016. Pembelajaran Pertama

724 81 17
                                    

Secara keseluruhan kamar Xiao Hei bisa dikatakan besar, sekitar 5×6m. [ Ngomong lumayan gua jitak lu Tian-er ]

' duh merinding, sistem apakah ada makhluk halus disini? '

' maaf tuan, saya ga berani ikut ikut ('-﹏-';) '

.

.

.

Aku pun meletakkan barang barang ku di lemari milik Xiao Hei, setelahnya langsung beranjak keluar dari ruangan tersebut.

" Xiao Tian, mau kemana? " Ucap Xiao Hei sambil menahan pintu yang ingin ku buka.

" . . . "

" Xiao Tian??? Kamu marah? "

" Nggak!!! "

" Huft, kamu kenapa marah, "

" Tcih, siapa yang marah, " ucapku sembari memalingkan wajah.

" Heheh, kalo gitu kenapa ga berani tatap mata Xiao Hei? " Ucap Xiao Hei sambil mengangkat wajahku, yang sontak langsung ku tepis.

Akupun membuka paksa pintu ruangan tersebut dan langsung menuju ke kantin akademi.

Sudut pandang Xiao Hei

' ah Xiao Tian sangatlah imut, apalagi ketika ia marah, ' pikirku, entah mengapa aku merasa nyaman ketika berada di sisi anak itu.

Mungkin itu karena Xiao Tian lah yang membantuku ketika aku sedang sekarat dulu.

Tapi entah mengapa perasaanku mulai berubah semenjak aku menerima umur roh 1.000.000 tahun.

.

Saat itu, ketika aku pertama kali bangun, kulihat Xiao Tian yang sedang duduk sambil membakar daging. Yah, kala itu kami sedang latihan bertarung di hutan berburu roh.

Setelah bangun, aku duduk sebentar, ' sepertinya Xiao Tian sedang fokus, '

Aku melihatnya dari belakang, pinggangnya yang nampak tipis, membuat ku berpikir dan membayangkan pasti enak untuk memeluk pinggangnya dari belakang.

Pelukan tersebut membuatnya khawatir dan memberontak, " Xiao Hei, apa yang kamu lakukan??? "

" Lepas ih, "

Tapi tak selang lama, ia akhirnya diam juga, mungkin ia tahu bahwa ia tak dapat lolos dariku, makanya ia tak berontak lagi.

Ia kembali memasak daging yang tengah ia bakar itu, " Xiao Hei gimana keadaan mu? " Tanyanya.

" Yah, aku baik baik saja, "

" Tidakkah ada yang sakit, "

" Tenang, aku baik baik saja, " ucapku kala itu sambil mengendus sela sela lehernya. Tercium aroma Cendana yang memabukkan, aroma tersebut membuat ku ketagihan, sampai sampai tanpa sengaja aku menggigit nya.

" Hik??!!! Jangan gitu, sakit!!! " ku lihat pria kecil dibawahku ini bergerak dengan tak nyaman, yang akhirnya dengan enggan, akupun melepaskan nya.

Dia pun memfokuskan diri pada daging panggang ya lagi, tanpa mempedulikan diriku.

" Xiao Hei, ini makan, mumpung masih panas, " akupun dengan senang hati menerima pemberian Xiao Tian itu.

Ketika aku menggigit nya, aku kaget, karena panggangan Xiao Tian enak. Aku memakannya dengan lahap, sampai hanya tersisa tulang.

Lama ku menatap Xiao Tian, mulai dari rambut birunya, matanya yang seakan akan tenggelam dalam dunianya sendiri, hidungnya yang mungil yang menjadi merah muda karena dinginnya gua yang kami tempati, hingga sampailah ke bibirnya yang berkilau karena minyak mengundang untuk dimakan. Ingin sekali ku mencium bibirnya, tapi entah mengapa seakan akan ada yang memberi tahuku kalau Xiao Tian mengetahui pikiran ku, maka ia akan meninggalkan ku, dan aku tak ingin itu terjadi, maka dari itu aku menahan gejolak yang ada dalam hatiku.

Stray in Douluodalu With God SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang