Sean meringis begitu merasakan tarikan dirambut hitamnya. Laki-laki itu tidak bisa marah karena sang pelaku adalah putri kecilnya.
"Rambut Papa jangan ditarik-tarik dong, sayang." Dari posisi tengkurap, Sean memindahkan tubuh putri kecilnya itu kesamping agar tidak menjangkau rambutnya.
Andrea Adithama Namanya. Balita kecil yang menginjak usia sepuluh bulan. Berbeda dengan sang kakak yang bernama Andrew Adithama, Andrea sangatlah hiperaktif.
Sean bahkan dibuat pusing sendiri karena tingkah laku Andrea yang berbanding balik dengan Andrew
"Ya ampun, Rea. Itu remote tivi jangan dimasukin ke mulut." Bergerak cepat untuk mengambil remote yang berada digenggaman sang putri, Sean bahkan tidak sadar sejak kapan Andrea duduk anteng didepan televisi.
"Pa pa pa!" Andrea menangis.
Dengan cepat Sean menggendongnya. Menimang-nimang berharap tangisan Andrea berhenti tapi sepertinya perbuatan Sean membuat tangisan Andrea semakin menjadi.
Bahkan Andrew yang anteng dengan mainannya ikut menangis.
Sean mendesah, diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit, artinya sudah masuk jam tidur siang untuk anak-anaknya.
Beruntung sebelumnya Sean belajar cara menggendong anak dengan kedua tangannya, jadi dia bisa menggendong Andrea dan Andrew secara bersamaan.
"Cup, cup, cup. Anak Papa nggak boleh nangis, sebentar lagi Mama pasti pulang kok." Rasanya Sean ingin menangis sekarang juga!
Mengurus dua anak sekaligus tidak mudah, dan juga menguras tenaga. Satu lagi, harus punya tingkat kesabaran yang tinggi.
Pantas saja dihari Minggu ini, Adara meminta Sean untuk menjaga Andrew dan Andrea sementara Mama muda itu keluar untuk memanjakan diri.
"Sean, Rea sama Drew kenapa nangis?" Adara meletakan beberapa paper bag disofa lalu menggedong Andrea.
Sean menghela nafas. "Kamu tau nggak sekarang jam berapa? Udah waktunya mereka tidur siang."
Adara tersenyum tidak enak pada Sean. "Maaf." Mama muda itu duduk disofa, tangannya menurunkan resleting baju yang sedang dipakai untuk memberikan ASI kepada Andrea.
"Aku salut sama kamu, sayang." Ucap Sean tiba-tiba.
Kening Adara mengernyit, menatap Sean yang sedang menepuk-nepuk bokong Andrew. Putra kecilnya itu sudah tertidur dalam dekapan Papanya.
"Aku aja yang jagain mereka dari pagi sampe siang, kewalahannya minta ampun. Tapi kamu, setiap hari ngerawat dua anak sekaligus nggak keliatan repot sama sekali."
Adara tertawa pelan, diusapnya pipi Andrea. "Sebenernya aku juga repot, tapi karena ada kamu, rasanya jadi lebih ringan aja ngurus mereka berdua."
Sean tersenyum, dia beruntung memiliki istri seperti Adara. Selain cantik dan baik, Adara juga merupakan sosok yang keibuan.
Semenjak lahir sampai sekarang, wanita itu mampu mengurus Sean dan kedua anaknya. Membuat laki-laki itu jatuh cinta lagi untuk yang kesekian kalinya kepada Adara.
"Sini Drew nya, mau aku tidurin." kedua tangan Adara terulur.
Sean memberikan Andrew pada Adara lalu mengikuti perempuan itu sampai kamar.
"Sayang, aku juga capek loh." Suara Sean berubah manja, tangan kekarnya sudah melingkar diperut Adara.
Adara keluar kamar dengan Sean yang masih setia memeluk tubuhnya.
"Ya ampun, Sean. Lepasin tangannya, aku mau beresin ruang tamu dulu."
Sean menggelengkan kepalanya dengan bibir yang mengerucut. "Nggak mau."
Adara menghela nafas lalu berbalik. "Mau aku bikinin kopi?" Sebelah tangannya menyentuh pipi Sean.
Sean menggeleng. "Mau main sama kamu." Saat Adara hendak bersuara, Sean sudah lebih dahulu menciumnya.
Adara tidak bisa menolak, ciuman Sean benar-benar memabukkan. Sampai ia tidak sadar kalau sekarang Sean membaringkan tubuhnya di kasur yang Adara yakini didalam kamar tamu.
"Sean..." Kepala Adara menengadah, memudahkan Sean melancarkan aksinya.
"Sebut nama aku, sayang." Sean berbisik.
Adara meremas pundak Sean dengan erat. Mulutnya tidak berhenti mendesah saat Sean menyatukan tubuh mereka dan bergerak cepat mengejar pelepasan.
"Sshh...Adaraa!" Sean menunduk, melihat keperkasaannya yang mengeluarkan cairan diatas perut Adara.
Napas Adara terengah. "Nggak dikeluarin di dalem?"
Sean mengecup pelipis Adara. "Setelah Rea sama Drew mulai besar, baru aku keluarin didalam."
Adara tersenyum. "I love you." Lalu menyerukan wajahnya di dada bidang Sean.
"I love you more."
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [End✓]
Fanfiction[18+] "I can't hold on any longer, Adara. Malam ini juga, kamu jadi milik aku seutuhnya." [Note: Cerita Between Us adalah cerita yang sama dengan judul Daddy yang ada di akun @JAE-HONEY(akun pertama)] ⚠️ Beberapa bagian mengandung unsur dewasa, plea...