026. Cemburu?

651 60 1
                                    

Di sisi lain, Tang Chuntian cukup bangga dengan Xiao Hei dan hendak menghampirinya. Namun sebelum itu, Ma Hong Jun sudah dengan cepat menarik tangan Xiao Hei dan berkata, " Guru!!! Kau sangatlah hebat, padahal usiamu tidak terlalu tua, tetapi level mu sudah tinggi, "Ucapnya. Hal itu disusul oleh murid murid lainnya.

Melihat itu, Tang Chuntian mengurungkan niatnya untuk memberi selamat pada Xiao Hei.

.

.

.

Setelah mengucapkan selamat, Mereka pun kembali ke kamarnya masing masing.

.

" Aku akan menjadikan Guru Xiao Hei menjadi idolaku!!! " Ucap Ma Hong Jun dengan bersemangat.

Dai Mubai melirik ke 4 anak lelaki dikamar itu, dan menghentikan matanya di Tang San dan Tang Chuntian, " Apakah Guru Xiao Hei memang saudara kalian berdua? Kulihat kalian tak memiliki nama keluarga yang sama, " selidik Dai Mubai.

" Tidak, dulu kami bertemu dengan Guru Xiao Hei yang saat itu sedang sekarat, lalu Xiao Tian membantu merawatnya, jadilah Guru Xiao Hei mengikuti Xiao Tian, " jelas Tang San.

Mendengar itu, semua orang menatap Tang Chuntian. " Apa yang kalian lihat??!! " Teriak Tang Chuntian.

" Tidak, hanya saja aku elihat perlakuan Guru ke kamu lebih mirip ke sepasang kekasih, " ucap Ma Hong Jun yang asal asalan ceplas ceplos.

" Mana. . . " Sebelum Tang Chuntian menyelesaikan kalimatnya, pintu kamar Mereka diketuk.

Mereka pun menghampiri pintu kecuali Tang Chuntian, lalu melihatnya, terlihat Xiao Hei yang tengah berdiri di depan pintu tersebut, " Apakah Xiao Tian ada? " Tanya nya.

Mendengar hal tersebut, Mereka menunjuk ke suatu gumpalan selimut yang berada di dalam kamar.

Tang San berjalan ke arah Tang Chuntian dan melempar selimutnya, "Xiao Tian kau dicari oleh guru, " Tang Chuntian pun terpaksa bangun dan akhirnya menghampiri Xiao Hei.

" Ya, kenapa Guru? "

" Bisa kah kita berbicara sebentar? "

" Ok, " dengan begitu, Xiao Hei dan Tang Chuntian menjauh dari kamar tersebut.

Di kamar, " Bagaimana menurut kalian? " Tanya Oscar.

" Hhhh, Xiao Hei memang menyukai Xiao Tian, dia telah mengtakannya padauk, namun Xiao Tian itu adalah lelaki lurus, jadi sedikit sulit untuk membengkokkannya, "

Orang orang yang berada di ruangan itu terkejut dengan kenyataan yang dibagikan Tang San namun lama setelah itu Dai Mubai berkata, " Sepertinya Guru harus bekerja extra keras, " Ucapnya sambil mengangguk.

Di sisi Xiao Hei dan Juga Tang Chuntian, Mereka masih berjalan dalam sunyi sampai, " Xiao Tian, kenapa kau tak memberiku selamat seperti yang lain? " Tanya Xiao Hei, yang tak dijawab oleh Tang Chuntian.

" Hhhh, ayolah katakana saja, " sekarang Xiao Hei berhenti dari jalannya dan berbalik lalu menatap ke arah Tang Chuntian.

Tang Chuntian yang ditatap dengan begitu intens pun merasa gugu, " A. . Aku tak. . . tahu, "

" Baik, lalu ceritakan pikiranmu saja, "

" Hnggg? "

" Ayolah. . . Ya? " Bujuk Xiao Hei sambil menciumi ceruk leher Tang Chuntian.

" Ahh. . . Ok ok aku akan mengatakannya, "

" Aku mendengarkan, "

" Nta. . Ntah mengapa ke. . . ketika tadi Gendut memegang tanganmu, hatiku merasa sakit dan tak suka. . . "

" Hmmm? " Xiao Hei pun menjadi ceria dan mengeratkan pelukannya pada Tang Chuntian, "

Tang Chuntian yang merasa sesak mulai mencoba medorong Xiao Hei, " Xia. . . Xiao Hei, aku. . . aku tak bias bernafas, "

Xiao Hei pun melonggarkan pelukannya. Ia meniup telinga Tang Chuntian, dan berbisik, " Apakah Xiao Tian cemburu? "

" Hha? Mana mungkin!! " Bantah Tang Chuntian.

Mendengar bantahan dari lawan bicara, ia membawa sang lawan bicara menuju kamarnya.

Xiao Hei membanting Tang Chuntian dan mencium bibir pemuda itu dalam dalam.

Menerima perlakuan sedemikian rupa, Tang Chuntian mulai memberontak.

Sampai akhirnya Xiao Hei melepaskan Tang Chuntian, dimana Tang Chuntian sudah dalam keaddaan lemas karena kehabisan napas, " Apa kau membencinya? " Tanya Xiao Hei yang dijawab dengan gelengan oleh Tang Chuntian.

" Nah, itu berarti, kamu menyukaiku, "

" Ta. . Tapi? "

Xiao Hei pun tersenyum, ia tahu bahwa pemuda di kukungannya ini baru pertama kali tentang cinta.

" Bagaimana, bila melakukan yang lebih jauh? "

Hal tersebut tentu saja langsung di tolak oleh sang pemuda. Ia pun menggelengkan kepalanya, ia masih bisa membayangkan rasa sakitnya ketika ia pertama kali ditempus secara paksa.

Xiao Hei pun memahami ketakutan sang pemuda, " Tenang saja, aku tak akan memasukkannya, " ujar Xiao Hei.

Tang Chuntian pun memikirkan sementara, sebenarnya itu enak ketika saling membantu dan dibagian terakhir jadi ia memutuskan, " Ok, hanya gesek kan? " Tanya Tang Chuntian.

" Tentu!!! " Dengan persetujuan Tang Chuntian, Xiao Hei langsung saja menurukan celana sang pemuda dan celana nya sendiri.

Tang Chuntian yang Melihat barang Xiao Hei langsung menelan ludahnya ngeri.

Melihat reaksi sang pemuda Xiao Hei pun menggoda, " Apa yang kau pikirkan, hmmm? "

" Ti. . . Tidak hanya terkejut benda tersebut memasuki diriku saat itu, "

" Heee? Apakah Xiao Tian ingin mencobanya lagi? " Tanya Xiao Hei yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Tang Chuntian.

" Hehe, tenang saja, " dengan kata kata tersebut, Xiao Hei mulai menarik Tang Chuntian dan menciumnya sambil memegang kejantanan Tang Chuntian, " Apakah nyaman? " Tanya Xiao Hei, yang hanya dijawab dengan lengguhan Tang Chuntian.

Melihat sang pemuda di pelukannya yang merasa nyaman, Xiao Hei pun mempercepat gerakannya, " AKHH!!! " Dengan desahan itu, Tang Chuntian pun melakukan peluncuran pertamanya.

Lalu, Xiao Hei pun melepaskan Tang Chuntian yang membuat pemuda itu langsung merosot ke tempat tidur.

Diangkatnya kedua kaki pemuda itu, lalu Xiao Hei menempatkan kejantanannya diantara selangkangan pemuda tersebut dan menggerakannya, hal tersebut membuat sang pemuda mendesah kencang.

" Ah. . ha. . . Xiao . . . Xiao Hei, jangan. . . twerlalu. . . ce. . . cepat. . . akhhhh, " Tang Chuntian pun memasuki pelepasan kedua.

Namun mendengar desahan orang yang di cintainya, Xiao Hei malah menjadi semakin brutal. Ia mempercepat gerakan pinggulnya dan membuat kiss mark di leher sang pemuda, sampai akhirnya dia mengeluarkan pelepasannya yang memenuhi atas perut sang pemuda.

" Hheh, malam masih Panjang. . . "

" Janghan. . . ahhh, "

Mereka pun melanjutkannya sampai Xiao Hei memasuki pelepasan keduanya.

.

.

.

Stray in Douluodalu With God SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang