Ingin kumelangkah mengikuti teman temanku, namun tanganku terlebih dahulu di tahan oleh Xiao Hei.
" Kenapa, " tanyaku.
" Tidak perlu kesana, biaya Xiao Tian sudah Xiao Hei bayar, "
" Benarkah?? "
" Tentu, " ucap Xiao Hei sembari tersenyum.
.
.
.
Yah, karena biaya pendaftaran sudah ditanggung oleh Xiao Hei, ku kira tidak ada lagi yang perlu dibayar lagi.
Karena waktu itu masih siang, jadi sepertinya bagus kalau berjalan jalan di kota soto.
Aku pun langsung berlari meninggalkan Xiao Hei disana, yang tentu saja diikuti oleh orang itu.
" Xiao Tian, kamu mau kemana? "
" . . . "
" ayolah, Xiao Tian, ku traktir makan ya? "
" emang ada uang? "
" tentu ada, "
" ngggg. . . Ok? "
" bagus!!! Jadi Xiao Tian mau kemana? "
" jalan jalan, engap, sekalian beli camilan, "
" camilan? Xiao Hei tau dimana tempat yang ngejual camilan enak, "
" beneran? "
" hmmm, "
" ok!!! Ayo berangkat, " ucapku sambil menarik tangan Xiao Hei.
Akhirnya kami pun berjalan menuju tengah kota Soto, kota itu sangatlah meriah, aku pun sempat terdiam sambil memandangi toko toko itu. Sampai, " ayo, Xiao Tian kemari, disana ada yang jual camilan, ayo!!! " ucapnya sambil berbalik menyeretku menuju suatu toko yang lumayan besar.
Toko itu terlihat sangatlah besar, dengan dekorasi berwarna terang yang sangat cantik bila dilihat mata.
Ketika masuk ke dalam, tercium wangi khas kue manis, yang tak kusangka ada di dunia ini, bila dilihat ke kanan dan ke kiri, dekorasi dalam ruangan ini sangat lah segar, walau memaparkan banyak warna terang, itu tak terlalu norak.
Dan lihatlah bagaimana mereka memajang makanan mereka. Itu menggunakan kaca!!!! ' bukankah seharusnya di dunia ini belum mengenal teknologi kaca? ' batinku.
" Selamat datang di toko kue Bianca tuan tuan ini, apa yang kalian cari? " ucap pelayan yang menghampiri kami.
' bianca? Kayanya pernah denger, siapa ya? '
" Xiao Tian, kamu mau apa? " tanya Xiao Hei sambil mengguncang bahuku, yang sontak memuatku kaget.
" Ah. . . Iya, bisakah kau bawakan menunya? "
" Ini ruan, menunya, " ucapnya sambil memberiku buku menu.
' ini? ' dalam buku menu tersebut terdapat kata coklat!!! Yang bahkan seharusnya tak ada di benua ini.
" Ah, aku ingin kue coklat, dan kue stroberi, lalu apakah ada es krim? " ucapku, yang awalnya hanya mengetes saja.
" Yah, tentu saja ada, apakah tuan menginginkannya, " tanya pelayan itu.
" Hah?. . . Baik, bawakan 1, "
.
" Xiao Hei. . . "
" Ya? Kenapa Xiao Tian? "
" Ngga, cuma mikir, ternyata disini banyak varian camilan baru yah, " ucapku sambil tersenyum bingung.
" Nah, tentu saja, "
" Tapi. . . Bagaimana kamu tahu, ada toko kue disini? " tanyaku penasaran.
" Ah. . . I. . . Itu, kemaren aku sempet keluar diem diem buat jalan jalan, "
" Oh. . . "
Ternyata anak itu pergi keluar tanpa mengajakku kemaren, pantas saja.
" Xiao Hei, lihat bukankah itu Rongrong? " ucapku sambil menunjuk Rongrong yang sedang memilih kue.
" Yah, itu dia, kenapa? " Entah mengapa, kulihat wajah Xiao Hei seperti menghitam? Sebentar, tapi kenapa? Tapi akhirnya ku lupakan itu, karena menurutku tak terlalu penting.
" Bukankah dia disuruh untuk berlari? " tanyaku.
" Tcih, bukan urusan kita, ayo pergi ke tempat lain setelah pesananmu jadi, "
" Ah, ya? "
Kami pun menunggu disana sekitar 10 menit, sampai akhirnya pesananku pun jadi.
" Tuan, ini pesanan anda, "
" Ok, terimakasih, " ucapku sambil tersenyum.
" Ayo, " sanggah Xiao Hei sambil menarik tanganku, dan menyerahkan 1 kepin perak kepada pelayan itu.
" Ok, "
Kami akhirnya pun pergi meninggalkan toko terbebut menuju tengah
Berjalan melewati ramainya kota, sampai tiba lah kami di sebuah danau yang amat luas.
Dipinggir danau itu terdapat banyak sekali meja dan kursi yang ditempati oleh banyak pengunjung.
Xiao Hei menarikku ke sebuah meja kosong disana, dan membuka 2 potong kue yang telah kami beli tadi.
" Duduk, " ucapnya, yang ku turuti dengan duduk di bangku yang telah ia siapkan.
Setelah duduk, aku pun mulai memakan es krim yang tadi ku beli, tapi tiba tiba entah tak ada angin maupun hujan, Xiao Hei mendekatkan wajahnya dan menjilat bibirku.
Aku yang kaget lagsung mendorongnya sedikit, " Xiao Hei!!!! " namun, entah mengapa hatiku sedikit berdebar?
" Tadi ada es krim yang ada di mulutmu, aku ingin membantu menyingkirkannya, " ucapnya.
" Ah??? Tapi ga usah di jilat juga, "
" Maaf, Xiao Hei ga tau kalo Xiao Tian ga suka, " ucapnya sambil memelas.
' hhhhh. . . Aku bisa liat telinga dan ekor anjing imajinernya, ' batinku malas.
" Hhhh. . . Okok, lupakan, "
" Terimakasih Xiao Tian!!! "
" Hmmm. . . "
Setelah pertengkaran singkat tersebut, kami pun melanjutkan menunggu senja datang sambil memakan kue yang tadi ku beli di toko kue Bianca.
Kami disana sampai hampir malam, " Xiao Hei, ayo pulang, nanti kena marah Dean, " ucapku sedikit cemas.
" Huh. . . Tenang saja, orang itu tak akan berani memarahimu, "
Akupun memiringkan kepalaku bingung, " Huh? "
Xiao Hei pun langsung mengangkat ku dan entah mengapa, aku merasa tubuhku sangatlah ringan dan dalam sekejap mata, kami telah berada di kamar ketika aku membuka mata.
.
.
.
Maaf ya kakak kakak sekalian, Lion ada UHT kemaren, jadi Lion harus fokus dulu sama ujiannya biar mama ga marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray in Douluodalu With God System
FantasyGal Satoru, seorang komikus dunia mati karena keselek permen?..... ' Mendeteksi tuan rumah ' . ' Mulai mengikat ' . ' Ikatan selesai ' . " Ughhhh, dimana aku, " kata pemuda itu sembari mencoba tuk melihat sekelilingnya. Bukan translate. Terimakasih...