3

336 58 11
                                    

Ada yang masih nunggu cerita ini? Hihihi enjoyyyy💜💖💜💖




Hari pertamaku menjadi pembantu.


Hari pertamaku tinggal bersama idol.


Sore itu aku memilih turun dari mobil dengan kesepakatan akan tinggal dan menjadi pembantu di apartemen Seokjin selama satu minggu. Aku kembali ke asrama untuk membawa barang dan pergi ke tempatnya dengan naik taksi. Aku tidak bertanya lagi soal pacarnya saat itu, karena ia terlihat tidak mau membahasnya. Jadi kurasa semua aman karena Seokjin yang memutuskannya sendiri.

Kemarin malam, saat aku datang pertama kali dengan membawa barangku, Seokjin langsung menyuruhku mencuci bajunya dan bertanya apakah aku bisa masak. Tanpa banyak bicara aku langsung melakukannya dan menjawab bahwa aku lumayan dalam memasak. Dan suaranya yang melengking saat tengah bermain game menemaniku selama mencuci bajunya. Sungguh, suaranya keras sekali.

Kami sempat merundingkan banyak hal. Mulai dari upahku sampai bagaimana caraku untuk menyamarkan diri dari Dispatch atau sasaeng yang mungkin saja mengawasi Seokjin di dekat apartemen ini. Aku memintanya untuk membayarku lebih awal karena aku sudah tidak punya uang lagi. Dan aku bilang padanya bahwa aku pernah tinggal di sini sampai tiga bulan lalu. Jadi kemungkinan besar Dispatch dan sasaeng tidak akan mencurigaiku sebagai orang asing.

Sebenarnya, dengan aku datang dan bisa mengetuk pintu apartemen Seokjin saja sudah cukup menjadi bukti bahwa aku punya akses khusus untuk berada di sini. Maksudku, aku bukan orang jahat. Hannam The Hill adalah apartemen elit dengan tingkat keamanan tinggi. Aku sebagai mantan penghuninya tentu tahu itu. Jadi karena pernah tinggal di sini, aku kenal dengan beberapa petugas keamanan dan bisa masuk dengan mudah. Aku juga sengaja tidak memberi tahu pihak apartemen akan pindah secara permanen. Mereka berpikir aku masih memiliki hak penuh atas unit apartemenku. Jadi tidak mungkin mereka curiga.


Dan akhirnya, diskusi itu berakhir baik.


Ia menyuruhku menyediakan sarapan yang enak hari ini. Aku menyiapkan gyeran mari dan sup kimchi, itu menu sarapan andalanku saat aku masih tinggal di apartemen. Jadi aku cukup handal dalam membuatnya. Aku baru selesai menata makanan yang sudah jadi ke meja makan sebelum Seokjin datang dengan turtle neck merah dan celana tidur sambil membawa botol banana uyu yang kusediakan tadi pagi di dekat pintu kamarnya. Aku menatapnya sambil tersenyum miring, sepertinya tanda-tanda itu masih membekas.


"Yah! Bikin kaget saja." omelnya, terkejut sendiri melihat eksistensiku.


"Selamat makan." aku menunduk hormat seperlunya. Lantas berniat pergi untuk tidur lagi sebelum pergi kuliah.


"Kenapa pergi? Kembali duduk dan makanlah bersama. Dasar tidak sopan."


Aku mendelik, dan dengan terpaksa kembali ke meja makan lalu duduk di depannya. Sementara Seokjin menghabiskan banana uyu dengan tenang sebelum makan sambil melamun menatap jendela. Aku sengaja tidak terlalu banyak bicara untuk mencegah rasa canggung di antara kami dan untuk membuktikan padanya bahwa aku cukup bisa diandalkan sebagai pembantunya dengan tidak bersikap terlalu lancang.

Roommate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang