HAPPY READING 🤍
"Setiap permasalah mungkin bisa saja membuatmu terluka, namun perlu diingat jika luka tersebutlah yang membuatmu dewasa."
- DISTRUTTO -
•
Cuaca kali ini sangat lah dingin, hembusan angin sejak tadi tiada henti menerpa permukaan wajah seorang gadis yang berada di bagian belakang motor milik Atreya. Senyumnya sejak tadi tidak pudar, bahkan berhasil membuat sepupunya terheran-heran.
Namun senyumnya itu tidaklah lama, senyumnya terhenti ketika motor yang dikendarai oleh Atreya berhenti begitu saja. Sandra yang paham akan situasi tersebut langsung turun dari motor tersebut, dan berkata, "Kenapa Rey?"
"Mogok--" Lelaki itu memperhatikan motornya, lalu turun dari motor yang tadi dia kendarai. "--ke samping jalan dulu ayo," sambungnya, karena perlu kalian ketahui, jika tadi mereka mogok tepat di tengah jalan.
Sesampainya di tepi jalan, Atreya merogoh ponselnya lalu menaruh ponsel itu di samping telinganya. "Lo di mana?" tanya lelaki itu pada seseorang yang berada di sebrang, dia menoleh ke arah kanan dan kiri jalan secara bergantian. "Jalan pemuda, lo lagi sama siapa sekarang?"
Berbeda dengan Atreya, Sandra kali ini hanya menatap setiap kendaraan yang berlalu lalang. Namun, walaupun pandangannya ke sisi lain perkataan, demi perkataan yang terlontar dari bibir lelaki itu pun dia dengar.
"Oh oke, cepetan ya." Setelah mengatakan hal itu, Atreya langsung memutuskan panggilannya dan menaruh ponselnya kembali.
Kali ini, lelaki itu menoleh ke arah Sandra. Yang membuat gadis itu yang awalnya menatap jalanan menoleh ke arahnya. "Maaf gue ngga bisa anter lo, lo naik taksi ajah gapapa?" suaranya terdengar merasa bersalah itu membuat Sandra tersenyum tipis. "Santai ajah kali, gue biasanya juga naik angkot," ujarnya dengan santai.
"Loh mobil lo ke mana?" pertanyaan itu sepontan keluar dari Atreya, pasalnya yang dia ketahui Sandra memiliki mobil sendiri hadiah dari kakeknya dua tahun lalu.
Sandra terdiam sejenak ketika mendengar pertanyaan dari lelaki itu, karena banyak orang yang tidak mengetahui hal ini apa lagi sejak kepergian kakeknya satu tahun yang lalu, dirinya sudah tidak menggunakan kendaraan itu lagi.
Bukan, bukan dia tidak mau. Namun ada satu hal yang pasti kalian sudah paham, karena hal itu lah dirinya tidak lagi menggunakan mobil itu. "Ngapain bawa mobil ke sekolah deh? Gue masih kelas sepuluh Reya," balasnya.
Jawaban dari pertanyaan yang Atreya lontarkan begitu tidak meyakinkan bagi lelaki itu, dia menatap gadis yang berada di depannya itu dengan menyelidik. Sehingga tatapan itu terhenti, ketika ada sebuah motor menghampiri keduanya.
"Sandra?"
Sandra menatap lelaki yang wajahnya masih tertutup dengan helm yang dia kenakan, begitu pun dengan Atreya, Atreya melempar tatapan tajam ketika lelaki itu membuka helmnya. "Ka David!!" seru Sandra ketika melihat kakak kelasnya yang berada di balik helm itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO
TeenfikcePEMBACA YANG BAIK YAITU PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. • Cerita ini bukan tentang perempuan kuat dengan segala kebarbarannya. Melainkan seorang perempuan yang menampilkan segala hal diluar nalar manusia, demi menyembunyikan setiap l...