1

893 82 32
                                    

Haiiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiiii

Sooo, ini adalah fanfic pertamaku tentang BTS. Mohon maaf jika banyak kekurangan di cerita ini. Aku nulis untuk seru-seruan aja. Semoga kalian juga bisa ikut menikmati keseruannya. Dan diharapkan untuk TIDAK menganggap cerita ini sesuai dengan kepribadian Jin di real life ya. Cerita ini PURE HALU dan hanya imajinasi. Jadi tidak ada hubungannya dengan para karakter di dunia nyata. Terima kasih💖💖

Enjoy!

Aku meringis ketika Areum mengobati luka cakar yang lumayan dalam di daguku. Di pagi buta seperti ini, aku mendadak mengungsi di apartemennya karena baru saja bertengkar dengan tetangga asramaku. Untung saja pacarnya sedang pulang ke Busan selama tiga hari.

"Areum-ah! Pelan-pelan!" ringisku lagi, lukanya cukup menyakitkan.

"Kau hanya mendapatkan luka cakar di saat teman asramamu kau hajar sampai babak belur." ucapnya seraya menempelkan plester di daguku. "Kau gila, ya? Itu terlalu sadis. Bahkan sempat-sempatnya kau mengambil selca dengannya."

Aku terkekeh, mengingat pertengkaran gila yang terjadi antara aku dan tetangga asrama yang berengsek itu. Namanya Iseul. Saat aku baru saja berniat keluar dengan bersemangat untuk interview magang di firma hukum, ia dengan beraninya memakiku hingga menampar wajahku lebih dulu, mengatakan jika aku seperti monyet yang selalu berteriak sepanjang malam.

Sialan, memang apa salahnya jika melepaskan penat dengan bermain video game? Harusnya dia sudah tahu jika tugas kampus yang menumpuk bisa membuat stres. Dan aku butuh menghilangkan itu dengan caraku sendiri. Memangnya ia tidak pernah berteriak?! Aku ingat sekali saat diam-diam Iseul pernah membawa pacarnya menginap di asrama, dan suara mesumnya menggelegar di kamarku.

Jadi ya sudah, kuhajar dia. Dan setelah pertengkaran berakhir dengan kemenanganku, aku memotretnya yang sudah lemas dengan rambut acak-acakan diikuti diriku yang berpose mengacungkan jari tengah. Dan niatku untuk interview batal sudah. Aku sudah tidak mood untuk melakukannya. Ngomong-ngomong, namaku Lee Tae Ra. Aku mahasiswi jurusan hukum. Dan yang tengah mengobatiku adalah sahabatku sejak SMA, Yeon Areum. Ia mahasiswi jurusan bisnis. Kami kuliah di kampus yang sama, yakni Universitas Seoul.

"Lalu apa tindakanmu selanjutnya? Asrama adalah satu-satunya tempat yang aman untukmu."

"Aku bisa menyewa apartemen."

"Aku yakin tabunganmu tidak akan cukup, Tae Ra."

"Aku akan menjual PS-ku. "

"Tae Ra, caramu mengatur uang sangatlah buruk." Areum menghela napas, mulai kesal. "Percayalah, itu tidak akan berhasil. Kembalilah ke asrama, aku akan ikut denganmu. Atau kau mau tinggal bersamaku saja, di sini?"

Roommate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang