HAPPY READING 🤍
"Langit yang cerah pun tidak akan selamanya indah, kadang ada hujan dan petir yang menghiasinya. Begitupun dengan kehidupan, ada kalanya hadir, yang namanya masalah."
-DISTRUTTO-
•
Tidak terasa, waktu begitu cepat berlalu. kali ini langit yang awalnya cerah sudah berubah menjadi gelap. "Bian di sini ajah," ucap Sandra yang sedang digoncengkan oleh Bian.
Bian yang mendapat tepukan pada bahunyaa itu secara perlahan menpikan kendaraannya, ketika motor yang dikendari oleh Bian sudah menepi, dengan cepat gadis itu langsung turun dari motor.
Ketika Sandra sudah di hadapannya, Bian menatap sekitar dirinya berhenti. lalu menatap gadis itu kembali. "Lo seriusan turun di sini?" Pertanyaan Bian hanya dibalas anggukan sekali oleh Sandra. "Rumah lo di mana? gue anter sampe depan rumah ajah," katanya lagi.
"Ngga usah, jalananya sempit. udah sampe sini ajah ngga papa."
"Ngga-ngga, yakali gue ngebiarin cewek pulan sendiri gitu ajah. lo kan abis pergi sama gue, apa kata nyokap lo nanti abis pergi sama cowok malahan pulang jalan."
"Alay lo anjir, udah ngga papa, sana pergi," usir Sandra sembari menepuk pundaknya dengan nada bicara bercanda.
Andai lo tau, mana mungkin nyokap yang di rumah itu peduli Batin Sandra.
"Yeh seriusan nih?"
"Bodoamat." Sandra pergi begitu saja meninggalkan Bian yang masih di atas motornya itu.
Sedangkan Bian, hanya menatap gadis itu yang perlahan menjauh darinya. "Hati-hati San, Salam buat nyokap lo," teriaknya ketika melihat Sandra masuk ke sebuah gang yang tidak jauh dari dirinya berada.
Setelah suara Bian tidak lagi terdengar, Sandra mulai mengintip keberadaan lelaki itu. ketika indra penglihatannya sudah tidak lagi melihat lelaki itu, Sandra dengan cepat keluar dari gang tersebut dan menatap sepanjang jalan ke kanan dan kiri, hingga ketika dirinya melihat panggkalan ojek dia dengan cepat mendekati pangkalan tersebut.
"Permisi ...."
"Ojek neng?" kata salah satu Bapak ojek yang berada di situ.
"Iya Pak, ke Paramastri Residence berapa ya?"
"Dua puluh ajah neng."
Sandra yang mendengar hal tersebut itu pun, langsung merogoh saku seragam miliknya. Naasnya, sisa uang miliknya tidak cukup. "Ya, maaf ngga jadi Pak. uangnya kurang hehe," katanya dengan tawa pelan sambil melangkah mundur.
Bapak ojek yang tadi berbicara dengan sandra itupun terdiam, hingga saatnya ketika Sandra melangkah mundur ojek itu mengatakan, "Udah neng sini ngga papa, kasian kamu juga udah malem gini. ayo saya anterin."
"Seriusa, Pak?" tanya Sandra memastikan.
Bapak itu memakai helm dan memberikan satu helm juga pada Sandra. "Pake neng, ayo ngga papa lima belas ribu ajah khusus eneng," kata Bapak itu.
Setelah memakai helm, Sandra langsung menaiki motor yang dikendari Bapak itu. "Duluan ya gais mau nganter neng cantik ini dulu," ucap Bapak itu kepada teman-temannya, yang berhasil membuat Sandra tertawa.
Ketika Bapak itu sudah melajukan motornya, ia bertanya, "Ko pulang sendiri ajah neng, pacarnya ke mana?"
"Saya jomblo pak."
"Anak saya juga jomblo neng, gimana kalau sama anak saya ajah?"
Dengan terkekeh Sandra menjawab, "Yaudah kalau gitu saya ngga jadi Jomblo pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO
Teen FictionPEMBACA YANG BAIK YAITU PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. • Cerita ini bukan tentang perempuan kuat dengan segala kebarbarannya. Melainkan seorang perempuan yang menampilkan segala hal diluar nalar manusia, demi menyembunyikan setiap l...