9

249 47 14
                                    

Haiii, happy reading! Jangan lupa vomments yaaa tolong apresiasinya🙃❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii, happy reading! Jangan lupa vomments yaaa tolong apresiasinya🙃❤

.

.

.


Aku pulang dengan mood yang jauh lebih baik. Hyeon sempat memaksa untuk mengantarku pulang. Tapi aku bersikeras menolaknya dengan dalih akan pergi ke apartemen Areum yang tidak jauh dari toko kue. Aku juga membiarkannya pergi lebih dulu, untuk berjaga-jaga agar ia tidak curiga.

Kukira hari ini Seokjin akan pulang larut seperti sebelumnya. Namun saat aku membuka pintu, aroma daging yang dipanggang langsung merebak ke penciumanku diiringi suara sumbangnya yang tengah bernyanyi asal-asalan. Membuat rasa laparku kembali tergugah padahal aku baru saja makan banyak kue. 

Aku segera melangkah masuk, hendak berlari menuju dapur hingga eksistensi seseorang di ruang tengah membuatku berhenti. Yoongi ada di sana, sedang membongkar barang-barang dari backpack yang selalu dibawanya jika datang ke sini. Ia menatapku sejenak tanpa menghentikan kegiatannya. Sementara aku batal menuju dapur dan berniat berbalik untuk segera memasuki kamarku.

Interaksi kami jadi canggung semenjak kejadian itu.

"Ah, waktunya pas sekali. Kau sudah pulang." Seokjin muncul ketika aku hendak berbalik. Ia menatapku sambil menunjuk dapur dengan jari kelingkingnya. "Makan dulu sana. Aku udah memanggang daging."

"Seokjin-ssi, terima kasih. Tapi aku sudah kenyang."

Rasa laparku hilang gara-gara melihat wajah Yoongi. Jadi aku hanya menunduk hormat untuk menghargai tawaran Seokjin. Lantas segera berbalik.

"Yah, masa begitu?! Kau makan apa tadi?"

"Cake."

"Taera, makanmu itu banyak. Cake tidak mungkin membuatmu kenyang."

"Tapi sekarang aku kenyang."

"Yoongi datang dan membawa banyak daging hanwoo untukku. Kami sudah makan tadi. Setelah makan aku rela memanggang daging lagi untukmu, kau tahu itu?!" Seokjin berkacak pinggang. Diam-diam aku melirik Yoongi yang tidak berhenti melakukan kegiatannya. "Cepat makan dulu, dasar tidak sopan."

Haish, Seokjin jadi terdengar seperti Ajumma kalau begini. Malas mendengar omelannya lagi, aku memilih untuk pergi ke dapur dan melihat sepotong daging panggang yang sudah tertata rapi di meja makan. Lengkap dengan sebotol wine dan gelas berkaki panjang. Tumben sekali. Biasanya ia tidak repot-repot menyediakan makan malam dengan banyak effort seperti ini.

Roommate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang