HAPPY READING 🤍
"Setiap Orang yang memiliki berbagai warna, akan memiliki makna yang berbeda-beda juga."
-DISTRUTTO-
•
SANDRA berjalan di koridor sekolahnya, tidak lupa juga dirinya menyapa beberapa teman yang dia kenal ketika mpls. raut wajah yang terlihat sangat ceria itu pun berjalan mendekat ke arah ruangan kelas sepuluh IPS dua. angkatannya kali ini terdapat delapan kelas, dengan IPA empat kelas dan IPS empat kelas. setiap kelas hanya terdiri dua puluh sampai dua puluh lima murid.
Memang terdengar cukup sedikit, namun SMA PELITA BANGSA memang setiap tahunya hanya membuka peluang sedikit, meningat SMA ini termasuk SMA Swatsa favorite di Jakarta dan tentunya sekolah ini pun tidak sembarangan menyeleksi banyaknya peminat yang masuk.
Setelah sampai diambang pintu ruangannya, sangat terlihat wajah ceria yang tergambar dengan jelas di permukaan wajahnya. "WAHHH KITA SEKELAS JUGA???" ucapnya yang terbilang cukup keras sembari menghampiri orang yang dia maksud.
"YOI BREYY," balas salah satu lelaki yang tidak lain dan tidak bukan, yaitu Zaki.
Zaki lelaki Cancer, dengan humor yang rendah. sejak awal bertemu dengannya, lelaki satu ini mudah sekali akrab dengan dirinya. sikapnya yang membuat nyaman semua teman memang patut diacungi jempol, namun kelakuannya yang seperti ini yang harus dibuat was-was oleh para betina.
Dan di samping Zaki, ada lelaki Taurus. lelaki yang kerap dipanggil Bian itu memiliki sikap yang cukup membingungkan, entah Bian dapat dibilang cuek, namun di sisi lain dia penyayang dan pelawak yang memiliki humor yang sangat rendah seperti Zaki.
"Mantepp." Sandra mengacungi ibu jarinya kepada Zaki dan juga Bian sambil terkekeh, namun kekehan itu terhenti ketika seseorang menarik rambutnya. yang membuat dirinya membalikan tubuh sekaligus. "ROSA IH!" rengeknya ketika mengetahui siapa di balik yang menarik rambut miliknya.
"Lo baru datang rame banget dah kaya Pasar Senen," celetuk Rosa, sembari menarik gadis tersebut untuk duduk di kursi sampingnya.
Setelah menduduki bokongnya, Sandra menoleh ke arah sahabatnya itu. "Gue mau nanya deh Ros--" Sandra menjeda ucapannya, Rosa yang menyadari Sandra menggantung ucapannya tersebut, menatap wajah Sandra secara seksama. "--kenapa pasar senen tetep senen? pedahal ini udah hari rabu, kenapa ngga jadi pasar rabu?" lanjutnya dengan polos.
Rosa yang mendengar kelimat tersebut hanya menghela napas, kelakuannya sejak dulu memang tidak berubah. ingin sekali rasanya Rosa membanting temannya ini, namun jika tidak terlontar pertanyaan random dari bibir mungilnya itu, rasanya seperti ada yang kurang. "Terserah lo deh San," ucap Rosa asal.
Mendengar jawaban dari Rosa yang tidak memuaskan, Sandra langsung membalikan tubuhnya menatap kedua sejoli yang sepertinya sejak tadi menguping pembicaraan dirinya juga Rosa. "Lo berdua nguping ya?" Sandra menatap keduanya dengan tatapan curiga.
Zaki yang di tatap seperti itu hanya menjawab, "Ngapain nguping anjing, lo ngomong ajah kedengeran sampe parkiran." Sandra yang mendengar hal tersebut, hanya menatap wajah Zaki debgan tajam. "Terus ajah begitu, sampe mata lo berdua copot," celetuk Bian ketika melihat keduanya tidak ada henti-hentinya saling melemparkan tatapan tajam.
Sedangkan Rosa yang menyaksikan hal tersebut hanya terkekeh kecil, pasalnya jarang sekali dirinya melihat sandra menatap orang dengan tajam sampai segitunya.
"Oh iya gue kan mau nanya---"
"Kalau pertanyaan lo ngga bermutu, ngga usah nanya deh. nambah pikiran doang," potongZaki ketika mendengar perkataan Sandra, karena dia sudah tau apa yang akan gadis itu pertanyakan.
"Bacot lo," balas Sandra dengan sinis kepada Zaki. "Orang gue mau nanya ke Bian, Ya Bian ya??" Bian yang melihat ekspresi wajah Sandra yang menurutnya lucu itu hanya mengangukkan kepalanya dua kali mengikuti apa yang dilakukan oleh Sandra.
Zaki yang melihat tersebut langsung menonyor kelapa Bian. "dasar lo ngga ke prikawanan, slekan lah kita slekan (Slekan = Musuhan)," cibirnya.
Namun perbincangan mereka yang layaknya seperti ibu-ibuPKK itu harus terhenti begitu saja, ketika seorang guru yang masi cukup terbilang muda memasuki ruangan kelasnya.
Baik Sandra maupun Rosa, keduanya langsung membalikan tubuhnya ketika mendengar deheman yang cukup terbilang keras dari depan kelas.
"Halo Bestie ...." sapa guru tersebut, wanita muda dengan kacamatan yang cantik terletak dengan apik di permukan wajahnya itu menambah nilai plus pada dirinya. apa lagi dengan rambut yang dikuncir satu, dengan rapih membuat dirinya terlihat seperti murid SMA.
"Halo ...." balas semuanya serentak.
Sandra mendekatkan diri kepada Rosa, "Cantik banget gila, berasa seumuran ngga si kita?" bisiknya kepada Rosa, namun na'asnya bisikan itu hanya niat semata saja. buktinya Guru yang berada di depan kelas itu mampu mendengar perkataan yang terlontar oleh sandra sambil tersenyum kecil.
Rosa yang menyadari hal tersebut hanya menampilkan deretan giginya yang putih dan bersih, "Maaf ya bu, dia emang gitu anaknya." Sandra yang mendengar hal tersebut langsung menyengol Rosa dengan siku tangannya dan mengatakan, "Rosa ih!!!"
"Sudah ngga papa, makasi loh untuk pujiannya," kata guru tersebut yang dibalas senyuman oleh Sandra. "Oke sebelum mulai, apakah ini benar kelas sepuluh IPS dua?" pertenyaan tersebut tentunya mendapatkann jawaban yang kompak dari seluruh murid.
"Sebelumnya kalian sudah ada yang kenal dengan saya?" setela terlontar pertanyaan tersebut, tidak ada satupun yang menjawab. "Baik, Perkenalkan saya Aluna Salvina. kalian bisa panggil saya, Miss Aluna," lanjutnya ketika tidak ada jawaban dari semuanya.
"Satu tahun kedepan, kalianakan bersama saya. jadi saya minta, untuk kerja samanya--" Miss Aluna menjeda ucapannya beberapa saat. "Kerja sama yang saya maksud, tidak membuat onar, tidak membuat masalah, tidak menyontek ketika ujian berlangsung, dan bnyak lagi yang tidak mungkin saya jabari satu-satu sat ini, mengingat waktu kita tidak lama untuk hari ini," lanjut Miss Aluna yang membuat semuanya terdiam seketika.
Di sisi lain, seseorang berjalan dengan terburu-buru. gadis tersebut berjalan ke arah gerbang sekolah, dengan keadaan koridor yang sepi dan menggunakan kartu izin kelas dirinya dapat keluar dari sekolah, jangan ditanya di mana keberadaan satpam sekolahnya kali ini, yang jelas ketika dirinya melewati pos satpam tidak ada satpam satupun, yang membuat dirinya dengan mudah.
Setelah keluar dari lingkungan sekolah, gadis itu menatap ke sana-kemari, tepat ketika dia menatap kewarung dekat sekolahnya, matanya dapat menangkap mobil yang sangat dia kenali. dengan cepat dirinya berjalan menghampiri mobil tersebut.
sesamapinya di samping mobil berwarna putih itu, gadis itu mengetuk kaca mobil beberapa kali hingga, pintu mobil tersebut dibuka. "Cepetan masuk," kata wanita paruh baya kepadanya.
Dengan cepat gadis tersebut masuk ke dalam mobil tersebut. "Kamu kenapa?" tanya wanita tersebut, ketika melihat putri kesayangnya terlihat sangat sebal, entah kenapa.
"Mamah masih nanya kenapa?" gadis tersebut menatap wajah wanita paruh baya yang disebut mamah itu. "Mamah tau ngga, Semenjak dia masuk sekolah ini, hidupku ngga tenang, kenapa si dia harus sekolah di sini?"
•
THANK YOU FOR READING 🤍
SEE U NEXT CHPTR🤍Akun instagram : Veraasy & Coretanraraa
Akun tiktok : Veraasyy
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO
Teen FictionPEMBACA YANG BAIK YAITU PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. • Cerita ini bukan tentang perempuan kuat dengan segala kebarbarannya. Melainkan seorang perempuan yang menampilkan segala hal diluar nalar manusia, demi menyembunyikan setiap l...