0'25 - SuA

176K 10.3K 640
                                    

WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN COMMENT GUYS!

Sifa sedang duduk nyaman di sofa ruang keluarga ditemani secangkir teh hangat, sore ini ia sedang menunggu suaminya pulang. Sifa mendongak saat mendengar pintu ruangan terbuka, nampak salah satu maid yang ia tahu namanya berjalan masuk.

Lila masuk kedalam ruang keluarga sambil membawa sebuah amplop putih tertulis disana ada tanda pengenal dari rumah sakit.

"Nyonya, ini ada kiriman surat untuk tuan muda Asher." Lila menaruh amplop tersebut diatas meja.

Sifa mengerutkan dahi bingung, ia mengambil surat itu melihatnya dengan seksama. "Siapa yang kirim?"

Lila menggeleng lalu menunduk kembali. "Ojek online yang mengantarnya nyonya, tapi tidak menyebutkan pengirim."

Sifa mengangguk, Lila undur diri dari sana meninggalkan Sifa yang masih bingung. Apakah anak tunggalnya itu sakit? Tapi tidak mungkin pikir Sifa. Ia dengan penasaran membuka surat tersebut, membacanya dengan seksama.

Sampai tiba-tiba Sifa memegang dadanya yang sesak, napasnya seperti habis setelah membaca isi surat tersebut. Air matanya luruh, dan terduduk lemas di sofa. Bertepatan dengan Arga yang baru saja masuk kedalam ruangan, laki-laki itu buru-buru menghampiri sang istri yang terlihat syok berat.

"Hei sayang! Kamu kenapa?" Tanya Arga panik.

Sifa meraung keras didada Arga, meremas kuat kemeja yang digunakan sang suami. Arga mengambil surat yang ada ditangan Sifa dan membacanya. Ia seketika terdiam dan kembali menaruh kertas tersebut. "Tenang oke, kita tanya baik-baik sama Asher, gak mungkin dia pelakunya, kamu percaya dia kan?"

Arga menggiring istrinya keluar dari ruangan.

"Asher ada dirumah?" Tanya Arga pada salah satu maid yang baru saja lewat.

"Ada tuan, tuan muda ada dikamarnya." Jawab maid itu.

Arga segera membawa Sifa yang masih menangis kelantai tiga dimana kamar Asher berada. Sampai didepan pintu kamar, Arga langsung membuka kamar tersebut menampakkan Asher yang baru saja keluar dari walk in closet, sepertinya pemuda itu baru saja selesai mandi, terlihat rambutnya masih basah.

Asher sendiri sedikit terkejut, ia mengerenyit heran melihat Sifa menangis tersedu-sedu seperti itu.

"Mom, mommy kenapa?" Tanya Asher, ia cepat-cepat menghampiri ibunya.

Arga menahan tubuh Asher yang akan menyentuh Sifa. Terlihat juga Sifa menghindar membuat pemuda itu merasa aneh.

"Dad-"

Asher dengan sigap menangkap amplop yang baru saja dilempar oleh Arga. Ia segera membacanya, Asher terkejut melihat isi surat tersebut. "Mom, bukan Asher pelakunya." Pemuda itu meremas kertas tersebut dan membuangnya asal.

Ia menggenggam tangan Sifa. "Mom, trust me." Ucap Asher meyakinkan.

"Tapi itu apa Asher! Jelas-jelas disana tertulis kalo Shine hamil!" Ucap Sifa sedikit berteriak karena ia terlampau kecewa.

"Dia fitnah Asher mom, dad trust me. Daddy tau Asher kan, I can't do that." Arga menatap Asher.

Ia percaya anaknya, Asher tidak mungkin melakukan itu.

Sabila untuk AsherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang