Hihi iseng update mumpung lagi mood😚
Happy reading!✨.
.
.
Aku menggunakan hak untuk tetap diam.
Ketika pertanyaan-pertanyaan penyidik itu terlontar dengan sangat mengintimidasi, aku tetap diam.
Bukan karena aku menolak pertanyaan-pertanyaan itu, namun semua sudah jelas kebenarannya.
Bahwa aku bersalah.
Penyidik itu menatapku dengan pandangan lelah. Sudah lebih dari satu jam aku terkurung dalam ruang interogasi yang gelap dan terasa mengukung ini. Sejujurnya aku pernah berharap bisa berada di sini, menginterogasi tersangka-tersangka pidana dengan pertanyaan menjebak yang bisa mengecoh mereka. Dan menang saat persidangan.
Aku mengalaminya sekarang.
Namun dengan posisi yang berbeda.
Rasanya ironi sekali. Aku hanya bisa memikirkan seluruh kegagalanku sekarang. Aku merasa tidak berguna. Penyesalan terus menusuk jantungku, mengoyaknya. Membuatku rasanya pengap dan ingin mati. Semua yang kuperjuangkan akhir-akhir ini rasanya tidak akan berhasil. Aku sudah gagal. Karirku, kehidupanku. Semuanya sudah berakhir.
Aku bisa saja melawan dengan argumenku sendiri. Meminta penyidik untuk mengecek CCTV agar mereka tahu siapa yang memulai lebih dulu. Lalu membersihkan namaku dengan dalih pembelaan diri. Namun, apakah itu pantas? Rasanya menjijikkan jika aku menggunakan ilmu yang kupunya untuk lari dari masalah. Semua ini salahku. Dan karenanya, aku sangat membenci diriku sendiri.
"Sekali lagi, kubacakan ini. Luka cakar di lengan bagian kanan sepanjang 7 cm, luka robek di sudut bibir bagian kiri sepanjang 2 cm, memar di dagu, kening, pipi dan pelipis." Penyidik itu kembali bersuara, membaca hasil visum di tangannya. Lalu menatapku sambil menggeleng tak percaya. Suara rendahnya yang penuh dikte membuat nyaliku padam. "Kau benar-benar tega melakukan itu pada tetangga asramamu sendiri?"
Aku hanya bisa menunduk. Mendadak kepalaku pening saat memicu ingatan itu kembali. Penyesalan terus merundungku. Mencekik begitu kuat.
"Aku sangat menyayangkan tindakanmu, Lee Tae Ra." penyidik itu menghela napas. Lalu mengempaskan kertas-kertas di tangannya begitu saja. "Kau mengambil hukum pidana sebagai program studi. Tapi bisa-bisanya kau menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Padahal kau mahasiswi yang pintar."
Aku memejamkan mata dengan kuat. Perkataan penyidik itu benar-benar berhasil menyentil titik paling sensitif dalam diriku.
"Tidakkah itu memalukan? Yah, lihat aku! Kau mencoreng lembaga hukum dengan tindakanmu, kau tahu?! Jangan menganggap ini sebagai kasus kecil!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate ✓
Fanfic[COMPLETED] Ketika Lee Tae Ra berada di titik terendah dalam hidupnya, ia berusaha untuk bangkit dengan caranya sendiri. Gadis itu nyaris kehilangan segalanya semenjak ibunya meninggal dunia, termasuk tempat tinggal. Hingga ia merasa keberuntungan m...