. Adara segera membuang muka saat matanya bersibobrok dengan Julia.

"Tunggu dulu Adara," Cekalan dilengan kirinya membuat Adara mengurungkan langkahnya.

Julia menunduk, menghela nafas terlebih dahulu sebelum menatap Adara yang seperti enggan menatapnya.

"Gue mau minta maaf." Kata Julia.

Adara diam tidak menjawab.

"Maafin gue, hubungan kita sebagai sahabat jadi renggang karena gue."

"Nyadar juga lo ternyata" Adara berucap sarkas.

Julia memaksakan senyumnya, "Maaf juga soal Om Sean udah gue jadiin pacar pura-pura. Lo mau kan maafin gue?"Julia menggenggam kedua tangan Adara.

Sejujurnya hati Adara tidak tega melihat Julia memohon seperti ini. Tetapi Adara juga tidak mau kalau Sean terus menerus menjadi pacar pura-pura Julia.

Untuk itu Adara menepis tangan Julia lalu berkata, "Gue mau Daddy Sean berhenti jadi pacar pura-pura Lo! Gue muak liat kalian mesra-mesraan meskipun itu cuma didepan keluarga lo, gue muak Julia!" Suara Adara meninggi, membuat atensi pengunjung Mall yang berada didekatnya teralih padanya.

Julia menggelengkan kepalanya. "Maaf, gue ngga bisa berhenti Adara. Gue—gue suka sama Om Sean, gue udah jatuh cinta sama dia."

Adara tertawa sarkas, benar-benar ya perkataan sahabat—tunggu, Adara mengoreksi nya—mantan sahabatnya ini sangat kelewatan.

Jatuh cinta kepada Sean, katanya?

"Lo kelewatan, Julia. Lo lupa kalau gue ini tunangannya? Kalau lo lupa, biar gua ingetin lagi. Gue tunangannya Daddy Sean! Jadi buang perasaan lo itu jauh-jauh! Lo gak berhak buat ada diantara gue sama Daddy Sean karena dia cuma milik gue!" Adara bahkan sudah menggunakan telunjuknya mengarah pada Julia

Tangan Julia mengepal dikedua sisi tubuhnya, hatinya terasa sakit setelah Adara berkata demikian. Memang benar Adara dan Sean sudah bertunangan satu bulan yang lalu, bahkan Julia juga turut hadir dalam acaranya. Tapi Julia tidak menyukai fakta tersebut.

Dorongan rasa itulah yang membuatnya bergerak maju lalu mendorong tubuh Adara yang pada dasarnya tidak tahu atas gerakan mendadak itu.

Adara meringis saat bokongnya menghantam lantai, perutnya terasa terguncang lalu disusul oleh rasa nyeri.

Sedangkan Julia, perempuan itu  terbelalak saat melihat darah mengalir disela-sela paha Adara.

Julia benar-benar tidak berniat membuat Adaral terluka. Hanya untuk meluapkan emosinya saja, tidak lebih.

Menghiraukan Adara yang menangis dan tatapan pengunjung Mall yang lainnya, Julia melangkah mundur lalu segera berlari meninggalkan tempat itu.

Beberapa Pengunjung Mall yang berada didekat Adara segera mendekat lalu membawa gadis itu kerumah sakit terdekat.
.
.

Sean terduduk lesu disofa yang berada diruang inap Adara. Sesekali lelaki itu mengusap wajahnya kasar begitu mengingat kembali perkataan dokter beberapa saat yang lalu.

Dokter mengatakan kalau Adara mengalami keguguran, Usia kandungannya bahkan belum genap empat Minggu.

Gugurnya kandungan Adara disebabkan oleh lemahnya kondisi janin, ditambah guncangan perut yang terjadi membuat janin itu tidak bisa bertahan.

Dari beberapa orang yang membawa Adara kerumah sakit, Sean mendapat kesaksian kalau ada satu perempuan yang sudah mendorong Adara sampai terjatuh.

Didalam hati Sean bersumpah akan memberi pelajaran kepada orang yang telah berbuat demikian, tidak memandang bulu kalau perempuan ataupun laki-laki.

"Daddy......" Begitu mendengar suara Adara yang lemah, Sean segera mendekat.

Sebelah tangan Adara yang terbebas dari infus, Sean genggam lalu disusul kecupan disana.

"Ini Daddy, sayang."

"Daddy...." Adara membuka matanya secara perlahan.

Tiba-tiba saja Adara meringis sambil memegang perut bagian bawahnya, Sean segera bangkit untuk memanggil Dokter tapi lengannya sudah lebih dulu ditahan oleh Adara.

"Sakit, Dad." Cengkraman dilengan Sean semakin keras, membuat Sean tidak tahu harus berbuat apa.

"Sayang, Daddy panggil Dokter ya?"

Adara menggeleng, secara perlahan dia membenarkan posisinya menjadi duduk dengan bantuan Sean.

"Udah ngga sakit, hm?" Sean menyelipkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah cantik Adara.

Adara mengangguk. "Sebenernya aku kenapa, Dad? Kenapa perut aku sakit sakit banget?"

Sean menghela nafas lalu menggenggam kedua tangan Adara. "Sebelumnya Daddy minta maaf karena ngga bisa jagain kamu dengan baik, Adara."

Perasaan Adara menjadi tidak enak. Terlebih saat melihat raut wajah Sean. yang menyiratkan kesedihan.

"Kenapa Daddy ngomong gitu? Aku baik-baik aja kok." Sungguh, Adara tidak suka melihat Sean yang menyedihkan seperti ini.

"Kamu ngga baik-baik aja, Adara. Kita kehilangan calon anak kita," Sean menunduk.

Adara mengerjap, calon anak?

"Maksud Daddy apa?" Kening Adara mengerut tidak mengerti.

"Kamu keguguran, Adara. Bahkan usia kandungan kamu belum genap empat minggu." Kata Sean.

Adara menutup mulutnya tidak percaya. Jadi, ia hamil dan tidak menyadarinya? Mendadak cairan bening keluar begitu saja dari pelupuk matanya.

Sean segera memeluk Adara saat melihat perempuan itu menangis.

"Jangan nangis, sayang. Mungkin belum waktunya buat kita punya anak," Sean melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Adara.

Adara mengangguk. Ucapan Sean benar, mungkin belum waktunya untuk memiliki anak. Tetapi disatu sisi, Adara merasa sedih karena harus kehilangan calon anaknya.

"Aku minta maaf, Dad."

"Ngga usah minta maaf, sebaiknya kamu istirahat dulu. Daddy ngga mau kalau kesayangan Daddy ini tambah sakit lagi." Ucap Sean dengan senyum tipis.

Meskipun Adara tahu kalau itu sebuah senyum paksaan, tetapi Adara  mengangguk dengan bibir yang ikut menyunggingkan senyuman.

"Cium aku dulu, Dad. Abis itu aku baru tidur." Adara menunjuk bibirnya.

Sean terkekeh lalu memberikan kecupan disana.
.
.

Between Us [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang