Happy reading!
Bercak merah berukuran sedang kini tercetak dengan jelas di permukaan leherku.
Aku menatap bekas itu dengan nanar.
Di depan cermin.
Seperti orang bodoh.
Kardigan pemberian Yoongi yang hendak kupakai hari ini rasanya tidak berguna lagi. Sial. Rasanya aku tidak ingin pulang dan ingin menenggelamkan diri saja ke laut Jeju. Aku menghela napas, merasakan tubuh yang lemas dan kepala yang masih pening. Efek samping sialan dari alkohol nyatanya masih bersisa bahkan hingga pagi ini.
Aku tidak mau membahas soal semalam.
Aku... haish, bagaimana aku harus menjelaskannya? Tanda di leherku sudah membuktikan bahwa aku... ah, sial! Belum apa-apa wajahku sudah terasa panas saat mengingatnya. Pokoknya, yang kulakukan kemarin malam sangat memalukan. Hal itu bisa terjadi karena pengaruh alkohol. Sungguh. Meski aku masih mengingat kejadian itu dengan jelas seperti potongan film.
Sepertinya aku mulai gila.
"Taera, kau sudah selesai?"
Ketukan pintu terdengar. Seketika wajahku mendadak pucat. Aku segera berlari menuju pintu kamar untuk membukanya dan refleks menutup leherku dengan satu tangan.
"Ah, hampir. Aku hampir selesai."
Seokjin muncul dari celah pintu yang kubuka sedikit. Pria itu terlihat segar dengan hoodie berwarna lilac serta rambut yang basah. Aroma sabun yang segar bisa kucium samar-samar. Sadar melihat keanehanku, ia mendorong pintu lebih lebar lalu melangkah masuk tanpa beban. Kekuatanku yang tengah menahan pintu tentu kalah oleh tenaganya.
"Aku menyiapkan nasi goreng kimchi. Ayo, lebih baik kita sarapan dulu."
"Kau duluan saja. Aku akan selesai sebentar lagi."
"Tidak mau."
Seokjin menggeleng seraya mencebikkan bibirnya. Ia tampak baik-baik saja. Kejadian semalam seakan tidak berpengaruh apa pun pada dirinya. Kurasa ia tidak akan mengingatnya. Aku hanya bisa gelagapan saat menyadari jika Seokjin memakai apron saat ini. Sial. Apa aku pernah mengatakan jika pesona Seokjin bertambah berkali-kali lipat saat mengenakan benda itu? Aku gugup seketika. Tidak tahu harus berbuat apa.
Kejadian semalam terus berputaran di kepalaku.
Tiba-tiba Seokjin mendekat dan aku refleks melangkah mundur. Pria itu tersentak, lalu tanpa ragu ia kembali melangkah seraya mencegahku untuk menjauh dengan satu tangannya. Seketika aku merasa semakin gugup. Kejadian semalam benar-benar membuat semuanya menjadi kacau. Aku tidak bisa bertingkah seperti biasanya. Semua ini mendadak membuatku bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate ✓
Fanfiction[COMPLETED] Ketika Lee Tae Ra berada di titik terendah dalam hidupnya, ia berusaha untuk bangkit dengan caranya sendiri. Gadis itu nyaris kehilangan segalanya semenjak ibunya meninggal dunia, termasuk tempat tinggal. Hingga ia merasa keberuntungan m...