03-No News

6.8K 213 0
                                    

Hai, sebelum baca tolong vote dulu ya 🌟
.
.

Sean yang saat itu sedang memagut mesra sang kekasih terkejut bukan main saat mendengar suara Adara.

Ciuman mereka terlepas dan Sean segera berlari keluar rumah tapi sayang, Adara sudah tidak terlihat.

"I'm so sorry, Adara." Sean mengusap wajahnya kasar.

"Sean.." Monica berjalan kearahnya lalu memegang lengannya. "Ngga usah khawatir, mungkin Adara masih butuh waktu buat sendiri dulu."

Adara ngga suka sendirian, kamu ngga tau itu Monica.

"Kalau gitu aku pulang dulu, sampai nanti Sean." Monica mengecup pipi Sean sebelum melenggang pergi.

Yang aku lakukan ini apa sudah benar, Tuhan?
.
.

Bel pulang baru saja berbunyi. Adara langsung membereskan buku dan peralatan belajar lainnya lalu dimasukkan ke dalam tas.

"Julia, mau nemenin gua main gak?" Adara bertanya pada seseorang yang berdiri disampingnya.

"Tumben banget, lagi sedih ya?" Perempuan bernama Julia itu menyahut.

Adara mengangguk lesu. "Daddy mau nikah lagi."

"What? Serius? Sama siapa?" Tanya Julia.

Adara berdecak kesal. "Jangan bahas tuh Tante deh, bete gue. Gimana mau nemenin gue ngga?"

Julia mengangguk lalu merangkul bahu Adara. "Apa sih yang ngga buat sahabat terbaik gue ini. Lesgo kita seneng-seneng hari ini!"
.
.

Sean merutuki dirinya yang terlambat untuk menjemput Adara disekolah. Sean tiba saat sekolah sudah sepi karena jam sudah menunjukkan pukul empat sore.

"Kamu dimana, Adara?"

Sean kembali mencoba menghubungi Adara, tapi ponsel perempuan itu tidak aktif.

"Julia! Adara pasti sama Julia." Sean kembali memasuki mobilnya dan melaju cepat dijalan raya. Tujuannya sekarang adalah rumah Julia—sahabat Adara.

Tidak membutuhkan waktu lama, Sean sudah sampai dirumah Julia. Keadaan rumah Julia yang terlihat ramai membuat Sean sungkan untuk masuk kedalam.

"Om Sean?"

Sean menoleh ke asal suara yang memanggil namanya, melihat ada sosok Julio—adik Julia.

Julio menggeleng pelan. "Kak Julia juga belum pulang kerumah, Om."

Sean menghela nafas. "Coba kamu hubungin kakak kamu, tanyain lagi dimana sekarang."

Julio mengangguk dan mengotak-atik ponsel yang sedari tadi dipegangnya lalu ditempelkan ketelinganya.

"Gimana?" Tanya Sean.

"Ngga aktif, Om." Jawab Julio.

"Kalau gitu Om pergi dulu, makasih sebelumnya." Sean menepuk bahu Julio sebelum melenggang pergi.
.
.

Adara dan Julia baru saja selesai menonton film di bioskop. Kedua perempuan cantik itu sama-sama meregangkan kedua tangannya yang terasa pegal.

"Aduh!" Adara terhuyung ke samping saat seseorang menyenggol bahunya.

"Lo gapapa, Ra?" Julia bertanya.

Adara menggeleng. "Gapapa, tapi seragam gue ketumpahan jus nih. Gue ke toilet dulu ya? Lo tunggu dulu sebentar disini." Kata Adara.

"Oke, gue tunggu disini."
.
.

Adara sudah berdiri didepan toilet tapi di samping pintu masuk terdapat tanda kalau toilet sedang diperbaiki.

Adara melihat sekeliling, orang-orang sibuk berlalu-lalang tanpa melihat kearahnya.

Dengan pelan Adara membuka pintu toilet dan saat melangkah masuk, Adara dikejutkan oleh suara yang berasal dari salah satu bilik.

Bukan suara menakutkan namun suara desahan!

"Kalingga, pelan-pelan dong."

Adara menutup mulutnya dengan kedua mata yang melebar. Kalingga? Kalingga pacarnya Julia bukan sih?

Karena penasaran, Adara memasuki bilik di samping bilik yang bersuara tadi. Perempuan itu menutup closet lalu menaikinya secara perlahan. Tanpa bersuara, kepala Adara terus naik untuk melihat siapa yang sedang bercinta didalam sana.

Anjir, Monica? Sama Kalingga? 

Adara kembali menutup mulutnya dengan rapat. Perempuan itu mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu memotret dua orang yang sedang berhubungan badan itu.

Setelah mendapatkan beberapa foto, Adara melangkahkan kakinya keluar dari bilik tanpa suara sedikitpun.

"Daddy sama Julia harus tau kalau pacar mereka ada main dibelakang."
.
.

Between Us [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang