HAPPY READING 🤍
"Orang lain hanya mampu melihat dan menilai, tanpa menyadari jika hal tersebut memperlihatkan bagaimana diri mereka sendiri."
-DISTRUTTO-
•
"Otak lo tu emang kadang-kadang sengklek San, gue ngga ngerti lagi sama jalan pikir lo--" Rosa terus mengobati dahi Sandra yang karena kecerobohan gadis itu, membuat dirinya terkena pukulan oleh Aksa. "--lo ngapain si kaya tadi?" Rosa menanyakan hal tersebut dengan nada suara yang terdengar sangat sinis.Bian dan Zaki yang sejak tadi berada di uks itu hanya terdiam mendengar ocehan Rosa pada Sandra, mereka dapat memahami jika Rosa memang sesayang itu pada Sandra yang membuat gadis itu sejak tadi tiada hentinya mengeluarkan kata-kata mutiaranya.
Sedangkan Sandra yang mendapatkan ceramahan dipagi hari dari Rosa itu hanya mampu menundukan pandangannya. "Rosa, maafin Sandra ya," ucapnya dengan suara yang sangat terdengar kecil.
Rosa berdecak pingga setelah sedikit menekan luka Sandra dengan obat merah.
"Aww ... sakit Rosa," ujar Sandra yang merasa Rosa menekan lukanya.
"SYUKUR."
"Sabar Ros sabar." Zaki berusaha mengeggam pundak milik Rosa, berusaha menenangkannya.
"Emosi gue lama-lama, lo tu khawatir kan sama dia?" Gadis itu menjeda ucapannya sesaat, dirinya menatap manik mata milik Sandra yang kali ini telah menatap dirinya kembali. "--Dia khawatir ngga setelah ngeliat keadaan lo yang kaya gini?"
Perkataan Rosa tersebut berhasil membuat Sandra beranjak dari duduknya, dia memeluk Rosa dengan wajah yang terbilang sangat lucu.
"Mau pelukan sampai kapan? lo berdua ngga laper apa?"
Keduanya langsung menoleh ke arah Bian yang sejak tadi terdiam secara bersamaan. "Bian dari tadi laper makanya diem ajah?" tanya Sandra dengan polosnya.
Mendengar hal tersebut, dia hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal bersamaan dengan kekehan.
"Sebentar gue pakein hansaplast dulu lukanya." Rosa dengan cekataan memakaikan hansaplast pada dahi Sandra, setelah itu dirinya tersenyum puas ketika hansaplast tersebut tertempel dengan rapih di dahi milik Sandra.
Setelah mengembalikan kotak P3K kembali ketempatnya, Rosa memghampiri ketiga temannya yang sudah menunggu mereka lalu mengajak mereka untuk segera ke kantin dikarenakan saat ini sudah masuk ke waktu jam istirahat.
Suasana kantin kali ini terbilang sangat ramai, tidak sedikit pasang mata menatapnya dengan sinis terutama tertuju pada Sandra.
"Oh itu cewek yang so jadi pahlawan kesiangan tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO
Teen FictionPEMBACA YANG BAIK YAITU PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. • Cerita ini bukan tentang perempuan kuat dengan segala kebarbarannya. Melainkan seorang perempuan yang menampilkan segala hal diluar nalar manusia, demi menyembunyikan setiap l...