15-Temple

1.6K 59 1
                                    

Hai, sebelum baca tolong vote dulu ya 🌟
.
.

Adara benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pemikiran sahabat nya itu.

Yang benar saja, Julia meminta Sean untuk menjadi pacar pura-pura nya untuk sementara waktu sedangkan di dunia ini masih banyak pria lain-termasuk Avian yang masih bisa dijadikan pacar pura-pura atau apapun itu.

Adara kira Sean akan menolak permintaan Julia, tetapi lelaki itu justru menerima permintaan tersebut dengan alasan dia kasian terhadap Julia.

Adara mendengus kesal lalu menepis tangan Sean yang menyentuh bahunya.

"Adara, Julia juga sahabat kamu. Apa salahnya kalau kita bantu dia?" Sean duduk di samping Adara.

"Bukan kita, tapi Daddy!" Adara bersedekap dada lalu memunggungi Sean.

Sean menghela nafas lalu memeluk Adara dari belakang. "Oke, Daddy yang bantu dia. Cuma sementara doang okay? Setelah itu Daddy jaga jarak dari dia."

"Ck, terserah."

"Kamu ngga kasihan emangnya? Beberapa hari yang lalu kan Julia udah disekap sama Saka, terus sekarang dia dijodohin sama lelaki pilihan ibunya. Pasti Julia stres, Adara." Kata Sean.

Adara mengusap tangan Sean yang melingkar diperutnya, sebenernya ia kesal pada Julia karena perempuan itu menjadikan Sean sebagai pacar pura-pura nya.

Tetapi Ucapan Sean juga ada benarnya. Julia sudah menderita kemarin, dan sebagai sahabat yang baik, Adara tidak ingin kalau Julia kembali menderita.

"Kamu masih marah sama Daddy?" Tanya Sean.

Adara menggeleng kecil lalu berbalik untuk memeluk tubuh Sean.

"Daddy harus janji satu hal ke aku." Ucap Adara.

Sean mengecup pelipis Adara, "Apa sayang?"

Adara mendongakkan kepalanya, "Jaga hati dan juga tubuh Daddy buat  aku. Jangan sampai ada cewe lain yang bikin Daddy pergi dari aku."

Sean tersenyum, "Daddy janji."
.
.

Tiga minggu sudah berlalu untuk Sean lalui sebagai pacar pura-pura Julia.

Selama itu juga Sean selalu direpotkan dengan hal-hal yang menyangkut Julia. Seperti menjemput nya dari kampus— lalu mengantarnya dengan selamat sampai dirumah.

Bahkan Sean pernah disudutkan untuk segera menikahi Julia. Tetapi untung saja Sean bisa lolos dari situasi itu.

Rasanya Sean ingin menyudahi sandiwara ini. Waktunya bersama Adara pun selalu tersita hanya karena status nya sebagai pacar pura-pura Julia.

Seperti sekarang, Seharusnya Sean menemani Adara untuk menemui agensi penerbitan buku-Berbicara soal buku, sekarang Adara sudah beralih profesi menjadi pembuat cerita. Meskipun ini adalah buku pertama yang dicetak, tetapi cukup banyak orang yang menyukainya.

Sean tidak bisa menemani Adara karena dia harus menjemput Julia dikampusnya.

Setelah sampai dikampus, Sean dapat melihat kalau Julia sedang duduk sambil bermain ponsel disalah satu kursi yang berada di koridor kampus.

"Akhirnya Kamu datang juga!" Julia tersenyum sumringah melihat Sean yang sudah berdiri didepannya.

Sean memejamkan matanya. Lelaki itu tidak suka saat Julia memanggilnya dengan sebutan 'kamu'.

Sejak menjadi pacar pura-pura Julia, perempuan itu memintanya untuk mengubah cara panggilan mereka berdua. Tidak ada lagi kata Om atapun saya. Agar terlihat lebih romantis dan nyata, pikir Julia.

"Aku sibuk, banyak pekerjaan yang aku tinggal cuma buat jemput kamu. Kita pulang sekarang." Kata Sean.

Julia tahu kalau 'Pekerjaan' yang Sean maksud adalah Adara. Selama Sean menjadi pacar pura-pura nya, Adara lebih sering menghindarinya.

Adara dengan terang-terangan menunjukkan kalau dirinya sangat tidak suka dengan Julia yang menjadikan Sean sebagai pacar pura-puranya.
.
.

Setelah pulang dari agensi penerbitan, Adara memutuskan untuk pergi ke kantor Sean.

Seraya menenteng paper bag berisi cheese cake, Adara bersenandung kecil saat perempuan itumemasuki kantor Sean.

"Selamat sore Adara!"

Adara tersenyum saat Theo— Sekretaris Sean—menyapanya.

"Sore juga, Theo! Daddy Sean ada didalem ngga?" Adara bertanya.

Theo tersenyum, lelaki itu sudah biasa mendengar Adara  memanggil nama pemilik perusahaan ini dengan sebutan 'Daddy'.

"Pak direktur ada didalem kok." Jawab Theo.

Adara menganggukan kepalanya lalu mengeluarkan sesuatu dari Paper bag yang sedari tadi pegangnya.

"Cheese cake buat kamu, dimakan ya." Adara mengulurkan paper bag berukuran lebih kecil pada Theo.

Theo menerima paper bag pemberian Adara dengan senang hati. "Makasih banyak, Adara."

Adara mengangguk, "Sama-sama, aku ke ruangan Daddy dulu ya." Adara kembali bersenandung dengan ceria.
.
.

Between Us [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang