DISTRUTTO || 15

80 18 22
                                    

JANGAN LUPA VOTE SM KOMEN YA BESTIE, LOVYOUUUU <3

HAPPY READING 🤍

HAPPY NEW YEAR BESTIEEE ♡

"Tidak semua hal memang dapat diceritakan, tetapi tidak ada salahnya mengatakan agar yang kamu rasakan berkurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak semua hal memang dapat diceritakan, tetapi tidak ada salahnya mengatakan agar yang kamu rasakan berkurang."

-DISTRUTTO-

Namun tidak lama dari itu, tangisnya terhenti ketika sebuah tangan menyentuh bahunya dan mengatakan, "Nangis ajah, kalau nangis itu buat lo lega."

Sontak hal tersebut berhasil membuat gadis itu terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Tepat setelah ia melihat siapa yang berbicara, secepat mungkin Sandra menempis tangan itu dan langsung beranjak. "Ngapain lo di sini?" ucapnya ketika manik mata miliknya sudah bertemu dengan manik mata tajam milik lelaki itu.

Lelaki yang kali ini di hadapan Sandra memperlihatkan senyumnya pada Sandra dengan baik, walaupun tatapan tajam itu masi sangat terliihat dengan jelas itu mengatakan, "San, bukan gue." Untuk kesekian kalinya kalimat itu terus terulang, namun sampai detik ini pun Sandra hanya terdiam ketika ia mengatakan seperti itu. "Gue ngga mungkin kan ngelakuin hal itu?" lanjutnya dengan nada yang sangat rendah, tentunya kali ini tatapannya yang terlihat sangat teduh dan tergambar raut lelah yang sangat jelas.

"Kalo bukan lo, siapa Rey?-" Sandra menatap lelaki yang ia panggil Rey itu dengan air mata yang menetes secara terus menerus, sehingga membasahi pipinya. "---siapa?" lanjutnya dengan suara yang lirih.

Atreya Bayanaka, lelaki dengan tubuh kekar dan tinggi seratus tujuh puluh delapan ini hanya terdiam. Seakan-akan ada sesuatu yang membuat dirinya terbungkam dan tidak mengatakan sepatah kata sekalipun. Ia hanya menatap Sandra dan mencoba untuk mengengam lengan Sandra, namun hal ini langsung ditempis oleh gadis itu.

"Gue ngga bisa kasih tau sekarang San, tapi lo harus percaya kalo bukan gue."

"Gimana gue bisa percaya, kalo lo ajah ngga bisa kasih buktinya, Rey."

Atreya terdiam sejenak dan mengatakan dengan nada yang sangat rendah, "Gue sepupu lo San ... gue ngga mungkin ngelakuin hal itu sama lo."

***

Di sebuah Caffe yang tidak jauh dengan sekolah saat SMP Sandra dan juga Rosa berada, kali ini seorang gadis dengan seorang lelaki sejak tadi menatap ke jalanan karena posisinya kali ini tepat dekat kaca caffe itu.

"Mana, kata lo si Sandra ke sini?" tanya Zaki yang sejak tadi sudah menatap orang-orang yang berlalulalang di jalan depan caffe sejak tadi.

Rosa yang sudah lelah mendengar pertanyaan itu terulang terus-menerus beberapa kali, keluar dari mulut zaki. Mengambil sendok yang tergeletak di atas piring dan melemparnya pada lelaki itu. "Bacot, mulut lo lama-lama gue sambelin biar diem ya Zak," ujar Rosa.

DISTRUTTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang