HAPPY READING 🤍
"Tingkat tertinggi dari rasa sakit yaitu merindukan seseorang yang bukan lagi temu obatnya, melainkan doa."
-DISTRUTTO-
●
Berbeda dari malam sebelumnya, malam kali ini kediaman keluarga Aksa sangatlah ramai. "Eh Sa gue mau nanya deh, cewek yang tadi ngasih minum di lapangan itu siapa deh?" tanya salah satu lelaki--Sakya Dirgantara: teman dari Aksa dan David sejak kecil hingga saat ini--yang kali ini terduduk di kasur miliknya.
David yang sedang berada di ruang tersebut melempar sebuah kaleng minuman ke arah Sakya. "Kenapa lo naksir?" ucapnya dengan mengangkat salah satu alis miliknya.
"Yeh ... sensi ajah lo, gue nanya ajah---" Sakya menatap kedua temannya dengan David yang berada di sofa, sedangkan Aksa yang mendudukan bokongnya di kursi belajar kebaggannya. "--Lagi pula rumornya dia naksir lo kan?" sambungnya dengan sudut mata melirik ke arah Aksa.
"Mana gue tau, hati orang kan ngga ada yang tau--" Lelaki yang sebelumnya dudukkan bokongnya pada kursi belajar mulai beranjak dan berlangkahkan tungkainya ke arah Sakya, tepat ketika sudah duduk di sampingnya. "--lagian itu kan cuman persepsi orang-orang."
"Hahah lo tu pura-pura atau emang dasarnya ngga peka si Sa?"
Kali ini pertanyaan dari David itu membuat Aksa terdiam. "Maksud lo?" balasnya, seakan-akan dirinya meminta penjelasan atas ucapan lelaki itu. "Gue tau lo suka Arsya, Sa. tapi bukan berarti lo ngga sadar kalo Sandra itu suka sama lo kan," penjelasan David.
"Oh nama cewek itu Sandra," gumam Sakya yang masih terdengar oleh kedua temannya.
"Itu cuman persepsi lo, Dav." Aksa menekankan kalimat yang dia ucapkan--mempertegas pernyataannya.
David hanya mampu terkekeh kecil atas ucapan Aksa, mendengar jawaban tersebut dirinya yakin jika sahabatnya itu merasakan bahwa Sandra memiliki rasa padanya, namun lelaki tersebut tidak ingin ambil pusing atau pura-pura tidak tahu akan hal ini. "Kalau lo ngga suka sama Sandra, lo bilang ajah sama dia daripada ngasih harapan sama dia dengan cara lo terima semua pemberiannya--" David berjalan mendekati kedua temannya itu, lelaki itu menepuk bahu Aksa. "--Dan setelah itu, lo ungkapin perasaan lo sama Arsya. gue yakin dia punya rasa yang sama kaya lo," saran David lalu mendudukan bokong miliknya tepat di samping Aksa.
"Gue ngga bisa sama Arsya untuk saat ini, gue mau pokus kekegiatan ini. bukan saat yang tepat buat hal itu, gue ngga mau gegabah Dav."
Sakya yang sejak tadi menjadi pendengar keduanya memengang dahi miliknya, entahlah menurutnya kisah cinta lelaki di sampingnya itu sangatlah rumit. "Hidup kalian rumit banget ye, saking rumit dan pusingnya persoalan percintaan ajah dikesampingkan untuk menunggu waktu yang tepat," timbal lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO
Teen FictionPEMBACA YANG BAIK YAITU PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. • Cerita ini bukan tentang perempuan kuat dengan segala kebarbarannya. Melainkan seorang perempuan yang menampilkan segala hal diluar nalar manusia, demi menyembunyikan setiap l...