HAPPY READING 🤍
"Seharusnya kita dapat memahami, jika senang dan sedih hanyalah persoalan waktu. Keduanya terus jalan beriringan, hanya saja bagaimana seseorang dapat menerimanya."
- DISTRUTTO -
•
"SANDRA ...."
"SANDRA"
"CASSANDRA"
"CASSANDRA FARADILLA."
Kali ini, panggilan itu terus-menerus terulang dan terdengar disetiap penjuru rumah milik Sandra. Intan mencari anak dari suaminya itu disetiap sudut rumah, namun hasilnya nihil sejak tadi dia tidak melihat kehadiran gadis itu.
Setelah dirinya keluar dari kamar milik Sandra, tepat ketika dirinya berada di anak tangga rumahnya. Dia dapat melihat sosok seorang gadis yang baru saja menutup pintu utamanya, dengan pakaian yang terbilang cukup basah.
Melihat tersebut, Intan jalan menuruni tangga. Mendekat ke arah di mana Sandra berada. "BAGUS SEKALI BARU PULANG," teriaknya ketika menghampiri Sandra yang kali ini sudah terdiam mematung si depan pintu rumahnya.
"Maa--af mah, tadi Sandra lupa---"
"--LUPA APA?? HAH? LUPA INGATAN SAMPAI NGGA TAU ARAH PULANG?" potong Intan yang berhasil membuat gadis itu terkejut.
Tidak ada jawab dari Sandra, gadis itu hanya terdiam dan menundukkan pandangan. Intan yang melihat hal tersebut menyentuh pipi milik Sandra sampai tangannya menyentuh tepat pada dagu milik gadis itu, lalu dia mengangkat dagu itu perlahan sehingga manik mata miliknya dan juga Sandra bertemu. "ORANG NGOMONG ITU LIAT MUKANYA, SAYA NGGA NGOMONG SAMA TEMBOK," ketusnya bersamaan dengan melepaskan dagu Sandra dengan kasar.
"Maaa--af, Mah," lirihnya.
"Maaf, maaf--" Intan menarik sudut bibirnya ke sebelah kiri. "--kata maaf kamu ngga ada gunanya, kalau untuk diulangi lagi," lanjutnya.
Lagi dan lagi, Sandra tidak menjawab perkataan dari Intan. Dia hanya terdiam, sampai akhirnya membuat wanita paruh baya itu jengkel. "Kamu sudah lupa dengan fungsi dsei mulut?" tanyanya dengan nada sinis.
Namun tak lama dari itu Intan menarik Sandra dengan keras, membawanya ke arah dapur. Tepat ketika keduanya sampai dapur, Intan menarik Sandra tepat ke sudut dapur yang terdapat gudang milik rumahnya. "ARSYA KUNCI GUDANG," teriak Intan yang tidak lama mendatangkan gadis bernama Arsya itu dengan kunci yang dimaksudnya.
Tentunya, hal ini membuat Arsya tersenyum, menyaksikan pemandangan yang berada di hadapannya kali ini. Rasa ingin mengabadikan momet seperti ini tentu ada, namun hal bodoh itu jelas tidak akan dia lakukan. Karena sama saja jika seperti itu dia bunuh diri atau cari mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRUTTO
Teen FictionPEMBACA YANG BAIK YAITU PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. • Cerita ini bukan tentang perempuan kuat dengan segala kebarbarannya. Melainkan seorang perempuan yang menampilkan segala hal diluar nalar manusia, demi menyembunyikan setiap l...