DISTRUTTO || 12

75 16 1
                                    

HAPPY READING 🤍

"Sekarang aku memahami, jika kamu seperti swastamita. Yang hanya dapatku pandangi, tidak untuk kumiliki."

- DISTRUTTO -

Kali ini, Aksa menatap setiap siswi yang sejak tadi datang ke parkiran. Namun sudah sepuluh menit dirinya menanti kehadiran gadis tersebut, tidak lah muncul. Dengan cepat dirinya merogoh ponsel miliknya, di dalam saku seragamnya.

"Aksa," panggilan itu membuat Aksa yang baru saja menekan tombol telpon pada ponselnya itu langsung menatap sumber suara, yang memanggil dirinya.

Sedangkan seorang gadis yang menyadari Aksa menatapnya dengan cepat melambaikan tangan miliknya.

Gadis itu berjalan menghampiri Aksa yang sudah berada di atas motornya, tatapan Aksa yang hangat mengukirkan bulan sabit pada bibirnya yang mungil itu. "Maaf Lo udah nunggu lama ya?"

Alih-alih menjawab, Aksa terlebih dahulu meminta gadis itu cepat menumpangi motornya. Setelah gadis itu naik, dengan cepat Aksa menyalakan mesin dan melajukan motor tersebut untuk keluar dari perkarangan sekolah terlebih dahulu.

Aksa sengaja memilih untuk segera keluar dari area sekolah terlebih dahulu, karena dirinya tidak ingin ada gosip yang tidak-tidak mengenai dirinya.

Keadaan hening diantara keduanya membuat gadis itu hanya dapat mengamati setiap perjalanan yang dilalui saja, rasa ingin angkat suara tentunya saja ada, ingin berbincang dan tertawa bersama di atas kendaraan yang Aksa kendarai pasti terbayangkan sangat seru.

Namun, perlu diingat. Aksa akan tetap Aksa, meski kali ini lelaki itu bersama gadis yang telah menjadi teman dekatnya selama dua tahun terakhir ini.

Di sisi lain, Sandra dan juga Bian sampai di sebuah basement mall yang cukup besar di Jakarta. Sandra melepaskan helm yang tadi ia gunakan, dengan tatapan yang menatap sekitarnya. "Lo ngga bakalan culik gue kan, Bian?" tanya Sandra dengan polos.

Bian yang mendengar hal tersebut hanya tertawa ringan sembari berkata, "Nyulik orang ko bawa ke mall, ngaco ni bocah." Bian menonyor kepala milik Sandra, setelah menata rambut miliknya.

"Loh ngga ada yang tau kan lo punya niat ngunci gue di gudang mall ini," ucap Sandra asal.

"Sakit ni anak abis kehujanan." Bian meletakan telapak tangan dirinya di kening milik sandra, lalu setelah itu ia dengan cepat menarik lengan milik Sandra dan berkata, "Ayo masuk, horor lo lama-lama di basement."

Sandra yang ditarik secara tiba-tiba itu mulai menyeimbangi langkah Bian. "Gue pikir awalnya ngajak ke toko buku kaki lima gitu," kata Sandra.

"Ngga." Bian menghentikan langkahnya yang langsung diikuti oleh Sandra, ia menatap Sandra dengan seksama. "Lo bawel banget deh," ucapnya.

"Emang ya jadi cewek itu serba salah."

Kali ini mereka melanjutkan langkahnya kembali, tentunya dengan tawa yang tidak henti sepanjang jalan.

Mereka terus lengkahkan tungkainya sampai ke depan lift mall tersebut, setelah menekan tombol yang terdapat di depan lift tersebut, tidak lama lift itu terbuka.

Baik Sandra maupun Bian, ketika lift itu terbuka keduanya dengan cepat melangkah untuk masuk ke dalam lift tersebut. Setelah itu, Bian menekan tombol untuk menutup liftnya dan dirinya menekan tombol angka tiga, di mana letak toko buku yang cukup terkenal itu berada.

"San, lo suka novel?"

Sandra yang awalnya menatap pintu lift itu memgalihkan pandangannya ke arah Bian. "Suka suka ajah, kenapa?"

DISTRUTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang